X : Perlakuan dengan model CTL bervisi SETS
Y : Perlakuan dengan model ceramah bervisi SETS
3.4 Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan sesuai alur penelitian seperti gambar 3.1
Gambar 3.1 Alur penelitian Alur penelitian gambar dijelaskan dalam langkah-langkah sebagai berikut:
a Mengambil nilai rapor semester gasal mata pelajaran IPA kelas VII tahun ajaran 20122013.
b Menganalisis rapor dengan melakukan uji homogenitas. c Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
Populasi Uji Homogenitas
Sampel Nilai Raport
semester 1 Kelas Uji Coba
Uji Coba Soal
Instrumen Kelas Eksperimen
Kelas kontrol
Pre-test
Pembelajaran materi kalor dengan model CTL bervisi SETS
Pembelajaran materi kalor dengan model konvensional bervisi SETS
Post-test Analisis
d Memberikan pre-test pada kelas eksperimen dan kontrol. e Melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen dengan model
pembelajaran CTL bervisi SETS f Melaksanakan pembelajaran di kelas kontrol dengan model
pembelajaran konvensional bervisi SETS g Melaksanakan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
h Menganalisis data hasil penelitian.
3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data
3.51 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, surat kabar,
majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya Arikunto, 2006:231. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data mengenai kemampuan awal siswa yang menjadi sampel penelitian, yaitu mengumpulkan daftar nama siswa dan nilai
rapor semester gasal yang selanjutnya dianalisis untuk menentukan homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.52 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa tentang materi kalor. Tes yang digunakan adalah tes bentuk
benar-salah disertai alasan dan tes uraian. Tes ini diujicobakan kepada siswa kelas VIII A kemudian hasil uji coba tersebut dianalisis dengan
validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Teknik analisis uji coba tes sebagai berikut:
3.5.2.1 Validitas Isi
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu
mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur Sudjana, 2009:13. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir
item pertanyaan atau pertanyaan yang dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan
dengan mudah dan sistematis Sugiyono, 2000:272
3.5.2.2 Reliabilitas
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya . Rumus yang
digunakan untuk menghitung reliabilitas tes uraian adalah rumus Alpha sebagai berikut Arikunto, 2002 : 109 :
r = n
n − 1 1 − ∑ σ
σ Keterangan :
r
11
= reliabilitas yang dicari n
= banyaknya items pertanyaan ∑ = jumlah varians skor tiap-tiap items
σ = varians total
Rumus varians skor items Arikunto, 2002 : 110 : ∑
=
∑
∑
Keterangan σ = varians skor tiap items
Xi = jumlah skor tiap item soal n
= banyaknya siswa Rumus varians total Arikunto, 2002 : 111 :
∑ =
∑
Keterangan : σ = varians total
Xt = jumlah subyek n = banyaknya siswa
Hasil perhitungan r
11
dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada tabel.. Apabila r
11
r
tabel
, maka instrument dikatakan reliabel Arikunto, 2002:112.
Berdasarkan analisis soal uji coba, diperoleh r
11
sebesar 0,49 dan untuk banyaknya peserta uji coba 30 dengan taraf kesalahan 5
diperoleh r
tabel
sebesar 0,361 . Karena r
11
r
tabel
maka soal uji coba bersifat reliabel. Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 13.
3.5.2.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk
menganalisis tingkat kesukaran soal uraian adalah sebagai berikut Rusilowati, 2008: 17 :
= dengan
= ℎ
ℎ Kriteria tingkat kesukaran soal adalah :
0 ≤ P ≤ 0,30 soal sukar
0,30 P ≤ 0,70 soal cukup sedang
0,70 P ≤ 1 soal mudah
Hasil analisis uji coba menunjukkan bahwa soal nomor 7, 17 dan
18 merupakan
soal mudah,
soal nomor
1,2,3,4,5,6,810,11,12,13,15,16,19 merupakan soal sedang, dan soal nomor 9, 14, 20 merupakan soal sukar. Perhitungan selengkapnya
dimuat pada lampiran 14.
3.5.2.4 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai
Rusilowati, 2008: 19. Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian, digunakan rumus sebagai berikut:
= −
ℎ Kriteria daya pembeda soal adalah:
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 : soal jelek
0,20 DP ≤ 0,40 : soal cukup baik
0,40 DP ≤ 0,70 : soal baik
0,70 DP ≤ 1,00 : soal sangat baik
Berdasarkan analisis uji coba soal, diketahui bahwa soal nomor 3,7,13,15,20 memiliki kriteria jelek. Soal nomor 6,10,18 memiliki
kriteria soal
cukup baik,
sedangkan soal
nomor 1,2,4,5,8,9,11,12,14,16,17,19 memiliki kriteria soal baik. Perhitungan
selengkapnya dimuat pada lampiran 15.
3.53 Metode Observasi