Hubungan Motivasi Ibu dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang

Ada hubungan antara sikap ibu dengan kepatuhan kunjungan ulang dikarenakan sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek Notoatmodjo, 2003:130. Sikap tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Seringkali seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

5.1.7. Hubungan Motivasi Ibu dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang

Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berperilaku. Hubungan antara motivasi dengan kepatuhan karena motivasi merupakan kondisi internal manusia seperti keinginan dan harapan yang mendorong individu untuk berperilaku agar mencapai tujuan yang dikehendakinya. Semakin dekat dengan tujuan maka semakin kuat motivasi seseorang karena motivasi dapat menimbulkan semangat untuk mempercepat pencapaian kepuasan . Notoatmodjo, 2007. Analisis bivariat antara motivasi ibu dengan kepatuhan kunjungan ulang menggunakan uji fisher didapatkan hasil p-value sebesar 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi ibu dengan kepatuhan kunjungan ulang di Puskesmas Gubug I. Nilai Prevelence RatioPR=0,15 PR1 artinya motivasi merupakan faktor pendorong kepatuhan kunjungan ulang ibu balita pneumonia. Ada hubungan antara motivasi ibu dengan kepatuhan kunjungan ulang dikarenakan sebagian besar motivasi ibu adalah tinggi sebesar 75 . Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekarini 2011 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat motivasi dengan tingkat kepatuhan kunjungan ulang pneumonia dengan nilai p=0,001. Hal ini karenakan responden yang dinyatakan patuh lebih banyak 86 adalah mereka yang memiliki motivasi yang tinggi. Sama halnya dalam penelitian Ekarini 2011, pada penelitian ini responden yang patuh juga lebih banyak adalah responden yang memiliki motivasi yang tinggi 75,6. Menurut penelitian di lapangan responden dengan motivasi rendah 44,4 tidak patuh dalam melakukan kunjungan ulang, sedangkan responden dengan motivasi tinggi 55,6 akan patuh dalam melakukan kunjungan ulang pneumonia. Dapat disimpulkan bahwa motivasi yang tinggi membuat seseorang untuk lebih patuh dalam melakukan kunjungan ulang. Tingginya motivasi dalam penelitian ini dipengaruhi oleh dorongan dari keluarga, karena 85 responden dengam motivasi tinggi adalah mereka yang menerima dukungan yang baik dari keluarganya. Motivasi yang tinggi terbentuk karena adanya hubungan antara dorongan, tujuan, dan kebutuhan untuk sembuh. Perolehan informasi dapat memberikan motivasi ibu untuk melakukan tindakan dalam penanganan pnemonia terutama dalam melakukan kunjungan ulang.

5.1.8. Hubungan Biaya Pengobatan dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang