14
yang tidak berdampak positif bagi individu, contoh kebiasaan merokok, mengkonsmsi narkoba.
2.2.2 Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang sangat dengan kehidupan manusia. Berikut ini penjelasan tentang merokok yang diawali dari definisi rokok, jenis
jenis rokok, racun pada rokok, kriteria perokok, alasan merokok, tipe perokok dan strategi mengatasi kebiasaan merokok.
2.2.2.1 Definisi Kebiasaan Merokok
Setipoe 2000: 20 merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Pernafsan
akan terganggu pada saat pertama kali merokok. Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
dengan diameter sekitar 10 mm, berwarna putih dan cokelat, biasanya berisi dau- daun tembakau yang telah di cacah, ditambah sedikit racikan-racikan seperti
cengkeh, saus rokok serta racikan lainnya. Untuk menikmati sabatang rokok perlu dilakukan pembakaran pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya Sugeng D. Triswanto, 2007: 16.
Sedangkan pengertian kebiasaan menurut Miller Dollard 2009: 337 kebiasaan merupakan ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon, yang
relatif stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Purnomo 2011: 1 kebiasaan atau habituasi merupakan pengurangan respon dari respon sebelumnya yang
15
ditampilkan pada saat tidak ada diberikan ganjaran atau hukuman setelah rangsangan yang diberikan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merokok adalah membakar tembakau dengan menghisap asapnya yang dilakukan secara
berulang-ulang dan dilakukan setiap hari. 2.2.2.2 Alasan merokok
Agoes Dariyo 2003, menyatakan beberapa alasan individu untuk memiliki perilaku kebiasaan merokok antara lain:
a. Pengaruh positif, yakni individu mau merokok karena merokok
memberi manfaat positif bagi dirinya. Ia menjadi senang, tenang dan nyaman karena memperoleh kenikmatan dengan merokok. Misalnya,
sambil menonton televisi atau setelah makan, individu merokok. Tujuannya untuk memperoleh atau menambah kenikmatan.
b. Pengaruh negatif, yaitu merokok dapat meredakan emosi-emosi
negatif yang dihadapi dalam hidupnya. Misalnya, ketika dalam keadaan cemas, individu merokok sehingga akan membuat kondisi
fisiknya menjadi rileks, tenang dan santai. c.
Habitual ketergantungan fisiologis ialah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan. Secara fisik, individu merasa ketagihan untuk
merokok dan ia tak daoat menghindar atau menolak permintaan yang berasal dari dalam diri internal. Dengan terus-menerus merokok
baik dalam keadaan santai, hal itu akan menjadi suatu kebiasaan. Bahkan menjadi gaya hidup.
16
d. Ketergantungan psikologis, yaitu kondisi ketika individu selalu
merasakan, memikirkan, dan memutuskan untuk merokok terus- menerus. Dalam keadaan apa saja dan dimana saja, ia selalu
cenderung untuk merokok. Selain itu Umi Istiqomah 2003 mengungkapkan bahwa faktor yang
mempengaruhi orang untuk merokok adalah: 1 Faktor lingkungan pergaulan, 2 Faktor lingkungan keluarga, 3 Faktor citra rokok yang “keren” mendorong
remaja mencoba merokok, 4 Pengaruh idola dan sponsor suatu pertunjukan, 5 Faktor lingkungan sekolah.
2.2.2.3 Aspek-aspek Merokok