1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan saat ini merupakan faktor penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka dari itu pemerintah Indonesia
memprioritaskan pendidikan sebagai salah satu elemen terpenting dalam bidang pembangunan. Kesungguhan pemerintah dalam meningkatkan
pendidikan di Indonesia tercermin pada UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2 yang berbunyi setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya. Kebijakan pemerintah mewajibkan pendidikan dasar bagi warga negara Indonesia adalah untuk meningkatan
mutu dan kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan indikator yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional. Sumber daya manusia berperan dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, dimana dengan kecakapan dan kemampuan
intelektualnya diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia untuk unggul di beberapa bidang.
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan. Tujuan pendidikan pada dasarnya
mengantarkan siswa menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu
dan makhluk sosial. Guru melalui kegiatan belajar mengajar berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Tujuan pengajaran adalah kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari
kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran Sudjana, 2009:1.
Geografi merupakan ilmu yang mengkaji suatu persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan,
kelingkungan dalam konteks keruangan Daldjoeni, 1991:24. Geografi merupakan salah satu ilmu yang diajarkan dalam pembelajaran di sekolah-
sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa mengenali dan memahami gejala geosfer dalam kaitannya dengan keruangan dan
kewilayahan. Mengembangkan sikap tanggap dalam menghadapi permasalahan yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh lingkungan
ataupun interaksi manusia dengan lingkungan. Seorang guru harus sadar dalam mengembangkan pembelajaran geografi, dimana geografi tidak hanya
kumpulan teori, fakta dan konsep, tetapi ilmu geografi merupakan kumpulan proses yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan dalam kehidupan nyata.
Strategi guru dalam mengajar pembelajaran geografi sebagian besar adalah strategi yang menuntut siswa aktif dan berfikir lebih mendalam dalam
hal memahami suatu materi geografi. Guru dalam mengajar suatu materi geografi juga memerlukan suatu bahan ajar. Aspek mendasar yang sering
dihadapi seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau
menentukan bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Hal lain yang menjadi masalah dalam
pembelajaran adalah ada kecenderungan bahan ajar yang dititikberatkan pada satu buku. Bahan ajar yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
siswa terhadap materi yang akan diberikan dalam proses pembelajaran seperti penggunaan multimedia, video, film dan ensiklopedia. Kenyataan di lapangan
guru hanya memiliki bahan ajar yang berupa buku pegangan guru dan satu LKS yang serupa dimiliki oleh siswa. Upaya perbaikan proses pembelajaran
terletak pada tanggung jawab guru, sehingga pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa secara benar.
Pemilihan bahan ajar harus mendukung kegiatan pembelajaran agar dapat menambah motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
khususnya mata pelajaran geografi. Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga
tercipta lingkungan atau suasana yang memungkingkan siswa untuk belajar. Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS. LKS merupakan
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang didalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas berupa teori atau tugas praktikum. Penggunaan LKS sebagai bahan ajar diharapkan dapat menyajikan materi dan lembar kerja siswa secara
keseluruhan dan sistematis sehingga meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar.
Lembar kerja siswa LKS yang digunakan siswa untuk belajar adalah LKS yang masih bersifat konvensional. LKS konvensional yang dimiliki
siswa digunakan untuk panduan mereka belajar dalam satu semester. Hal ini sebabkan karena pihak sekolah mewajibkan siswa untuk memiliki LKS
sebagai bahan ajar untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Siswa menganggap bahwa LKS merupakan satu-satunya panduan
mereka dalam belajar, dengan sudah memiliki LKS mereka tidak harus memiliki buku referensi lain seperti handout, ensiklopedi dan sumber belajar
lain yang relevan. Hasil observasi terhadap LKS konvensional menunjukkan jika LKS
yang dimiliki siswa bermutu rendah dan tidak menggunakan pembelajaran aktif sehingga siswa hanya pasif menunggu perintah guru untuk melakukan
sesuatu tanpa ada inisiatif dari siswa sendiri. Hal ini terlihat pada isi LKS yang dimiliki siswa, yang mana didalamnya berisi kumpulan-kumpulan
materi dan beberapa soal-soal sebagai latihan siswa. Dalam LKS yang dimiliki siswa tersebut, siswa hanya menerima materi yang ada dalam LKS
seperti apa adanya, siswa hanya menggetahui secara hafalan maksud dari materi LKS yang dikaji tanpa menggetahui bagaimana hal itu bisa terjadi.
Soal-soal latihan yang digunakan berupa soal-soal yang bersifat bersifat teoritis atau pemahaman, tanpa ada soal yang mendorong siswa untuk aktif
dan berfikir kritis dalam menghadapi fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan hasil belajar dan keaktifan siswa menjadi
rendah akhirnya mengakibatkan kegiatan pembelajaran bersifat satu arah
yaitu dari guru ke siswa. Dalam kelas tidak ada kegiatan diskusi antar siswa, siswa cenderung diam dan takut untuk mengemukakan permasalahan atau
pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami. Proses pembelajaran yang berlangsung cenderung berpusat pada guru
teacher centered , metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
kurang bervariasi sehingga siswa tidak dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya sehingga membuat siswa kurang minat dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Peran serta siswa belum menyeluruh dan hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran
cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali informasi dari guru maupun sumber belajar lain. Siswa tersebut cenderung memiliki tingkat
pemahaman yang lebih dibandingkan dengan siswa yang cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran, mereka hanya menerima penggetahuan yang
diberikan tanpa mencari sumber belajar lain. Hal ini menyebabkan terbentuknya kelompok gank dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam satu kelas biasanya siswa yang berprestasi berkumpul dengan siswa yang berprestasi begitu juga sebaliknya. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka perlu dikembangkan suatu bahan ajar yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan
pembelajaran tidak hanya didominasi oleh siswa tertentu saja. Pemilihan bahan ajar yang tepat diharapkan dapat meningkatkan sumber informasi yang
diterima siswa tidak hanya dari guru. Bahan ajar yang tepat juga diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar belajar siswa khususnya mata pelajaran geografi.
Salah satu bahan ajar yang melibatkan peran serta siswa secara aktif sehingga dapat bersosialisasi dalam kelompok adalah LKS berbasis
kooperatif. Siswa saat pembelajaran menggunakan LKS berbasis kooperatif dapat mendominasi pembelajaran sehingga tidak berpusat pada guru, di mana
siswa merasakan suasana yang lebih menyenangkan karena mereka melakukan kerja kelompok dalam bentuk diskusi, debat maupun permainan
edukatif kelompok. Kunci dalam penggunaan LKS berbasis kooperatif ini adalah kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
SMA Negeri 3 Temanggung merupakan salah satu sekolah negeri yang terdapat di Kabupaten Temanggung yang mempunyai tingkat prestasi
siswa yang berbeda-beda. Peneliti memilih SMA Negeri 3 sebagai tempat penelitian karena beberapa hal yaitu siswa SMA Negeri 3 Temanggung
mempunyai karakteristik siswa yang gaul dan membentuk kelompok homogen gank, SMA Negeri 3 Temanggung menggunakan LKS yang
masih bersifat konvensional sehingga membutuhkan inovasi bahan ajar yang sesuai untuk mendorong hasil belajar siswa. Siswa kelas X pada SMA Negeri
3 memiliki kesulitan pada materi tektonisme dan gempa bumi serta hasil belajar pada materi tersebut rendah. Mata pelajaran yang kurang diminati
siswa SMA Negeri 3 Temanggung salah satunya adalah mata pelajaran
geografi hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa akhir semester satu mata pelajaran geografi di kelas X yaitu sebesar 7,15 dengan nilai
ketuntasan minimal KKM sebesar 7,3 Data Sekunder SMA Negeri 3 Temanggung, 2012.
Bertolak dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti berinisiatif melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Kooperatif Sebagai Inovasi Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 3 Temanggung.
B. Rumusan Masalah