5 Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Meliputi membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Berikut beberapa jurnal dan hasil penelitian yang mendukung penelitian: Jurnal penelitian dari Dewi Puspita 2012 dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Instruction PBI untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan
Kecamatan Kampar”. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction PBI dapat meningkatkan aktivitas guru
pada siklus I 80 meningkat pada siklus II 92,5. Dengan selisih dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 12,5 poin. Dapat meningkatkan
aktivitas siswa pada siklus I 70 meningkat pada siklus II 90. Dengan selisih dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 20 poin. Hasil belajar
secara klasikal sebelum tindakan dengan rata-rata kelas 61,68, sedangkan pada siklus I dengan rata-rata 76,89 dan meningkat pada silkus II 86,03 Dengan selisih
dari skor dasar ke siklus I sebesar 15,21 poin, serta siklus I ke siklus II sebesar 9,14 poin. Iniberarti bahwa penerapan model problem based instruction dapat
meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan. Penelitian dari Nora Muliyandri 2011 yang berjudul “Penerapan model
pembelajaran problem based introduction PBI untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV di SDN Purwantoro 2 Kota Malang” menunjukkan bahwa
Penerapan model pembelajaran Problem Based introduction PBI pada mata pelajaran IPA materi “Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit” siswa
kelas IV-A SDN Purwantoro 2 Kota Malang pada siklus I mengalami beberapa kendala, baik dialami oleh guru maupun siswa. Akan tetapi pada siklus-siklus
guru maupun siswa berusaha secara maksimal untuk memperbaiki dan meningkatkan cara penerapan model Problem Based introduction PBI pada
proses pembelajarannya. Penerapan model pembelajaran Problem Based introduction PBI terhadap proses belajar siswa kelas IV A SDN Purwantoro 2
Kota Malang dalam pembelajaran IPA materi “Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit” dapat meningkat dari siklus I sampai siklus II. Siswa memperoleh
nilai rata-rata nilai keaktifan pada siklus I sebesar 76,375 meningkat lagi pada siklus II sebesar 86,975. Penerapan model pembelajaran Problem Based
Introduction PBI dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV A SDN Purwantoro 2 Kota Malang dalam pembelajaran IPA
materi “Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit”. Menunjukkan bahwa hasil belajar siswa secara klasikal terjadi peningkatan dari 67,5 pada observasi
awal menjadi 79,24 pada tindakan siklus I. Sedangkan peningkatan rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat menjadi 88,4 sekitar 9,16.
Sedubun, Lisa 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya
meningkatkan pembelajaran IPA menggunakan model Problem Based Instruction PBI siswa kelas IV SDN Madyopuro V Kecamatan Kedungkandang Kota
Malang”, mendeskripsikan bahwa adanya perolehan keberhasilan guru dalam menerapkan model Problem Based Instruction, Pada siklus I pertemuan I jumlah
persentasenya adalah 70, sedangkan pada siklus I pertemuan II meningkat dengan jumlah persentasenya 90, dan pada siklus II pertemuan I nilai yang
didapatkan semakin meningkat, jumlah nilai persentasenya adalah 95, selanjutnya pada pertemuan II sangat mengalami peningkatan dengan jumlah skor
yaitu 20 dan nilai persentasenya adalah 100, sehingga dapat dipahami bahwa proses penerapan PBI mengalami peningkatan. Untuk aktivitas siswa siklus I
pertemuan I jumlah yang diperoleh adalah 198 dengan nilai rata-rata adalah 39,6 sedangkan pada pertemuan II jumlah skor yang didapatkan adalah 290 dengan
nilai rata-rata adalah 58 Pada siklus II pertemuan I semakin meningkat dimana jumlah skor adalah 399 dengan nilai rata-rata adalah 79,8 dan pada pertemuan II
jumlah skor adalah 510 dengan nilai rata-rata adalah 102. Selanjutnya hasil belajar pada pra tindakan jumlah nilai yang didapatkan yaitu 2050 dengan rata-rata nilai
60,29, mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan I dengan jumlah nilai 2275 dan jumlah rata-ratanya adalah 66,91. Selanjutnya pada siklus I pertemuan II
jumlah nilai 2510 dan nilai rata-ratanya adalah 73,82, selanjutnya hasil belajar siswa lebih meningkat pada siklus II dimana pertemuan I nilai yang didapat
adalah 2880 dengan rata-rata nilai adalah 84,70 dan pada siklus II pertemuan II jumlah nilai adalah 3030 dengan nilai rata-rata adadalah 92,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui model
Problem Based Instruction PBI, pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Madyopuro V Kecamatan Kedungkandang Kota Malang dapat berjalan secara
efektif.
Penelitian lainya adalah penelitian yang dilakukan oleh Muna Aditya Fauzul 2012 dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui
Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan permainan Teka-teki Silang pada Siswa Kelas VA SDN Sekaran 01”. Hasil penelitian menunjukkan skor
ketrampilan guru pada siklus I diperoleh 28,5 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II menjadi 35,5 dengan kriteria sangat baik. Sedangkan skor rata-rata
aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I adalah 19,6 dengan kriteria baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 23,6 dengan kriteria sangat baik. Presentase
ketuntasan hasil belajar pada siklus I adalah 66,8 yang meningkat pada siklus II yaitu 85.
Penelitian berikutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wamona 2011 pada siswa kelas IV berjudul
“Penerapan Crossword puzzle untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Aksara Jawa di Kelas III SDN Madyopuro 5
Kecamatan Kedungkandang Kota Malang” menunjukkan bahwa penerapan media Crossword puzzle dapat meningkatkan keterampilan menulis aksara Jawa siswa
kelas III SD Negeri 02 Kwangsan Jumapolo tahun pelajaran 20102011. Peningkatan keterampilan menulis aksara Jawa tersebut dapat dibuktikan dengan
meningkatnya nilai keterampilan menulis huruf Jawa siswa pada setiap siklus yaitu; sebelum tindakan prasiklus nilai rata-rata keterampilan menulis huruf
Jawa siswa 58,2. Sedangkan hasil pembelajaran siswa pada siklus I pertemun pertama memperoleh presentasi rata-rata kelas 56.6, sedangkan pada pertemuan
II memperoleh presentase rata-rata kelas 69, pada siklus II pertemuan I
memperoleh presentase rata-rata kelas 74.86 sedangkan pada pertemuan II memperoleh presentase rata-rata kelas dengan peningkatan 85.95 .
Dari jurnal dan hasil penelitian tersebut, dapat dijadikan pendukung pada penelitian tindakan kelas ini.
2.3 KERANGKA BERPIKIR