Ruang Lingkup Waktu Ruang Lingkup Materi Epidemiologi Pneumonia

pendapatan keluarga, biaya berobat, motivasi ibu, pemanfaatan pelayanan kesehatan, dukungan keluarga, peran petugas kesehatan. 1.6.Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1. Ruang Lingkup Tempat Ruang lingkup penelitian ini bertempat di Puskesmas Gubug I Kabupaten Grobogan.

1.6.2. Ruang Lingkup Waktu

Pengambilan data dilakukan pada tahun 2014-2015 sampai dengan bulan Maret dan penelitian ini dilakukan dalam pada tahun 2015.

1.6.3. Ruang Lingkup Materi

Dalam penelitian ini materi termasuk dalam ilmu kesehatan masyarakat dalam bidang epidemiologi dan materi dibatasi pada kepatuhan kunjungan ulang yang dilakukan oleh ibu balita penderita pneumonia. 14

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru alveoli yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat danatau kesukaran bernafas. Pneumonia sering terjadi pada balita usia 0-5 tahun. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan faktor penyebabnya. Lingkungan, status imun, dan usia anak, ketiganya merupakan faktor terpenting dari penyebab penyakit pneumonia James Ashwill, 2007. Infeksi pada pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan malnutrisi, gangguan imunologi Ditjen P2PL, 2012. Definisi lain menyebutkan bahwa pneumonia adalah penyakit saluran pernafasan akut dengan perhatian khusus pada radang paru, dan bukan penyakit telinga dan tenggorokan Widoyono, 2008:155. Peradangan tersebut mengakibatkan jaringan pada paru terisi oleh cairan dan tak jarang yang menjadi mati dan timbul abses. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak dengan ciri-ciri adanya demam, batuk disertai nafas cepat takipnea atau nafas sesak. Pneumonia pada anak juga seringkali bersamaan dengan terjadinya infeksi akut pada bronkus atau disebut dengan bronkopneumonia Ditjen P2PL, 2012.

2.1.2. Epidemiologi Pneumonia

Menurut UNICEF dan WHO tahun 2006, pneumonia merupakan pembunuh anak paling utama yang terlupakan major “forgotten killer of children”. Pneumonia merupakan penyebab kematian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan total kematian akibat AIDS, malaria, dan campak. Setiap tahun, lebih dari 2 juta anak meninggal karena pneumonia, berarti 1 dari 5 orang balita meninggal di dunia. Pneumonia merupakan penyebab kematian yang paling sering, terutama di negara dengan angka kematian tinggi. Hampir semua kematian akibat pneumonia 99,9, terjadi di negara berkembang dan kurang berkembang least developed. Jumlah kematian tertinggi terjadi di daerah Sub Sahara yang mencapai 1.022.000 kasus per tahun dan di Asia Selatan mencapai 702.000 kasus per tahun. Diperkirakan setiap tahun lebih dari 95 kasus baru pneumonia terjadi di negara berkembang. Menurut laporan WHO, lebih dari 50 kasus pneumonia berada di Asia Tenggara dan Sub-Sahara Afrika. Dilaporkan pula bahwa tiga per empat kasus pneumonia pada balita di seluruh dunia berada di 15 negara. Indonesia merupakan salah satu diantara ke 15 negara tersebut dan menduduki tempat ke-6 dengan jumlah kasus sebanyak 6 juta penderita. Penelitian kesehatan dasar Riskesdas tahun 2013, pneumonia menduduki tempat ke-2 sebagai penyebab kematian bayi dan balita setelah diare dan menduduki tempat ke-3 sebagai penyebab kematian pada neonatus. Penelitian yang dilakukan di Pulau Lombok tahun 2005 sampai 2009 mendapatkan hasil bahwa kejadian pneumonia pada anak usia kurang dari 2 tahun adalah sebesar 30,433 per 100.000 anaktahun, kejadian pneumonia Hib adalah 894 per 100.000 anaktahun, dan kematian anak karena pneumonia Hib adalah 92100 anaktahun Kartasasmita, 2010.

2.1.3. Etiologi Pneumonia