Hubungan antara Higiene Penjamah dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Jus Buah

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

5.1.1 Hubungan antara Higiene Penjamah dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Jus Buah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara higiene penjamah dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada jus buah. Hasil ini didasarkan dari 17 sampel higiene penjamah yang tidak memenuhi syarat, terdapat 17 sampel 100 positif bakteri Escherichia coli. Sedangkan dari 4 sampel higiene penjamah yang memenuhi syarat, terdapat 3 sampel 75 negatif Escherichia coli dan 5 sampel 25 positif Escherichia coli. Pada uji alternatif chi-square untuk data 2x2 yaitu Fisher diperoleh nilai p value = 0,003 p value0,05. Nilai Contingency Coefficient CC variabel higiene penjamah makanan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli adalah 0,644 yang menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara higiene penjamah dengan keberadaan bakteri Escherichia coli dalam kategori kuat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Mukhlisoh tahun 2009 pada jus buah yang dijual di wilayah kelurahan Tembalang menunjukkan bahwa dari 20 sampel minuman jus buah yang diambil dan diuji di laboratorium 100 positif mengandung bakteri E. coli. Masih tingginya kandungan E. coli dikarenakan higiene penjamah yang belum memenuhi syarat. Escherichia coli 73 tidak boleh terdapat pada sampel minuman, karena kontaminasi Escherichia coli pada makanan dan minuman merupakan suatu tanda praktek sanitasi yang kurang baik Ruli Diah Subekti, 2004. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden penjual jus buah memiliki higiene penjamah yang tidak memenuhi syarat, dari 13 item pertanyaan mengenai higiene penjamah terdapat 66,7 responden tidak selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Menurut Hiasinta 2006: 42 tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan virus patogen dari tubuh, faeces atau sumber lain ke dalam makanan. Penanganan makanan dapat memasukkan dan menyebarkan mikroorganisme patogen. Penjamah makanan dapat membawa mikroorganisme patogen tanpa mengalami efek yang serius pada dirinya Siti Fathonah, 2005: 10. Manusia yang sehat merupakan sumber potensial mikroba-mikroba. Sumber kontaminasi potensial ini terdapat selama jam kerja dari para pekerja yang menangani makanan. Setiap kali tangan pekerja mengadakan kontak dengan bagian-bagian tubuh yang mengandung mikroba, maka tangan tersebut akan terkontaminasi, dan segera akan mengkontaminasi makanan yang disentuh BPOM, 2003: 6. Sebanyak 52,4 responden tidak selalu mencuci tangan menggunakan sabun, kebiasaan tangan hand habits dari pekerja pengelola pangan mempunyai andil yang besar dalam peluang melakukan perpindahan kontaminan dari manusia ke makanan BPOM, 2003: 6. 71,4 responden tidak selalu mengeringkan tangan dengan lap bersih setelah mencuci tangan, menurut Hiasinta 2006: 42 dalam proses pencucian tangan perlu adanya langkah- langkah untuk menjamin kebersihan tangan diantaranya membasahi tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, menggosok tangan secara menyeluruh pada bagian-bagian meliputi punggung tangan, telapak tangan, sela-sela jari dan bagian di bawah kuku, pembilasan dengan air mengalir, dan melakukan pengeringan tangan dengan handuk atau alat pengering. Sebanyak 85,7 responden tidak selalu menggunakan penutup mulut ketika bersin atau batuk, 85,7 responden memiliki kebiasaan mengobrol berbicara pada saat membuat jus, perpindahan langsung mikroba dari alat pernafasan ke makanan, terjadi ketika pekerja batuk dan berbangkis bersin tanpa menutupi hidung dan mulutnya. 66,7 responden memiliki kuku yang panjang dan tidak terjaga kebersihannya, 76,2 memakai aksesoris perhiasan pada saat bekerja, 80,9 responden tidak memakai topi atau penutup kepala pada saat bekerja, sehingga memungkinkan adanya rambut yang jatuh pada makanan menurut Hiasinta 2006: 47 meskipun rambut yang jatuh bukan penyebab utama kontaminasi bakteri, tetapi adanya rambut dalam makanan amat tidak disukai oleh konsumen. Sebanyak 42,4 responden sedang memiliki sakit ringan batuk, pilek, 47,6 responden tetap berjualan meskipun dalam keadaan sakit ringan, 66,7 , 61,9 dan 52,4 responden memiliki kebiasaan batuk- batuk, menggaruk- garuk dan memencet jerawat pada saat bekerja. Kebiasaan tangan hand habits dari pekerja pengelola pangan mempunyai andil yang besar dalam peluang melakukan perpindahan kontaminan dari manusia ke makanan. Kebiasaan tangan ini dikaitkan dengan pergerakan-pergerakan tangan yang tidak disadari seperti menggaruk kulit, menggosok hidung, merapikan rambut, menyentuh atau meraba pakaian dan hal-hal lain yang serupa BPOM, 2003: 6. Pengetahuan dan sikap penjamah yang baik tidak menjamin bahan makanan pangan tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme terutama kontaminasi bakteri Escherichia coli. Peranan penjamah makanan mengenai higiene dan sanitasi makanan sangatlah penting, karena sumber kontaminan makanan yang paling besar pengaruh kontaminasinya adalah dari penjamah makanan itu sendiri, sehingga penjamah makanan harus mengikuti prosedur yang memadai untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang ditanganinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian data epidemiologis yang menunjukkan bahwa 5 dari jumlah penyakit yang dilaporkan di Inggris dan Wales, 10 di New South Wales, dan 20 di Amerika disebabkan karena bahan pangan yang terkontaminasi langsung oleh pekerja yang menangani makanan Siti Fathonah, 2005:11. Kebersihan penjamah makanan dalam istilah populernya disebut higiene perorangan, merupakan kunci kebersihan dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat. Dengan demikian, penjamah makanan harus mengikuti prosedur yang memadai untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang ditanganinya. Prosedur yang penting bagi pekerja pengolahan makanan adalah pencucian tangan, kebersihan dan kesehatan diri Purnawijayanti, 2001:41. Hal ini sesuai dengan statistik penyakit bawaan makanan yang ada di berbagai negara industri menunjukkan bahwa 60 dari kasus yang ada disebabkan oleh buruknya teknik penanganan makanan, dan terkontaminasi pada saat disajikan di Tempat Pengelolaan Makanan TPM. Kebersihan penjamah makanan atau higiene penjamah makanan merupakan kunci keberhasilan dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat Depkes, 2001:97.

5.1.2 Hubungan antara Sanitasi Alat dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Jus Buah

Dokumen yang terkait

Higiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Jus Buah Yang Dijual Di Jalan H. M. JHONI Kecamatan Teladan Medan Tahun 2011

9 100 88

Higiene Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Mayjen H.A.Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2011

36 161 102

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE SANITASI MAKANAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN (Studi Pada Pedagang Kaki Lima di Jalan Kalimantan Kabupaten Jember)

1 24 21

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE SANITASI MAKANAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN (Studi Pada Pedagang Kaki Lima di Jalan Kalimantan Kabupaten Jember)

0 8 21

Hubungan Higiene Personal Pedagang dan Sanitasi Makanan dengan Keberadaan Escherichia coli pada Nasi Rames di Pasar Johar Kota Semarang Tahun 2011

0 14 124

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 5 16

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 2 12

(ABSTRAK)Hubungan antara Higiene Penjamah dan Sanitasi Makanan dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli (Studi pada Warung Jus Buah di Sekitar Kampus UNNES Sekaran Gunungpati Semarang Tahun 2011).

0 0 1

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli

0 0 17