Berdasarkan  penelitian  di  lapangan,  ditemukan  bahwa  dari  16  responden  yang melakukan kunjungan ulang secara berbayar, sebanyak 15 responden 48,1 patuh
melakukan kunjungan ulang dan dari 29 responden yang melakukan kunjungan ulang secara  gratis,  sebanyak    13  responden  43,8  patuh  melakukan  kunjungan  ulang.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara biaya pengobatan dengan kepatuhan melakukan  kunjungan  ulang.  Besarnya  biaya  yang  dikeluarkan  untuk  pengobatan
bagi ibu dengan tingkat pendapatan keluarga yang rendah dapat menjadi penghambat bagi  ibu  tersebut  untuk  membawa  balitanya  yang  sakit  pnemonia  untuk  melakukan
kunjungan  ulang  ke  tempat  pelayanan  kesehatan.  Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat Safarino  yang  menyatakan  bahwa  salah  satu  faktor  penghambat  tidak  datangnya  ke
tempat  pelayanan  kesehatan  adalah  pertimbangan  biaya  berobat  Wuryaningsih, 2000.
5.1.9. Hubungan  Akses  Pelayanan  Kesehatan  dengan  Kepatuhan  Kunjungan
Ulang
Keterjangkauan  akses  ke  pelayanan  kesehatan  adalah  mudah  atau  sulitnya seseorang  untuk  mencapai  tempat  pelayanan  kesehatan.  Niven  2002  menyatakan
bahwa  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  kepatuhan  kunjungan  ulang  adalah faktor  yang  mendukung  enabling  factor,  yang  terdiri  atas  tersedianya  fasilitas
kesehatan,  kemudahan  untuk  menjangkau  sarana  kesehatan,  serta  keadaan  sosial ekonomi dan budaya. Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas,
rumah  sakit,  dan  sebagainya,  seringkali  kesalahan  atau  penyebabnya  dilemparkan pada  faktor  akses  ke  pelayanan  kesehatan  baik  itu  akses  tempuh  dan  jarak  ke
fasilitas kesehatan. Keterjangkauan akses yang dimaksud dalam penelitian ini dilihat dari  segi  jarak,  waktu  tempuh,  dan  kemudahan  transportasi  untuk  mencapai
pelayanan  kesehatan.  Semakin  jauh  jarak  rumah  pasien  dari  tempat  pelayanan kesehatan  dan  sulitnya  transportasi,  maka  akan  berhubungan  dengan  kepatuhan
kunjungan ulang. Analisis bivariat antara akses pelayanan kesehatan dengan kepatuhan kunjungan
ulang  menggunakan  uji  chi-square  didapatkan  hasil  p-value  sebesar  0,973.  Hasil tersebut  menunjukkan  bahwa  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  akses
pelayanan  kesehatan  dengan  kepatuhan  kunjungan  ulang  di  Puskesmas  Gubug  I. Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Annisa  2013
yang  menyatakan  tidak  ada  hubungan  antara  keterjangkauan  pelayanan  kesehatan dengan  kepatuhan  kunjungan  ulang  di  Puskesmas  p=0,063.  Hal  ini  dikarenakan
responden  yang  mudah  menjangkau  tempat  pelayanan  kesehatan  dan  patuh melakukan kunjungan ulang sebanyak 13 orang 20, sedangkan yang tidak mudah
menjangkau  tempat  pelayanan  kesehatan  namun  patuh  melakukan  kunjungan  ulang sebanyak  15  orang  45,2.  Dapat  dikatakan  orang  yang  tidak  mudah  menjangkau
tempat  pelayanan  kesehatan  justru  lebih  patuh  dibandingkan  dengan  orang  yang mudah menjangkau tempat pelayanan kesehatan.
Menurut  hasil  penelitian  di  lapangan  menunjukan  tidak  ada  hubungan  antara akses pelayanan kesehatan dengan kepatuhan kunjungan ulang dikarenakan sebagian
besar akses pelayanan kesehatan responden memiliki akses yang sama, yaitu kurang baik  sebesar  75  ,  sehingga  meskipun  jarak  dan  akses  ke  pelayanan  kesehatan
mudah  namun  mereka  merasa  jenuh  dalam  melakukan  kunjungan  ulang,  sehingga mereka akan datang untuk berobat jika anaknya merasakan sakit kembali.
5.1.10. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang