Faktor Pembentuk Kebiasaan Kebiasaan .1 Pengertian kebiasaan

12

2.2.1.2 Faktor Pembentuk Kebiasaan

1. Komponen evaluative evaluative component merupakan aspek emosiafeksi, yakni sejauh mana indivdu menilai, mengevaluasi atau menghargai terhadap suatu objek tertentu. Bila ia memiliki penilaian yang positif, berarti ia setuju terhadap objek tersebut. sebaliknya, bila penilaiannya negative, ia merasa tak setuju dengan objek itu. 2. Komponen kognitif cognitive component bersumber pada kemampuan kognitifnya, yaitu sejauh mana individu mengetahui objek tertentu. Pengetahuan tersebut mencakup sisi positif maupun negative. Bila ia merasa mengetahui lebih banyak hal yang positifnya daripada negative, ada kecenderungan ia setuju dan mau melakukan hal yang dimaksudkan. Namun, kalau apa yang diketahui ternyata lebih banyak unsur negatifnya daripada unsure positif, individu cenderung menghindar, menjauhi, dan tidak setujuterhadap hal itu. 3. Komponen perilaku behavioral component ialah sejauh mana individu merespons apa yang dinilai ataupun yang diketahuinya. Komponen ini lebih mengarah pada komitmen individu yang bersangkutan. Kalau komitmen nya cenderung untuk terpengaruh pada hal-hal yang negative atau positif, individu akan menindaklanjuti dalam kenyataan. Faktor pembentuk kebiasaan juga bisa dijelaskan melalui teori kebiasaan klasik, yang merupakan bentuk dari pelajaran asosiatif pertama yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov atau yang lebih dikenal dengan Conditioning ala Pavlov Pavlovian Conditioning . Prinsip dasar dari conditioning klasik adalah 13 sebuah unconditioning stimulus US, unconditioning response UR dan conditioned stimulus CS. Conditioning klasik timbul ketika stimulus netral sebelumnya CS mampu menimbulkan respons yang nyata atau terlihat dengan sendirinya. Hal ini terjadi melalui pemasangan yang berulang-ulang antara US dan CS, dan CS disajikan pada waktu yang bersamaan dengan US. Pasangan ini masing-masing akan menghasilkan UR, karena UR merupakan respons alami terhadap US. Conditioning klasik diperoleh ketika US tidak diperoleh, CS dapat menghasilkan UR dari organisme tersebut Alex Sobur, 2003: 224 Teori ini sudah banyak yang melakukan penelitian dari berbagai spesies dengan menggunakan berbagai metodologi. Salah satu contohnya adalah hewan anjing akan selalu mengeluarkan air liurnya manakala melihat makanan, ini karena kebiasaan anjing akan mengeluarkan air liurnya jika dirangsang dengan stimulus yang berupa makanan. Seperti perokok, mereka akan merokok mana kala melihat rokok, ini merupakan tindakan kebiasaan dari perokok. Kebiasaan ini muncul karena kebiasaan ini terus berulang dan orang tersebut menemukan kenikmatan ketika merokok dan selain itu kebiasaan itu muncul karena mencoba.

2.2.1.3 Jenis Kebiasaan