lapserbet bersih tetapi hanya ditiriskan. 76,2 alat-alat yang digunakan tidak disimpan ditempat yang bersih dan bebas dari pencemaran. 76,2 lap serbet
yang digunakan tidak selalu diganti dengan yang bersih setiap hari. Menurut I Wayan Suardana 2009: 217, peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan
makanan apabila tidak dijaga kebersihannya dapat menimbulkan adanya kontaminasi silang melalui peralatan tersebut sehingga dapat menimbulkan
kontaminasi organisme dan menyebabkan penyakit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febria
Agustina dkk 2009 mengenai higiene sanitasi pada pedagang makanan jajanan tradisional di lingkungan sekolah dasar, terdapat 34,8 responden yang sanitasi
peralatannya sudah baik, sedangkan sisanya sebesar 65,2 responden memiliki sanitasi yang tidak baik dari segi peralatannya.
5.1.3 Hubungan antara Sanitasi Tempat dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Jus Buah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sanitasi tempat dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada jus buah. Hasil ini didasarkan
dari 16 sampel sanitasi tempat yang tidak memenuhi syarat, terdapat 16 sampel 100 positif bakteri Escherichia coli. Sedangkan dari 5 sampel sanitasi tempat
yang memenuhi syarat, terdapat 3 sampel 60 negatif Escherichia coli dan 2 sampel 40 positif Escherichia coli.
Pada uji alternatif chi-square untuk data 2x2 yaitu Fisher diperoleh nilai p value =
0,008 p value0,05. Nilai Contingency Coefficient CC variabel sanitasi tempat dengan keberadaan bakteri Escherichia coli adalah 0,590 yang
menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara sanitasi tempat dengan keberadaan bakteri Escherichia coli dalam kategori sedang.
Dari 6 item pertanyaan mengenai sanitasi tempat terdapat, 52,4 tempat penjualan jus berada di jalan yang ramai dengan arus kecepatan tinggi sehingga
memungkinkan adanya pencemaran dari udara, 90,5 memiliki tempat sampah tetapi tidak layak karena jaraknya dekat dengan tempat penjualan dan dalam
keadaan terbuka sehingga memungkinkan adanya vektor pembawa penyakit seperti lalat yang hinggap di tempat sampah tersebut, 80, 9 tempat penjualan
dekat dengan tempat pembuangan sampah sisa pembuatan jus, 47,6 tempat penjualan jus terdapat lalat, 61,9 buah yang digunakan dalam proses pembuatan
jus tidak disimpan dalam etalase atau tempat tertutup sehingga memungkinkan adanya debu atau vektor yang mencemari buah, 38,1 tempat pembuatan jus
tercemar dari bahan pencemar makanan seperti alat-alat yang masih dalam keadaan kotor talenan, pisau, sisa jus buah yang lebih dan tidak dibuang.
Adanya hubungan antara sanitasi tempat dengan keberadaan bakteri Escherichia coli
berdasarkan penelitian mungkin disebabkan karena keterikatan dengan faktor penyebab adanya bakteri Escherichia coli pada sanitasi yang
lainnya seperti sanitasi air dan sanitasi bahan. Sanitasi tempat tidak berhubungan langsung dengan keberadaan bakteri Escherichia coli.
Bahan pangan dapat tercemar mikroorganisme terutama dari lingkungan sekitarnya seperti udara, air, tanah, debu, kotoran, ataupun bahan organik yang
telah busuk I Wayan Suardana, 2009: 1.
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Febria Agustina yaitu Terdapat 52,2 responden memiliki sarana penjaja yang sudah baik dan terdapat 47,8
responden yang memiliki sarana penjaja yang sanitasinya tidak baik.
5.1.4 Hubungan antara Sanitasi Air dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Jus Buah