geografi hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa akhir semester satu mata pelajaran geografi di kelas X yaitu sebesar 7,15 dengan nilai
ketuntasan minimal KKM sebesar 7,3 Data Sekunder SMA Negeri 3 Temanggung, 2012.
Bertolak dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti berinisiatif melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Kooperatif Sebagai Inovasi Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 3 Temanggung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengembangan LKS berbasis kooperatif materi
tektonisme dan gempa bumi layak sebagai bahan ajar dalam pembelajaran geografi?
2. Bagaimanakah perbedaan hasil belajar kognitif dan afektif antara siswa
yang menggunakan LKS berbasis kooperatif dengan siswa yang menggunakan LKS konvensional pada materi tektonisme dan gempa
bumi pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 3 Temanggung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dirumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kelayakan LKS berbasis kooperatif materi tektonisme
dan gempa bumi sebagai bahan ajar dalam pembelajaran geografi. 2.
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kognitif dan afektif antara siswa yang menggunakan LKS berbasis kooperatif dengan siswa yang
menggunakan LKS konvensional pada materi tektonisme dan gempa bumi pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 3 Temanggung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan penggetahuan bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya pengembangan produk bahan ajar.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
a. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Memberikan masukan dalam perbaikan sistem pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah khususnya pada pengembangan produk
LKS di Kabupaten Temanggung.
b. Bagi sekolah
Memberikan masukan kepada kepala sekolah tentang manfaat dari bahan ajar inovatif dan kreatif khususnya bahan ajar berupa LKS
berbasis kooperatif.
c. Bagi guru
1 Memberikan masukan kepada guru bahwa pembelajaran
menggunakan LKS berbasis kooperatif sebagai bahan ajar dapat dipakai pada saat proses pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran geografi. 2
Memberikan motivasi kepada guru untuk dapat mengembangkan keprofesionalan dan kreatifitasnya dalam mengembangkan bahan
ajar yang ada sehingga tidak monoton dan konvensional dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
d. Bagi siswa
1 Memberikan kemampuan siswa dalam mengembangkan
penggetahuan yang dimilikinya khususnya pada mata pelajaran geografi dengan menggunakan LKS berbasis kooperatif sebagai
bahan ajar. 2
Dalam proses pembelajaran tercipta suasana yang menyenangkan, dimana siswa dapat lebih menyerap materi yang diberikan, dapat
berkelompok mendiskusikan tentang materi yang diterimanya dan tercipta suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan sehingga
hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
E. Penegasan Istilah
1. Pengembangan
Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, Brog and Gall
dalam Setyosari, 2010:215. Pengembangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah proses atau usaha mengembangkan LKS yang sudah
ada di sekolah dengan LKS yang lebih inovatif. LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKS berbasis kooperatif sebagai bahan ajar
mata pelajaran geografi di SMA Negeri 3 Temanggung. Tujuan dari pengembangan LKS berbasis kooperatif ini adalah untuk mendapatkan
inovasi produk bahan ajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran geografi kelas X di SMA Negeri 3 Temanggung.
2. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkingkan siswa untuk belajar Prastowo, 2011:45. Bahan ajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
bahan ajar LKS berbasis kooperatif yang menitikberatkan pada pembelajaran kelompok, yang bertujuan untuk membantu guru dalam
menyampaikan materi tektonisme dan gempa bumi dalam pembelajaran geografi.
3. LKS berbasis kooperatif
LKS berbasis kooperatif adalah salah satu bahan ajar cetak yang di dalamnya berisi sejumlah materi dan lembar tugas yang berhubungan
dengan mata pelajaran geografi. LKS berbasis kooperatif ini menuntut siswa aktif dengan membentuk suatu kelompok kecil dalam kelas.
Sehingga terjalin suatu kerja sama antar anggota kelompok. Materi
tektonisme dan gempa bumi yang disajikan dalam LKS berbasis kooperatif ini sebagian besar berisi lembar kerja yang bersifat kelompok
dan dilengkapi dengan petunjuk mengerjakan soal. Siswa dalam kerja kelompok dituntut untuk berfikir kritis untuk memecahkan suatu
permasalahan tertentu dan pada akhir kegiatan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
4. LKS konvensional
LKS konvensional adalah salah satu bahan ajar cetak yang di dalamnya berisi sejumlah materi dan lembar tugas yang berhubungan
dengan mata pelajaran geografi. Materi tektonisme dan gempa bumi yang disajikan dalam LKS konvensional ini tidak menarik dan berisi sebagian
besar materi yang bersifat tertulis sehingga mengakibatkan timbulnya verbalisme dalam pembelajaran yang akan di lakukan. LKS konvensional
juga tidak merangsang siswa untuk berfikir kritis terhadap permasalahan yang sedang dihadapi sehingga siswa juga terkesan pasif mengikuti
kegiatan pembelajaran. 5.
Pembelajaran geografi Geografi adalah ilmu yang mengkaji tentang persamaan dan
perbedaan fenomena-fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan, kelingkungan dalam konteks keruangan Daldjoeni,
1991:24. Dalam penelitian ini mata pelajaran geografi yang dimaksud adalah mata pelajaran geografi yang ada dalam kurikulum KTSP kelas
X di SMA Negeri 3 Temanggung. Standart Kompetensi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar adalah menganalisis dinamika dan
kecenderungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan muka bumi dengan materi tektonisme dan gempa
bumi. 6.
Hasil Belajar Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan
aktivitas belajar. Hasil belajar pada penelitian ini meliputi hasil belajar kognitif dan afektif. Hasil belajar kognitif pada penelitian ini lebih
diarahkan ke aspek analisis analysis yaitu siswa mampu mengamati dan menganalisa gejala-gejala geografi yang terdapat di lingkungan
sekitar. Hasil belajar afektif lebih diarahkan ke aspek penanggapan dengan mengacu pada partisipasi aktif siswa di dalam kelas bertanya,
menjawab pertanyaan, cakap dalam berkomunikasi antar teman.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Definisi Belajar
Whittaker dalam Darsono 2000:4 mengungkapkan bahwa belajar adalah proses yang menimbulkan perubahan perilaku melalui
pengalaman atau latihan. Belajar menurut Winkel dalam Darsono 2000:4, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan nilai sikap suatu individu. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar mencakup segala sesuatu
yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,
tujuan, kepribadian, dan persepsi seseorang Anni, 2007:82. Unsur- unsur belajar antara lain: siswa, rangsangan stimulus, memori dan
respon. Anni 2007:82 menyatakan bahwa konsep belajar mengandung
tiga unsur utama, yaitu: a.
Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku Seseorang yang telah mengalami proses belajar akan
mempunyai perbedaan dalam perilakunya, contoh seseorang dapat menulis, membaca dan berhitung.