Gambar 2 Siklus Hidup Caplak Rhipicephalus sanguineus Lord 2001
2.2.4 Penyakit yang Ditularkan Rhipicephalus sanguineus
Rhipicephalus sanguineus sebagai ektoparasit penghisap darah dapat menjadi
vektor pembawa berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, rickettsia, dan protozoa Levine 1994.
Kelainan-kelainan yang dapat ditimbulkan oleh caplak karena aktiftas makan dan menghisap darah dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok umum yaitu :
1. Kerusakan mekanis pada integumen, peradangan yang diakibatkan
oleh gigitan caplak yang mengiritasi dan menyebabkan kegatalan sehingga digaruk, digigit, atau dijilat sehingga kulit menjadi lecet,
luka, bengkak, ulserasi, dan infeksi sekunder 2.
Kerusakan sistemik dapat menimbulkan paralisis akibat pemasukan air liur caplak yang mengandung bahan-bahan toksik pada saat
menggigit atau menghisap darah sehingga mengakibatkan gangguan sistemik yang hebat dan kelumpuhan tick paralysis. Saliva
merupakan tranmisi penyakit dari caplak ke inang William et al. 1985. Bahan-bahan toksik yang kemungkinan dihasilkan oleh
ovarium menyebabkan paralisis motor ringan. Sedangkan gejala yang
teramati yaitu peningkatan suhu tubuh, dan kesulitan bernafas Noble dan Noble 1989
3. Anemia, dapat terjadi pada kasus infestasi caplak yang hebat. Seekor
caplak R. sanguineus betina dapat menghisap darah satu sampai dua mililiter selama berada pada tubuh inangnya
4. Othematoma atau otitis eksterna. Caplak ini menyerang bagian
interna daun telinga atau pada bagian eksterna telinga inang sehingga sangat mengganggu karena rasa sakit dan gatal yang ditimbulkannya.
Karena inang sering menggaruk-garuk telinganya, kadang ada pembuluh darah di telinga yang pecah sehingga darah terkumpul
dalam telinga 5.
Caplak R. sanguineus merupakan vektor Babesia sp.Adame 1996.
2.2.5 Pengendalian dan Pencegahan Rhipicephalus sanguineus
Upaya pengendalian dan pencegahan pada prinsipnya adalah untuk meringankan derajat infestasi caplak dan untuk mencegah agar induk semang
tidak terserang caplak kembali Gunandini dalam Sigit dan Hadi 2006. Upaya penanggulangan caplak R. sanguineus bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu :
kimiawi, mekanik, dan sanitasi. Penanggulangan secara kimiawi yang umum dilakukan adalah menggunakan pestisida insektisida dengan berbagai macam
cara aplikasi, secara langsung kepada inang atau secara tidak langsung. Aplikasi secara langsung bisa dengan mandi bathing, celup dipping, bedak dusting,
tabur pour on, dan semprot spraying. Aplikasi pestisida secara tidak langsung berupa penyemprotan pada daerah sekitar kandang.
Penanggulangan secara mekanik dapat dilakukan dengan melakukan rotasi padang penggembalaan untuk menanggulangi stadium larva di rerumputan. Hal
ini dilakukan dengan memindahkan inang untuk sementara waktu kira-kira 3-6 bulan Shaw et al. 1970. Hal ini dilakukan untuk membuat larva caplak menjadi
kelaparan karena tidak dapat menghisap darah sehingga lama-kelamaan akan mati.
2
b u
t
d m
g s
S h
H
2.3 Eritrosi