2.2. Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dalam pembelajaran dengan strategi the power of two dan media
powerpoint dalam meningkatkan pembelajaran. Adapun beberapa penelitian tersebut adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Erma Widyaningsih 2011 dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Strategi The Power of Two
pada Siswa Kelas III SD N Ngijo 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”, menunjukkan bahwa melalui strategi the power of two keterampilan guru dalam
pembelajaran IPS meningkat secara bertahap pada siklus I rerata persentase 67 dengan kategori baik, siklus II rerata meningkat menjadi 78 dengan kategori
baik sedangkan pada siklus III rerata mencapai 86 dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa dalam Pembelajaran IPS dengan strategi the power of two dapat
meningkat. Pada siklus I aktivitas siswa memperoleh rerata 65 dalam kategori baik, siklus II aktivitas siswa meningkat 11, sehingga diperoleh 76 dalam
kategori baik, kemudian pada siklus III aktivitas siswa memperoleh peningkatan mencapai 10, sehingga diperoleh 86 dengan kategori sangat baik. Hasil
belajar siswa menggunakan strategi the power of two mengalami peningkatan. Dari siklus I, nilai rerata kelas mencapai 65 dalam kategori baik dengan
ketuntasan klasikal 62, siklus II rerata kelas meningkat 7 sehingga menjadi 72 dengan ketuntasan klasikal 75. Kemudian siklus III, rerata meningkat 8
sehingga menjadi 80 dan ketuntasan klasikal menjadi 88. Dengan adanya kenaikan dalam siklus-siklus tersebut, simpulan hasil penelitian ini yakni melalui
strategi the power of two kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar Siswa Kelas III SD N Ngijo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang dapat meningkat. Penelitian lain yang menunjukkan peningkatan hasil belajar dari penerapan
the power of two juga dilakukan oleh Amelda Asri Maigoda 2011 dengan judul “Penggunaan strategi the power of two untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar PKn siswa kelas V SDN Madyopuro V Kecamatan Kedungkandang Kota Malang
”. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan strategi the power of two yaitu mengalami peningkatan
dari pra tindakan, siklus I ke siklus II. Rata-rata kelas pada pra tindakan yaitu 56,00, sedangkan rata-rata kelas pada siklus I yaitu 83,51, dan rata-rata kelas pada
siklus II yaitu 92,15. Terdapat peningkatan antara pra tindakan dan tindakan siklus I sebanyak 27,51. Antara rata-rata siklus I dan siklus II ada peningkatan
sebanyak 8,64. Jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA meningkat menjadi 91 berdasarkan deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan the power of two dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SDN Madyopuro V Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
Penggunaan bantuan powerpoint juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Afrina Akbarleni
2013 dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas
III SDN Beringin 02”. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan guru siklus I memperoleh skor 18 pada pertemuan 1 dan skor 22 pada pertemuan 2 dengan
kriteria baik. Pada siklus II memperoleh skor 26 pada pertemuan 1 dan skor 29 pada pertemuan 2 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa siklus I
memperoleh skor 13,6 pada pertemuan 1 dengan kriteria cukup dan skor 19,4 pada pertemuan 2 dengan kriteria baik. Siklus II meningkat dengan skor 24 pada
pertemuan 1 dan skor 26 pada pertemuan 2 dengan kriteria sangat baik. Ketuntasan belajar klasikal siklus I adalah 67, siklus II meningkat menjadi 87.
Simpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan model kooperatif tipe NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa,
dan hasil belajar siswa Kelas III SDN Bringin 02 pada mata pelajaran IPA. Sesuai dengan kajian empiris tersebut, strategi the power of two dan media
powerpoint dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang terdiri dari meningkatnya keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dengan
demikian, maka kajian empiris tersebut dapat dijadikan acuan dalam penelitian yang dilaksanakan peneliti.
2.3. Kerangka Berfikir