Rasio PDRB Provinsi Jawa Barat dan PDB Nasional Sebelum, Pada
periode sebelum krisis seluruh sektor perekonomian bernilai positif yaitu sebesar 0,25, sedangkan pada saat krisis secara umum memiliki nilai Ri yang negatif. Hal
ini berarti secara keseluruhan kontribusi sektor-sektor perekonomian pada saat krisis, mengalami penurunan terhadap pertumbuhan nasional. Kemudian setelah
krisis hampir seluruh sektor perekonomian bernilai positif meskipun ada satu sektor yang bernilai negatif yaitu sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini
berarti terjadi peningkatan kontribusi masing-masing sektor perekonomian secara nasional baik sebelum maupun setelah krisis ekonomi. Tetapi nilai Ri sebelum
krisis lebih besar daripada setelah krisis yaitu 0,25: 0,16. Periode sebelum krisis, sektor ekonomi yang memiliki nilai Ri terbesar
terdapat pada sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 0,48 dan terendah pada sektor pertanian sebesar 0,08. Hal ini menunjukkan bahwa sektor listrik, gas
dan air bersih memberikan kontribusi sebesar 0,48 terhadap peningkatan pertumbuhan secara nasional. Pada saat krisis tidak semua sektor perekonomian
memiliki nilai Ri yang negatif. Sektor yang memiliki nilai Ri yang positif adalah sektor pertanian 0,04, sektor pertambangan dan penggalian 0,02, sektor
industri pengolahan 0,01 serta sektor listrik, gas dan air bersih 0,30. Hal ini menunjukkan bahwa baik sebelum maupun pada saat krisis, sektor listrik, gas dan
air bersih memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan pertumbuhan secara nasional.
Setelah krisis, sektor yang memiliki nilai Ri tertinggi terdapat pada sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,40. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
pengangkutan dan komunikasi setelah krisis, memberikan kontribusi sebesar 0,40
terhadap peningkatan pertumbuhan secara nasional. Besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi disebabkan proses distribusi
yang semakin baik setelah krisis serta membaiknya jaringan komunikasi hingga ke daerah-daerah terpencil di Indonesia, serta meningkatnya permintaan akan
telepon seluler. Nilai ri sebelum krisis ekonomi secara umum menunjukkan nilai yang
positif, artinya secara umum sektor ekonomi mengalami peningkatan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat, nilai ri menunjukkan
wilayah yang spesifik. Nilai ri terbesar berada pada sektor industri pengolahan sebesar 0,68 sedangkan nilai ri terkecil dan bernilai negatif terdapat pada sektor
pertambangan dan penggalian sebesar -0,03. Nilai ri yang negatif pada sektor pertambangan dan penggalian, menunjukkan bahwa sektor tersebut mengalami
penurunan kontribusi terhadap perekonomian Jawa Barat sebesar 0,03. Besarnya nilai ri pada sektor industri pengolahan disebabkan karena hampir diseluruh
wilayah pembangunan di Jawa Barat, laju pertumbuhan sektor tersebut berkembang pesat dan memiliki daya saing yang baik.
Pada saat krisis ekonomi, hampir seluruh sektor perekonomian memiliki nilai ri yang negatif. Hal ini berarti hampir seluruh sektor perekonomian
mengalami penurunan kontribusi terhadap perekonomian Jawa Barat yaitu sebesar -0,01. Sektor yang memiliki nilai ri negatif yang terbesar diberikan oleh sektor
bangunan yaitu sebesar -0,48, hal ini berarti sektor bangunan mengalami penurunan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Jawa Barat.
Berdasarkan Tabel 5.3, terlihat bahwa setelah krisis ekonomi, hampir seluruh sektor perekonomian memiliki nilai ri yang positif, tetapi ada satu sektor
yang bernilai negatif. Sektor ekonomi yang memiliki nilai ri yang negatif tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar -0,16. Hal ini berarti
kontribusi sektor tersebut mengalami penurunan sebesar 0,16 terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat. Sedangkan nilai ri terbesar terdapat
pada sektor bangunan sebesar 0,40 yang berarti, kontribusi sektor bangunan setelah krisis mengalami peningkatan sebesar 0,40 terhadap pertumbuhan
ekonomi Provinsi Jawa Barat. Besarnya kontribusi tersebut disebabkan oleh membaik bisnis properti dan meningkatnya kepercayaan perbankan dalam hal
penyaluran dana kredit kepada para developer, meningkatnya daya beli masyarakat akan permintaan perumahan serta sarana penunjang ekonomi lainnya
serta meningkatnya jumlah proyek dari pemerintah, swasta maupun perorangan. Hal tersebut merupakan dampak positif yang dirasakan seiring dengan pulihnya
ekonomi dari krisis .