Subluksasi adalah kegoyangan gigi tanpa Avulsi adalah pergerakan seluruh gigi Metode Pengumpulan DataPelaksanaan Penelitian

e. Subluksasi adalah kegoyangan gigi tanpa

disertai perubahan posisi akibat trauma pada jaringan pendukung gigi. f. Luksasi ekstrusi adalah pelepasan sebagian gigi keluar dari soketnya sehingga mahkota gigi terlihat lebih panjang. g. Lateral luksasi merupakan perubahan letak gigi yang terjadi karena pergerakan gigi ke arah labial, palatal, maupun lateral. h. Luksasi instrusi adalah pergerakan gigi ke dalam tulang alveolar, dimana dapat menyebabkan kerusakan atau fraktur soket alveolar sehingga mahkota gigi akan terlihat lebih pendek.

i. Avulsi adalah pergerakan seluruh gigi

keluar dari soketnya. j. Fraktur dengan tambalan adalah fraktur pada anak yang telah dilakukan perawatan tambalan. Tindakan orang tua Perlakuan yang dilakukan oleh orang tuawali murid kepada anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior, diantaranya: dibiarkan saja, dibawa ke dokter umumdokter spesialis anak, dibawa ke Wawancara Kuesioner Nominal Universitas Sumatera Utara puskesmas, dibawa ke dokter gigi dilakukan perawatan tambalan, dibawa ke dokter gigi dilakukan pencabutan, dibawa ke dokter gigi diikat dengan gigi sebelahnyasplinting, dibawa ke dokter gigi dilakukan pengamatan terhadap gigi yang mengalami traumaobservasi, dan lain-lain sebutkan.

3.5 Metode Pengumpulan DataPelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data dilakukan secara survei lapangan dengan mengunjungi subjek penelitian sebanyak 358 anak yang berusia 2-4 tahun pada 6 TK dan 13 Posyandu-Puskesmas di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah pemeriksaan klinis terhadap gigi anterior sulung anak yang mengalami trauma dan wawancara orang tua mengenai riwayat trauma gigi anak dengan bantuan kuesioner. Adapun tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Peneliti melakukan random satu kecamatan di lingkar dalam dan satu kecamatan di lingkar luar dari 21 kecamatan Kota Medan, terpilihlah Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal. 2. Peneliti menentukan playgroup dan TK yang akan dijadikan lokasi penelitian dengan menggunakan teknik random, dimana setiap nama Puskesmas dan TK dimasing-masing kecamatan ditulis dikertas dan dipilih salah satu diantaranya, selanjutnya semua anak pada TK dan Posyandu yang memenuhi kriteria inklusi dijadikan subjek penelitian. 3. Peneliti mengurus ethical clearance di komisi etik Fakultas Kedokteran USU, setelah mendapatkan surat izin dari komisi etik, peneliti mendatangi setiap Universitas Sumatera Utara lokasi penelitian satu persatu untuk meminta izin dilakukannya penelitian, disamping itu untuk mengetahui jadwal posyandu di Puskesmas, serta jadwal siswa TK. Kemudian peneliti menginformasikan waktu untuk mengumpulkan orang tua kepada pihak sekolah. 4. Pada waktu yang ditentukan, peneliti memberikan surat informed concern kepada para orang tua wali dan menginformasikan mengenai penelitian. Orang tua yang setuju anaknya dijadikan subjek penelitian, maka dilakukan pemeriksaan klinis pada anak dan wawancara pada orang tua. 5. Jika pada saat waktu penelitian, orang tua wali murid tidak hadir, maka dilakukan penjadwalan ulang untuk pertemuan dan sebelumnya anak diberikan informed concern untuk diisi oleh orang tua. Bagi orang tua yang tidak hadir juga pada saat yang telah ditentukan, namun anak telah membawa informed concern yang telah diisi orang tua maka peneliti dapat melakukan pemeriksaan klinis dan menelfon orang tua mengenai data-data yang akan ditanyakan kepada orang tua atau wawancara dilakukan pada saat orang tua mengantar anaknya ke sekolah. 6. Kuesioner yang telah selesai dapat dikumpul untuk selanjutnya diolah dan dianalisis oleh peneliti.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data