33
1. Perubahan Konsentrasi CO
2
dan O
2
dalam Atmosfir Kemasan
Pencapaian kondisi atmosfir termodifikasi baik untuk kemasan stretch film
SF maupun polypropilen PP tidak tercapai. Pada kemasan PP sawo terolah minimal yang ditempatkan pada styrofoam dirapatkan dengan
menggunakan isolasi, kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya kebocoran akibat tutupan yang kurang rapat. Tutupan yang kurang rapat ini akan
membuat gas O
2
dan CO
2
bebas bersirkulasi baik dari maupun keluar kemasan. Akibatnya konsentrasi O
2
dan CO
2
mempunyai konsentrasi yang nyaris sama dengan konsentrasi udara bebas.
Pada kemasan SF sawo terolah minimal dibungkus dan dirapatkan menggunakan mesin wrapping. Tutupan ini diharapkan lebih baik dan kondisi
atmosfir termodifikasi tercapai. Dari grarfik yang ditampilkan pada Gambar 13 dan 14 terlihat bahwa kondisi ini tidak tercapai. Hal ini diduga karena berat
buah yang seharusnya disimpan pada kemasan SF berkisar antara 0.93-1.66 kg, sedangkan pada praktiknya berat sawo hanya berkisar antara 0.20-0.30 kg.
Zagory 1990 menerangkan bahwa intensitas O
2
dan CO
2
bergantung pada bobot bahan yang dikemas dalam kemasan film. Ke-2 gas ini berubah secara
linear terhadap bobot bahan.
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
0.35 0.4
0.45 0.5
2 4
6 8
10 12
hari ke- ko
n sen
tr a
s i C
O 2
PP SF
Gambar 13. Perubahan konsentrasi CO
2
pada kemasan polypropilen PP dan Stretch
film SF selama penyimpanan.
34
perubahan konsentrasi O2
15 16
17 18
19 20
21 22
2 4
6 8
10 12
hari ke- ko
n s
en tr
as i O
2
PP SF
Gambar 14. Perubahan konsentrasi O
2
pada kemasan polypropilen PP dan Stretch
film SF selama penyimpanan.
2. Perubahan Presentase Susut Bobot Sawo Terolah Minimal dalam
Kemasan Film
Terdapat perbedaan yang sangat tinggi antara kemasan polypropilen dan stretch film pada pengujian ini. Perbedaan yang sangat tinggi ini
disebabkan karena permeabilitas yang tinggi pada kemasan stretch film membuat transmisi gas dan uap air hasil respirasi lebih cepat keluar dari
kemasan. Grierson 1968 dan Hardenburg 1954 dalam Pantastico 1986
menjelaskan kebanyakan buah dan sayuran tahan paling baik pada kondisi kelembaban 90-95. Pada Polypropilen penimbunan uap air hasil respirasi
dapat mencapai hampir 100. Kondisi kelembaban yang demikian tinggi dapat mendukung pertumbuhan mikroba merugikan yang memepercepat
pembusukan. Namun demikian penyimpanan pada suhu dingin dapat memperlambat pertumbuhan mikroba merugikan tersebut.
Grafik perubahan presentase susut bobot, nilai rata-rata susut bobot selama penyimpanan, dan akumulasi uap air disajikan pada Gambar 15 dan
Tabel 9.
35
0.5 1
1.5 2
2.5 3
2 4
6 8
10 12
hari ke- s
us ut
bobot
PP SF
Gambar 15. Perubahan presentase susut bobot pada kemasan polypropilen PP dan Stretch film SF selama penyimpanan.
Tabel 9. Akumulasi uap air pada luasan kemasan pada hari ke-10
Jenis Kemasan
Tingkat pengembunan
Polypropilen Stretch film
++++ +
+:sedikit sekali; ++++:banyak sekali ++:sedikit; +++:banyak
Perbandingan akumulasi uap air kemasan polypropilen PP dan Stretch film SF pada hari ke-10 penyimpanan ini diperlihatkan pada Gambar 16.
PP SF
Gambar 16. Perbandingan akumulasi uap air kemasan polypropilen PP dan Stretch film
SF pada hari ke-10 dalam suhu penyimpanan 5 C.
36
3. Perubahan Kekerasan Sawo Terolah Minimal dalam Kemasan Film