Hubungan Sikap Ibu dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang

Mulyana, 2012 yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan juga berdampak besar dalam kejadian pneumonia. Pengetahuan ibu tentang kuman atau praktik pelayanan yang bersih dan sehat, atau mengetahui lebih jauh tentang penyakit pneumonia balita, upaya dalam penekanan angka kesakitan dan kematian akan lebih berhasil. Menurut penelitian di lapangan, ditemukan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah 72,9 tidak patuh dalam melakukan kunjungan ulang, sedangkan responden dengan pengetahuan tinggi 72,2 cenderung untuk lebih patuh dan hanya ada 27,8 responden berpendidikan tinggi yang tidak patuh. Hal tersebut dikarenakan responden yang berpengetahuan tinggi lebih memahami penyakit yang diderita anaknya serta tahu bagaimana pengobatan pneumonia yang benar dan bahayanya apabila tidak melakukan kunjungan ulang. Patuhnya responden dengan pendidikan tinggi juga terjadi karena tingginya motivasi untuk melakukan kunjungan ulang yang ada dalam dirinya, hal ini ditandai dengan 81 responden berpendidikan tinggi memiliki motivasi yang tinggi pula untuk melakukan kunjungan ulang. Berdasarkan hal tersebut, dapat dijadikan dasar mengenai pentingnya meningkatkan pengetahuan tentang pneumonia terutama kunjungan ulang setelah pengobatan antibiotika pada balita yang dapat dilakukan dengan penyuluhan program intensif kepada masyarakat khusunya ibu.

5.1.6. Hubungan Sikap Ibu dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang

Sikap merupakan faktor penentu perilaku karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Dengan demikian sikap merupakan faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku Gibson, 1998. Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu obyek, kehidupan emosional, atau evaluasi terhadap suatu obyek, kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh, dalam penetuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting. Ibu yang tahu akan pentingnya kunjungan ulang akan selalu patuh untuk melakukannya demi perkembangan kesehatan anaknya Notoatmodjo, 2003. Menurut Restikawati 2006, sikap dikatakan sebagai respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Sikap mempunyai empat komponen, yaitu kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu obyek, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek, serta kecenderungan untuk bertindak. Keempat komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh, dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, berpikir, dan emosi memegang peranan yang penting. Analisis bivariat antara sikap ibu dengan kepatuhan kunjungan ulang menggunakan uji fisher didapatkan hasil p-value sebesar 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan kepatuhan kunjungan ulang di Puskesmas Gubug I. Nilai Prevelence RatioPR=3,8 PR1 artinya ibu yang memiliki sikap kurang berisiko sebesar 4 kali untuk melakukan kunjungan ulang dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mulyana 2012 yang menyatakan bahwa sikap ibu juga berdampak besar dalam kejadian pneumonia. Hal ini karenakan responden yang dinyatakan patuh lebih banyak 86,4 adalah ibu yang memiliki sikap yang tinggi. Sama halnya dalam penelitian Mulyana 2012, pada penelitian ini responden yang patuh juga lebih banyak adalah ibu yang memiliki sikap yang tinggi 84,4. Ada hubungan antara sikap ibu dengan kepatuhan kunjungan ulang dikarenakan sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek Notoatmodjo, 2003:130. Sikap tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Seringkali seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

5.1.7. Hubungan Motivasi Ibu dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang