kriteria baik. Pada siklus II memperoleh skor 26 pada pertemuan 1 dan skor 29 pada pertemuan 2 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa siklus I
memperoleh skor 13,6 pada pertemuan 1 dengan kriteria cukup dan skor 19,4 pada pertemuan 2 dengan kriteria baik. Siklus II meningkat dengan skor 24 pada
pertemuan 1 dan skor 26 pada pertemuan 2 dengan kriteria sangat baik. Ketuntasan belajar klasikal siklus I adalah 67, siklus II meningkat menjadi 87.
Simpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan model kooperatif tipe NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa,
dan hasil belajar siswa Kelas III SDN Bringin 02 pada mata pelajaran IPA. Sesuai dengan kajian empiris tersebut, strategi the power of two dan media
powerpoint dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang terdiri dari meningkatnya keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dengan
demikian, maka kajian empiris tersebut dapat dijadikan acuan dalam penelitian yang dilaksanakan peneliti.
2.3. Kerangka Berfikir
Kondisi awal kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Bojong Salaman 02 Semarang belum optimal karena masih banyak permaslahan yang
perlu dipecahkan. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu keterampilan guru masih kurang maksimal karena dalam proses pembelajaran guru masih
menggunakan metode ceramah dan belum menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Guru juga kurang memanfaatkan media pembelajaran yang ada di
sekolah. Hal tersebut berdampak pada aktivitas siswa, dalam pembelajaran IPS
siswa cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran, siswa kurang mau menjawab pertanyaan secara sukarela tapi harus melalui penujukan terlebih dahulu. Siswa
tidak berkeinginan untuk berpikir sendiri dan masih bergantung pada guru. Siswa belum mempunyai rasa percaya diri untuk mengeluarkan pendapat di kelas. Saat
disuruh belajar kelompok komunikasi siswa dengan siswa lain kurang sehingga siswa kurang dilatih untuk bertukar pikiran masalah dengan kelompok apalagi
dengan teman sebangku. Dengan kurangnya keterampilan guru dan aktivitas siswa menyebabkan siswa kurang memahami materi yang diajarkan sehingga hasil
belajar siswa berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 62. Dengan demikian, dari kenyataan kondisi tersebut guru melakukan
perbaikan pembelajaran dengan menerapkan tindakan berupa penggunaan strategi
the power of two berbantuan powerpoint dalam kegiatan pembelajaran IPS.
Peneliti menggunakan strategi the power of two berbantuan powerpoint agar keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar meningkat dan pada akhirnya
kualitas pembelajaran IPS meningkat.
Alur pikir penerapan the power of two berbantuan powerpoint dapat digambarkan dalam gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir Pembelajaran IPS melalui The Power of Two
berbantuan PowerPoint
KONDISI AWAL
Guru
1. Keterampilan guru masih kurang maksimal, masih menggunakan metode
ceramah 2.
Belum menerapkan metode pembelajaran yang inovatif 3.
Guru juga kurang memanfaatkan media pembelajaran yang ada di sekolah
Siswa
1. Siswa tidak berkeinginan untuk berpikir sendiri dan masih bergantung pada
guru. 2.
Siswa belum mempunyai rasa percaya diri untuk mengeluarkan pendapat di kelas.
3. Kurangnya kerjasama dan komunikasi siswa dengan siswa lain apalagi dengan
teman sebangku.
Hasil Belajar
Hasil belajar siswa rendah. Ada lebih dari 50 rerata nilai siswa yang belum memenuhi KKM, yaitu 62. Hal ini ditunjukkan dengan siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM adah 18 dari 28 siswa, sehingga ketuntasan klasikalnya 35,7.
Penerapan strategi the power of two berbantuan powerpoint dalam
pembelajaran IPS dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru menyiapkan laptop, speaker dan LCD
3. Guru menjelaskan materi berupa tayangan powerpoint yang ditayangkan
dalam proses pembelajaran 4.
Guru mengajukan pertanyaan melalui tayangan powerpoint kemudian siswa memikirkan dan menjawab secara individu
5. Siswa berpasangan dengan teman sebangkunya kemudian guru memberikan
Lembar Kerja Siswa LKS 6.
Setiap pasangan mendiskusikan hasil jawaban individunya untuk menyusun jawaban baru dan menulisnya
7. Setiap pasangan membandingkan jawabannya dengan pasangan lain dalam
kelas 8.
Guru membuat rumusan-rumusan rangkuman jawaban 9.
Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran 10.
Guru memberikan evaluasi
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui the power of two
berbantuan powerpoint meningkat 2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui the power of two berbantuan powerpoint meningkat
3.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui the power of two berbantuan powerpoint meningkat
PELAKSANAA N TINDAKAN
MELALUI THE POWER
OT TWO BERBANTUAN
POWERPOINT
KONDISI AKHIR
2.4. Hipotesis Tindakan