anak SD 7-11 tahun merupakan dalam usia anak berfikir operasional kongkret. Pada tahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang
konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan lebih mudah dalam
menerima pelajaran karena dalam pembelajaran nanti akan dihubungkan dengan peristiwa yang kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini akan sesuai dengan
pelaksanaan pembelajaran model the power of two dengan media powerpoint dimana materi disajikan secara konkrit melalui gambar, animasi, dan suara bahkan
video yang ditayangkan dalam bentuk media powerpoint.
2.1.10. Penerapan The Power of Two berbantuan Powerpoint
Dalam pembelajaran IPS guru menerapkan the power of two berbantuan powerpoint karena penerapan the power of two berbantuan powerpoint sesuai
dengan permaslahan yang ada dalam pembelajaran IPS di kelas VA SDN Bojong Salaman 02 Semarang. Guru masih menggunakan metode ceramah dan belum
menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Hal tersebut berdampak pada aktivitas siswa yang pasif dalam pembelajaran. Siswa tidak mau menjawab
pertanyaan guru secara sukarela, tidak berkeinginan untuk berpikir sendiri dan masih bergantung kepada guru. Saat berkelompok, siswa kurang mau bertukar
pikiran apalagi dengan teman sebangku. Hal tersebut dapat diatasi dengan menerapkan the power of two berbantuan powerpoint karena the power of two
adalah strategi yang mencakup kemampuan individu dan kemampuan bekerjasama antara dua orang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Media
powerpoint digunakan untuk menarik perhatian siswa terhadap materi pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksankan guru dengan
menerapkan the power of two berbantuan powerpoint pada pembelajaran IPS SD adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Guru menyiapkan laptop, speaker dan LCD.
c. Guru menjelaskan materi berupa tayangan powerpoint yang ditayangkan
dalam proses pembelajaran. d.
Guru mengajukan pertanyaan yang membutuhkan pemikiran kritis kemudian siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS.
e. Siswa diminta untuk memikirkan dan menjawabnya secara individu.
f. Setelah selesai, siswa diminta berpasangan dan mendiskusikan dengan
pasangannya untuk menyusun jawaban baru dan menulisnya. g.
Setiap pasangan membandingkan jawabannya dengan pasangan lain dalam kelas.
h. Guru membuat rumusan-rumusan rangkuman jawaban.
i. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
Pembelajaran IPS di SD melalui the power of two berbantuan powerpoint diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dan semakin berani
mengungkapkan pendapatnya di depan kelas dan dapat berkompetisi dengan berkelompok serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.
2.2. Kajian Empiris