Riwayat, Pemeriksaan Klinis, dan Diagnosis Trauma

Gambar 2. Kerusakan pada jaringan periodontal 20

2.2.4 Kerusakan pada Gingiva atau Jaringan Lunak Rongga Mulut

Kerusakan pada gingiva atau jaringan lunak rongga mulut terdiri dari 3 bagian yaitu: a. Laserasi merupakan suatu luka terbuka pada jaringan lunak yang disebabkan oleh benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca. Luka tersebut berupa robeknya jaringan epitel dan subepitel. b. Kontusio adalah luka memar yang biasanya disebabkan oleh pukulan benda tumpul dan menyebabkan terjadinya perdarahan pada daerah submukosa tanpa disertai sobeknya daerah mukosa. c. Luka abrasi adalah luka pada daerah superfisial yang disebabkan karena gesekan atau goresan suatu benda sehingga terdapat permukaan berdarah atau lecet. 18

2.3 Riwayat, Pemeriksaan Klinis, dan Diagnosis Trauma

Seorang anak yang mengalami trauma gigi dan dibawa ke dokter gigi, maka yang terpenting yang pertama sekali dilakukan adalah memeriksa anak berkaitan lukanya dan menanyakan keterangan yang berhubungan agar perawatan dapat direncanakan dengan baik. 10 Data keterangan baik keterangan kesehatan umum Universitas Sumatera Utara maupun keterangan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu informasi penting yang dapat mempengaruhi diagnosis dan perawatan serta dapat membantu dokter gigi belajar dari cedera gigi sebelumnya. Riwayat kesehatan lengkap hanya dimiliki oleh anak yang melakukan perawatan rutin ke dokter giginya, namun pada beberapa anak dokter gigi haruslah menanyakan tentang riwayat kesehatan, baik itu riwayat kesehatan umum maupun kesehatan gigi dan mulutnya. 8,10 Riwayat kesehatan umum yang berhubungan dan dapat mempengaruhi perawatan gigi adalah penyakit jantung, kelainan pembuluh darah, alergi obat-obatan, kelainan syaraf, dan status profilaxis tetanus. Dalam menggali informasi kesehatan gigi dan mulut sang anak, pertanyaan yang terpenting adalah mengenai kapan, dimana, dan bagaimana kecelakaan itu terjadi. 10 Dalam hal riwayat kesehatan umum, dokter gigi haruslah sangat waspada terhadap potensi masalah sehingga harus mempersiapkan dahulu rujukan medis yang tepat tanpa penundaan. 8 Pemeriksaan pasien yang mengalami fraktur terdiri dari pemeriksaan darurat dan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan darurat meliputi pengumpulan data vital, riwayat kesehatan pasien, dan keluhan pasien. Sedangkan pemeriksaan lanjutan meliputi pemeriksaan kembali klinis lengkap yang terdiri dari pemeriksaan ekstra oral dan intra oral serta dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiografis untuk dapat melihat perkembangan akar, ukuran pulpa dan jarak garis fraktur, kelainan pada jaringan pendukung, serta keadaan benih gigi permanen. 17 Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang berupa radiografi, tes elektrik dan uji termal. Pada fraktur- fraktur yang dapat terlihat secara klinis yaitu seperti fraktur enamel, fraktur mohkota, avulsi, displacement umumnya dapat ditegakkan hanya dengan riwayat dan pemeriksaan klinis. Untuk kasus fraktur yang diperkirakan terjadi di bagian akar gigi atau tulang alveolus maka dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa radiografi untuk memastikannya. 6,11 Dalam proses menegakkan diagnosis, ada baiknya dokter gigi mencatat semua data yang relevan yang berhubungan dengan penyakit anak dalam sebuah formulir Universitas Sumatera Utara yang dianjurkan. Formulir ini nantinya akan berfungsi sebagai bantuan untuk dokter gigi dalam melakukan perawatan selanjutnya. 6

2.4 Penanganan Darurat, Perawatan, dan Pencegahan Trauma