Karakteristik Rhipicephalus sanguineus Klasifikasi Rhipicephalus sanguineus Siklus Hidup Rhipicephalus sanguineus

2.1.3 Penyakit pada Kelinci

Kematian kelinci yang disebabkan penyakit cukup tinggi antara 15-40. Kematian banyak terjadi dari masa kelahiran hingga penyapihan. Beberapa faktor penyebab timbulnya penyakit antara lain kelalaian dalam menjaga sanitasi kandang, pemberian pakan kualitas jelek, volume pemberian pakan dan air minum kurang. Menurut Deptan 2008 beberapa penyakit yang sering menyerang ternak kelinci dan menimbulkan kematian antara lain : • Diarrhea adalah penyebab kematian paling umum pada kelinci • Sembelit atau gejala tidak bisa berak. Penyebabnya pemberian ransum kering dan tidak diimbangi air minum yang cukup • Pilek, bersin-bersin, dan hidung mengeluarkan lendir berwarna jernih dan keruh • Radang-paru-paru dengan gejala kepala sering diangkat tinggi- tinggi, sesak nafas, mata dan telinga kebiruan • Coccidiosis, terutama menyerang kelinci yang dipelihara diatas lantai. Penyakit ini banyak menimbulkan kematian pada anak kelinci.

2.2 Rhipicephalus sanguineus

2.2.1 Karakteristik Rhipicephalus sanguineus

Caplak adalah ektoparasit penghisap darah yang mempunyai peranan penting dalam dunia kedokteran hewan. Persebaran caplak sangat luas dan pada umumnya terdapat di daerah teritorial hutan, rawa, dan padang rumput. Caplak ini tersebar di seluruh dunia antara 50 o lintang utara dan 35 o lintang selatan. Caplak ini akan berkembang dengan baik jika berada di dalam ruangan, baik di dalam rumah maupun di dalam kandang. Caplak ini tidak akan berkembang dengan baik pada kondisi lingkungan yang dingin Levine 1994. Caplak sering disebut juga sengkenit tick dan diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu caplak lunak Argasidae dan caplak keras Ixodidae. Rhipicephalus sanguineus termasuk dalam jenis caplak keras Ixodidae. R. sanguineus sering disebut juga ”the brown dog tick”, karena caplak ini sering ditemukan pada anjing bentuknya kecil dan berwarna cokelat kemerahan.

2.2.2 Klasifikasi Rhipicephalus sanguineus

Menurut Krantz 1970 Rhipicephalus sanguineus diklasifikasikan sebagai berikut : Filum : Arthropoda Sub filum : Chelicerrata Kelas : Arachnida Sub kelas : Acari Ordo : Parasitiformes Sub ordo : Metastigmata Super famili : Ixodoidea Famili : Ixodidae Genus : Rhipicephalus Spesies : R. Sanguineus Gambar 1 Caplak Rhipicephalus sanguineus Jantan kiri dan Betina kanan Lord 2001

2.2.3 Siklus Hidup Rhipicephalus sanguineus

Rhipicephalus sanguineus adalah caplak berumah tiga yaitu memerlukan tiga induk semang yang berlainan untuk setiap tahapan hidupnya. Tahap perkembangan hidupnya meliputi stadium telur, larva, nimfa dan dewasa Lord 2001. R. sanguineus pada stadium larva dapat hidup pada kelinci, sedangkan pada stadium nimfa caplak ini dapat hidup pada hewan domba, sapi, dan anjing. Setelah dewasa caplak ini akan hidup pada anjing. Reproduksi caplak terjadi secara seksual. Caplak betina hanya akan berkopulasi dengan caplak jantan ketika masih berada pada tubuh inangnya. Caplak jantan akan segera mati setelah kawin sementara caplak betina setelah kawin akan menghisap darah. Setelah caplak betina kenyang menghisap darah, kemudian caplak ini akan menjatuhkan diri di tanah dan mencari tempat yang cocok untuk bertelur. Apabila kondisi lingkungannya cocok, caplak betina akan mulai bertelur secara masal. Caplak betina dewasa dapat bertelur sekitar 2000 sampai 4000 butir per hari Levine 1994. Caplak betina akan mati dalam jangka waktu 3-4 hari setelah betelur Yates 1992. Siklus hidup caplak dimulai dari telur. Telur yang berada di tanah akan menetas menjadi larva. Perubahan telur menjadi larva membutuhkan waktu kira- kira tiga minggu. Larva yang baru menetas dan memiliki tiga pasang kaki akan segera mencari inangnya. Setelah mendapatkan inangnya, larva akan menghisap darah inangnya sampai kenyang, lalu jatuh ke tanah atau tetap tinggal di tubuh inangnya. Larva kemudian akan molting menjadi nimfa yang memiliki empat pasang kaki. Larva yang sudah siap menyilih menjadi nimfa berwarna biru keabu-abuan ”light-brown” Yates 1992, sedangkan nimfa berwarna cokelat kekuningan ”reddish-brown”. Nimfa akan menghisap darah kembali dan setelah kenyang akan jatuh ke tanah dan molting menjadi caplak dewasa Levine 1994. Waktu yang dibutuhkan untuk menghisap darah pada setiap stadium caplak R. sanguineus dan waktu yang dibutuhkan untuk berkembang dan molting sangat tergantung pada temperatur Lord 2001. Gambar 2 Siklus Hidup Caplak Rhipicephalus sanguineus Lord 2001

2.2.4 Penyakit yang Ditularkan Rhipicephalus sanguineus