Ada  hubungan  antara  motivasi  ibu  dengan  kepatuhan  kunjungan  ulang dikarenakan sebagian besar motivasi ibu adalah tinggi sebesar 75 . Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekarini 2011  yang menunjukkan bahwa  ada  hubungan  antara  tingkat  motivasi  dengan  tingkat  kepatuhan  kunjungan
ulang  pneumonia  dengan  nilai  p=0,001.    Hal  ini  karenakan  responden  yang dinyatakan  patuh  lebih  banyak  86  adalah  mereka  yang  memiliki  motivasi  yang
tinggi.  Sama  halnya  dalam  penelitian  Ekarini  2011,  pada  penelitian  ini  responden yang patuh juga lebih banyak adalah responden yang memiliki motivasi yang tinggi
75,6. Menurut  penelitian  di  lapangan  responden  dengan  motivasi  rendah  44,4
tidak  patuh  dalam  melakukan  kunjungan  ulang,  sedangkan  responden  dengan motivasi  tinggi  55,6  akan  patuh  dalam  melakukan  kunjungan  ulang  pneumonia.
Dapat  disimpulkan  bahwa  motivasi  yang  tinggi  membuat  seseorang  untuk  lebih patuh  dalam  melakukan  kunjungan  ulang.  Tingginya  motivasi  dalam  penelitian  ini
dipengaruhi  oleh  dorongan  dari  keluarga,  karena  85  responden  dengam  motivasi tinggi adalah mereka yang menerima dukungan yang baik dari keluarganya. Motivasi
yang  tinggi  terbentuk  karena  adanya  hubungan  antara  dorongan,  tujuan,  dan kebutuhan untuk sembuh. Perolehan informasi dapat memberikan motivasi ibu untuk
melakukan  tindakan  dalam  penanganan  pnemonia  terutama  dalam  melakukan kunjungan ulang.
5.1.8. Hubungan Biaya Pengobatan dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang
Faktor biaya memiliki peran yang penting untuk mempengaruhi kepatuhan pada pasien  hipertensi  dalam  melakukan  pengobatan  Pujiyanto,  2008:143.  Adanya
keringanan  dari  segi  pembiayaan  inilah  yang  memungkinkan  pasien  untuk  tetap
patuh melakukan kunjungan ulang secara rutin, meskipun tanpa adanya keikutsertaan asuransi kesehatan Notoatmodjo, 2000.
Analisis  bivariat  antara  biaya  pengobatan  dengan  kepatuhan  kunjungan  ulang menggunakan  uji  fisher  didapatkan  hasil  p-value  sebesar  0,001.  Hasil  tersebut
menunjukkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  biaya  pengobatan dengan  kepatuhan  kunjungan  ulang  di  Puskesmas  Gubug  I.  Nilai  Prevelence
RatioPR=0,113  PR1  artinya  biaya  pengobatan  merupakan  faktor  pendorong kepatuhan kunjungan ulang ibu balita pneumonia.
Ada  hubungan  antara  biaya  pengobatan  dengan  kepatuhan  kunjungan  ulang dikarenakan sebagian besar pengobatan  yang dilakukan adalah  gratis sebesar 75  .
Sebagian besar pasien yang berobat di puskesmas adalah gratis dengan menggunakan kartu jaminan kesehatan dari pemerintah BPJS dan Jamkesmas. Selain itu, dengan
menggunakan  KTP  biaya  pengobatan  untuk  melakukan  kunjungan  ulang  juga  tidak dipungut biaya.
Hasil penelitian ini diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Su-Jin Cho 2014 yang  menyatakan  bahwa  biaya  berobat  dengan  asuransi  kesehatangratis  dan  tanpa
asuransi  kesehatanberbayar  berhubungan  dengan  ketidakpatuhan  melakukan kunjungan  ulang  di  pelayanan  kesehatan  di  Korea.  Dalam  penelitianya  sebanyak
91  responden  memiliki  melakukan  kunjungan  ulang  secara  gratis,  sedangkan  9 melakukan kunjungan ulang secara berbayar. Sama halnya dengan penelitian Su-Jin
Cho  2014,  pada  penelitian  ini  juga  ditemukan  bahwa  responden  yang  melakukan kunjungan  ulang  secara  gratis  akan  lebih  patuh  85  melakukan  kunjungan  ulang
dibandingkan dengan responden yang tidak patuh 15.
Berdasarkan  penelitian  di  lapangan,  ditemukan  bahwa  dari  16  responden  yang melakukan kunjungan ulang secara berbayar, sebanyak 15 responden 48,1 patuh
melakukan kunjungan ulang dan dari 29 responden yang melakukan kunjungan ulang secara  gratis,  sebanyak    13  responden  43,8  patuh  melakukan  kunjungan  ulang.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara biaya pengobatan dengan kepatuhan melakukan  kunjungan  ulang.  Besarnya  biaya  yang  dikeluarkan  untuk  pengobatan
bagi ibu dengan tingkat pendapatan keluarga yang rendah dapat menjadi penghambat bagi  ibu  tersebut  untuk  membawa  balitanya  yang  sakit  pnemonia  untuk  melakukan
kunjungan  ulang  ke  tempat  pelayanan  kesehatan.  Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat Safarino  yang  menyatakan  bahwa  salah  satu  faktor  penghambat  tidak  datangnya  ke
tempat  pelayanan  kesehatan  adalah  pertimbangan  biaya  berobat  Wuryaningsih, 2000.
5.1.9. Hubungan  Akses  Pelayanan  Kesehatan  dengan  Kepatuhan  Kunjungan