Kemampuan membaca peluang bisnis dalam usaha secara fundamental telah menjadi ciri dan karakteristik etnis Cina. semangat atau spirit telah menyebkan
seseorang atau kelompok orang yang aktif dalam hal pengembangan usaha mampu membaca peluang yang ada. Peluang tersebut umpamanya menjadikan bantuan
keluarga sebagai modal, bantuan famili sesama suku, modal dasar atau warisan. Konsekuensi logis yang ditimbulkan oleh landasan filosofis tersebut, yakni lahirnya
kecenderungan mengutamkan keluarga, suku untuk jabatan publik, menentukan mitra dagang.
4.3.4. Sikap In Group Pada Etnis Cina di Pasar Tradisional Ramai
Berbagai tulisan tentang masalah tionghoa ataupun Cina senantiasa mengemukakan sikap eksklusivitas yang kelihatannya sulit untuk dihindarkan. Etnis
Cina dikenal sebagai etnis yang paling tidak dikenal dan paling kurang dimengerti. Salah satu sebab yang utama adalah rasa kebebasan diri dan keinginan menyendiri
yang kuat sekali, didukung oleh keseganan untuk membuka diri pada semua orang asing. Konon sikap ini, suatu sikap yang suka menyendiri, timbul karena kebetulan
bangsa ini merupakan sebagian kecil dari bangsa yang dapat mempertahankan tradisi dan kepercayaan mereka yang sudah ada ribuan tahun yang lalu, tetapi tetap dapat
menyesuaikan diri dengan zaman sekarang ini. Oleh karenanya, kemanapun mereka pergi, selalu membawa serta kebiasaan mereka dan cenderung berusaha untuk tetap
mempertahankannya Frena Bloomfield; 1986 : 10. Sikap in group pada mulanya didasarkan pada faktor simpati dan selalu
mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok , sedangkan sikap out
Universitas Sumatera Utara
group selalu ditandai dengan kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Menurut polak, perasaan in group dan out group atau perasaan dalam serta liar
kelompok dapat merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan etnosentrisme. Anggota-anggota suatu kelompok tertentu, sedikit banyak akan mempunyai
kecenderungan untuk menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan kelompoknya sendiri sebagai suatu yang terbaik apabila
dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok lain. Kecenderungan tersebut disebut etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang menilai unsur-unsur kebudayaan lain
dengan mempergunakan kebudayaan sendiri. Pada umumnya etnis Cina menunjukkan orientasi in groupnya sebagai salah
satu angota dari sebuah klan. Penggunaan klen menunjukkan adanya interest yang kuat famili-familinya dan secara intenst akan cenderung kurang perhatiannya kepada
orang lain out group. rasa interest ini akan membuat mereka memilki rasa satu group yang erat dalam lingkungan kelompoknya, sehingga akan menghambat
interaksi sosial yang harmonis dengan anggota out groupnya. Di dalam pasar tradisional ramai etnis Cina menunjukkan orientasi in
groupnya sebagai salah satu anggota dari sebuah klan adalah dengan menggunakan bahasa Cina sebagai bahasa yang mereka gunakan di dalam pasar. Bahasa merupakan
salah satu identitas kelompok etnik yang tampak jelas dalam suatu interaksi sosial. Penggunaan bahasa-bahasa tersebut sangat ditentukan oleh konteks interaksi yang
mereka hadapai. Mereka menggunakan bahasa Cina jika berjumpa dengan sesama etnis mereka, dalam hal ini mereka menggunakan bahasa tersebut ketika melakukan
transaksi tawar menawar dengan para pedagang. Penggunaan bahasa Cina diakui oleh
Universitas Sumatera Utara
beberapa informan tidak saja mereka gunakan di rumah saja tetapi diluar rumahpun mereka menggunakan bahasa tersebut jika berjumpa dengan sesama etnis mereka.
Selama bertahun-tahun para peneliti linguistik telah menentukan bahwa bahasa-bahasa di seluruh dinia memiliki kesesuaian dengan pohon silsilah keluarga
yang didasarkan atas kesamaan bentuk dan pengembangannya. Penelitian-penelitian lain dalam bidang ini menunjukkan adanya pengaruh langsung bahasa terhadap nilai-
nilai budaya, harapan dan prilaku. Lebih lanjut, hubungan antara bahasa yang digunakan dengan nilai-nilai budaya memiliki dampak yang mendalam.
Kenyataannya, semakin menyebabkan pemakain bahasa yang sama nilai-nilai individualisme dan persamaan pun turut meluas bersamanya Mark LamL.Graham,
2007 : 161-162 Penggunaaan bahasa Cina sebagai bahasa sehari-hari yang mereka gunakan
di dalam pasar tradisional ramai diakui oleh beberapa informan adalah agar komunikasi diantara mereka antara pedagang dan pembeli dapat berjalan dengan
lancar, khususnya dalam transaksi tawar menawar. Seperti petikan wawancara di bawah ini :
“…..Kalo antara pedagang dan pembeli bahasanya sama kan ngomongnya jadi enak, kalo mau nawar barang jadinyakan nggak susah, coba kalo
pedagang dan pembelinya bahasanya beda kan susah klo mau tawar-menawar ”.
Biasanya para pedagang Cina menggunakan bahasa Cina hanya kepada pembeli Cina saja, sedangkan jika pembeli berasal dari luar etnis mereka maka
bahasa yang digunakan adalah bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Menurut beberapa pedagang etnis Cina hal tersebut dilakukan agar etnis lain yang berbelanja
Universitas Sumatera Utara
di pasar tersebut tidak merasa terasing dan agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Seperti kutipan wawancara dari salah satu pedagang :
“…..Ya kalo pembelinya orang Cina, ya saya pake bahasa Cinalah tapi klo dari etnis lain saya pake bahasa Indonesia. Nanti klo saya pake bahasa Cina
kan etnis lain nggak ngerti artinya “.
Berdasarkan temuan data di lapangan diketahui bahwa sikap in group antara pedagang dan pembeli etnis Cina tidak selamanya berjalan dengan lancar. Ini terbukti
dari salah satu informan yanga mengatakan : “…..Kalo saya belanja di pasar ramai, saya nggak pake baju cantik biasanya
pedagang disitu kurang memperdulikan saya. Kadang-kadang juga orang itu kelihatan sombong dan lebih mengutamakan pembeli yang pake baju cantik “.
Menurut informan yang berhasil ditemui di lapangan diketahui bahwa tidak selamnaya sikapa in group yanga mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota
kelompoknya dapat berjalan dengan lancar dan baik bagi setiap orang dalam in group tersebut. Pada pasar tradisional Ramai ditemukan bahwa tidak semua pedagang
memiliki perasaan yang dekat dengan anggota-anggota kelompoknya terutama dengan para pembelinya. Hal tersebut sangat bergantung kepada setiap individu yang
menjalaninya Sikap in group yang terjadi di pasar tradisional ramai juga tidak
mempengaruhi para pedagang etnis Cina dalam memberi kemudahan bagi para pembelinya, misalnya pemberian diskon yang besar terhadap pembeli etnis Cina.
seperti apa yang dikemukakan A san salah satu informan dalam penelitian ini “…..Saya jarang sih mendapatkan potongan harga dari pedagang di pasar
tradisional ramai walaupun kami sama-sama orang cina. Kalo menurut saya pedagang disitu selalu memberi harga yang sama pada pembelinya tanpa
memandang etnis apapun yang berbelanja di pasar itu. Kan nggak cuma orang Cina aja yang belanja disitu ”.
Universitas Sumatera Utara
4.3.5. Preferensi Etnis Cina Berbelanja di Pasar Tradisional Ramai.