Uji Signifikasi Analisis Angket

4.2.6 Uji Signifikasi

Uji signifikasi ternormalisasi gain digunakan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan berpikir kritis yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji signifikasi peningkatan berpikir kritis antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan uji t dua pihak, yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. Perhitungan uji signifikasi ternormalisasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30. Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikasi Peningkatan Berpikir Kritis Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Rata-rata Dk t hitung t tabel Kriteria Eksperimen 45.23 62 2.02 2.00 Terima Ho jika t hitung t tabel Kontrol 40.41 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada taraf 5 harga t hitung = 2.02 sedangkan harga t tabel = 2.00. Harga t hitung t tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan berpikir kritis yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontol.

4.2.7 Analisis Angket

Instrumen angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pengurangan risiko bencana. Dari analisis data angket, diperoleh rata-rata skor angket sikap siswa kelas eksperimen sebesar 79.06 , sedangkan rata-rata skor angket sikap siswa kelas kontrol sebesar 76.29. Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji normalitas. Hasil uji normalitas pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Setelah diuji normalitas, selanjutnya diuji kesamaan dua varians. Tabel 4.3 menunjukkan kedua kelas mempunyai varians yang sama sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji t sampel berkolerasi dependen. Uji hipotesis ini terdiri dari uji t satu pihak uji t pihak kanan. Berdasarkan Tabel 4.4 disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap pengurangan risiko bencana kelas eksperimen lebih baik dari pada sikap siswa kelas kontrol. Data sikap siswa terhadap pengurangan risiko bencana ditunjukkan Gambar 4.7. Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 32 dan Lampiran 33. Gambar 4.7 Skor Angket Sikap Siswa terhadap pengurangan Risiko Bencana Gambar 4.7 menunjukkan bahwa skor angket sikap siswa terhadap pengurangan risiko bencana kelas eksperimen lebih tinggi daripada skor angket sikap siswa terhadap pengurangan risiko bencana kelas kontrol. 74.5 75 75.5 76 76.5 77 77.5 78 78.5 79 79.5 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 79.06 76.29 Sk or a ngk et sika p s isw a terh adap Peng ur an ga n ris ik o benc ana

4.3 Pembahasan

4.3.1 Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini diteliti melalui instrumen tes dan lembar observasi. Berdasarkan analisis data, rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dari keadaan awal pre-test dan keadaan akhir post-test baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini dapat diketahui dari Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Kemampuan berpikir kritis yang diteliti melalui instrumen tes meliputi menilai, mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan menyimpulkan. Hasil kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diukur dengan menggunakan instrumen tes dapat dilihat pada Gambar 4.3. Dari hasil analisis data post-test, diketahui bahwa berpikir kritis kedua kelas berdistribusi normal. Hal itu sesuai dengan uji normalitas yang ditunjukkan Tabel 4.2. Karena data tersebut berdistribusi normal, hipotesis diuji dengan menggunakan statistik parametris. Setelah diuji normalitas, data tersebut diuji kesamaan varians untuk mengetahui uji t apa yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Karena data tersebut berdistribusi normal dan kedua varians homogen, serta sampel yang diambil berkolerasi dependen, maka pengujian hipotesis ini menggunakan uji t satu pihak yaitu uji t pihak kanan untuk mengetahui apakah berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan berpikir kritis kelas kontrol. Dari hasil analisis data pada Tabel 4.4