Kebakaran Kalor KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

membuat grafik; 9 meminimalkan kesalahan percobaan; 10 mengevaluasi; 11 menganalisis Carin dan Sund 1998:160. Kemampuan berpikir kritis yang diteliti dalam penelitian ini adalah menilai, menyusun hipotesis, menginterpretasi data, mengamati, mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan.

2.7 Kebakaran

Kebakaran merupakan suatu ancaman bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang semakin pesat, risiko terjadinya kebakaran semakin meningkat. Selain itu penduduk yang semakin padat, pembangunan gedung-gedung perkantoran, kawasan pemukiman, industri yang semakin berkembang juga menimbulkan kerawanan terjadi kebakaran. Berdasarkan observasi di Dinas Kebakaran Kota Semarang, berikut adalah data peristiwa kebakaran yang terjadi di Semarang dalam 6 tahun terakhir. Tabel 2.1 Data Kebakaran di Semarang Sumber : Dinas Kebakaran Kota Semarang TAHUN JUMLAH KEBAKARAN KORBAN JIWA TAKSIRAN KERUGIAN Rp Meninggal Dunia Luka Bakar Luka Ringan 2007 234 1 49.026.000.000 2008 204 2 1 13.447.333.647 2009 192 3 6 1 6.752.215.000 2010 110 1 3 12.550.900.000 2011 214 1 2 2 45.409.475.000 2012 255 11 10 8 14.830.000.000 JUMLAH 1209 19 18 15 142.015.923.647 Dilihat dari peristiwa kebakaran, Semarang merupakan kota yang rawan terjadi kebakaran. Dalam 6 tahun terakhir terjadi 1209 peristiwa kebakaran dan frekuensi tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu terjadi sebanyak 255 peristiwa kebakaran. Dari tabel 2.1 dapat dilihat bahwa peristiwa kebakaran menimbulkan kerugian harta benda dan mengancam keselamatan manusia.

2.8 Kalor

Salah satu materi yang dapat diintegrasikan dengan materi pengurangan risiko kebakaran dari hasil pemetaan SK dan KD pada kurikulum pendidikan di SMPMTs adalah materi kalor. Materi ini diajarkan pada siswa kelas VII semester genap. Pada penelitian ini, materi perpindahan kalor dapat dikaitkan dengan proses perambatan api pada peristiwa kebakaran. Dalam peristiwa kebakaran, perpindahan kalor bisa menyebabkan api lebih cepat menjalar. 1 Konduksi Perpindahan panas melalui zat perantara. Panas merambat melalui dinding pemisah ruangan, bagian dinding pada ruangan berikutnya menerima kalor atau panas yang dapat membakar permukaan bendabenda yang terletak pada dinding-dinding tersebut. 2 Konveksi Perpindahan panas dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Panas merambat melalui bagian bangunan yang terbuka seperti tangga dan koridor gang dengan media pengantar udara. 3 Radiasi Perpindahan panas dalam bentuk pancaran. Panas merambat antara ruang dan bangunan yang berdekatan. hal ini akan lebih cepat terjadi jika sebaran api dibantu oleh tekanan udara atau angin kearah bangunan lainnya.

2.9 Kerangka Berpikir