5 Gerakan kompleks complex overt response, berkaitan dengan
kemahiran kinerja dari tindakan motorik gerak yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks.
6 Penyesuaian adaptation, berkaitan dengan keterampilan yang
dikembangkan sangat baik sehingga siswa dapat memodivikasi pola-pola gerakan sesuai dengan persyaratan baru atau ketika
menemui masalah baru. 7
Kreativitas originality, mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau
masalah-masalah tertentu. Hasil dari ini adalah menciptakan keterampilan baru yang benar-benar telah dikembangkan.
B. Pembelajaran
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa tersebut memperoleh kemudahan Briggs
dalam Rifa’i, 2010:191. Rifa’i 2010:205 menyebutkan definisi pembelajaran dari beberapa aliran antara lain:
1. Aliran Behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru membentuk
tingkah laku yang diingikan dengan menyediakan rangsangan stimulus. Agar terjadi hubungan stimulus dan respon tingkah laku yang
diinginkan maka perlu adanya latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah atau penguatan.
2. Aliran Kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa
yang sedang dipelajari. Pada pembelajaran ini menekankan pada kemampuan kognisi mengenal pada individu yang belajar.
3. Aliran Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan
materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya mengaturnya menjadi suatu gestalt pola
bermakna. Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi mengorganisir potensi yang terdapat dalam diri siswa.
4. Aliran Humanistik, pembelajaran adalah suatu usaha memberikan
kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuanya.
C. Pembelajaran Geografi
Suharyono 1989:65 mendefinisikan pengajaran geografi sebagai pengajaran tentang objek studi geografi yaitu muka bumi, sebagian atau
seluruhnya sebagai satu kebulatan dengan hakekat dan sasaran geografi meliputi kebulatan hubungan manusia dengan lingkungan, wilayah, sebagai
hasil interaksi, asosiasi, integrasi dan differensiasi unsur-unsur ilmiah dan manusia dalam ruang tertentu di permukaan bumi.
Penggetahuan geografis juga dibutuhkan untuk membentuk suatu sikap global unity yaitu merasa sama-sama memiliki satu dunia sebagai dasar
untuk bersikap yang tetap terhadap kemajuan ataupun penderitaan manusia, seperti bencana kelaparan, prasangka ras, dan perpecahan agama Daldjoeni,
1991:24.
Tujuan umum dari pengajaran geografi di sekolah yaitu: 1.
Mengembangkan cara berfikir untuk dapat melihat dan memahami interaksi dan interelasi gejala-gejala fisis maupun sosial dalam konteks
keruangan. 2.
Menanamkan kesadaran bermasyarakat dan kesadaran akan keTuhanan Yang Maha Esa.
3. Mengembangkan ketrampilan deskripsi, membuat peta dan membuat
komparasi wilayah. 4.
Memupuk kemitraan ekologi dan kesadaran akan perlunya keseimbangan potensi wilayah Suharyono, 1989: 66.
D. Kompetensi Dasar Tektonisme dan Gempa Bumi