4.3.3. Perilaku Berbelanja Etnis Cina di Pasar Tradisional Ramai
Status sosial dan prilaku ekonomi pada masyarakat ditentukan dari cara hidup masyarakat tersebut. Secara keseluruhan tiga indikator untuk menentukan status
sosial ekonomi yaitu pendidikan, pendapatan dan pekerjaan merupakan petunjuk yang cukup jelas, sehingga perilaku yang dapat menentukan atau menggolongkan ke
dalam kedudukan suatu kelas sosial. Berbagai kegiatan ekonomi yang semakin intensif telah menyebabkan adanya kontak langsung antar kelompok-kelompok etnik.
Pada tahap awal kontak itu, hubungan antara berbagai kelompok etnik kaum pendatang ke kota tanpa suatu kebudayaan bangsa yang dominan cenderung
menintensifkan solidaritas etnik mereka dan karena itu juga kebiasaan-kebiasaan etnik dan identitas mereka.
Pasar tradisional ramai diketahui sebagai salah pasar yang memiliki pedagang dan pembeli yang mayoritas berasal dari etnis cina, kegiatan ekonomi yang terjadi di
dalamnya secara tidak langsung menyebabkan adanya interaksi sosial antara pembeli dan pedagang. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorang, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Para pedagang di pasar tradisional ramai menyadari bahwa sebagai mahluk sosial ia tidak mungkin bisa sendirian hidup tanpa adanya kerja sama dengan orang
lain, khususnya dengan pembeli. Umumnya interaksi yang terjadi antara pedagang dan pembeli yang berasal dari etnis Cina berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi
karena antara pedagang dan pembeli saling membutuhkan dan saling melengkapi. Di satu sisi pedagang membutuhkan pembeli untuk membeli barang-barangnya agar
Universitas Sumatera Utara
memperoleh untung dan di sisi lain pembeli membutuhkan barang-barang kebutuhan rumah tangga dari para pedagang.
Pedagang yang memiliki banyak pembeli dan pelanggan menuturkan bahwa interaksi sosial yang bersifat kekeluargaan kepada pembeli dan pelanggan
mempunyai peranan penting dalam menjaga hubungan yang terbangun. Umumnya para pembeli di pasar tradisional ramai tidak suka kepada pedagang yang sombong
dan angkuh. Para pembeli di pasar tradisional ramai mengatakan bahwa pedagang harus senantiasa menghormati pelanggan setiap waktu, karena pada dasarnya pembeli
selalu ingin dilayani seperti raja. Bagi para pedagang ungkapan bahwa pembeli adalah raja merupakan nilai
yang dipegang untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Sikap saling menghargai antara pedagang dan pembeli tampak ketika transaksi tawar menawar
sedang berlangsung. Oleh pedagang, pembeli diberikan kebebasan dalam memilih barang-barang daganganya dengan sepuas-puasnya. Kebanyakan para pembeli
sebelum membeli selalu melihat-lihat terlebih dahulu barang yang akan dibelinya dan tidak jarang para pedagang harus merapikan kembali susunan barang-barang
dagangan setelah terjadi transaksi, walaupun terkadang banyak juga pembeli yang tidak jadi membeli barang-barang yang telah ditawarnya. Seperti kutipan wawancara
dengan seorang pedagang di bawah ini : “…..Kan nggak semua orang yang berada di pasar ramai ini berbelanja, para
pembeli biasanya melihat-lihat dulu barang yanga akan dibelinya sebelum jadi membelinya. Ya tidak jarang juga banyak yang tidak jadi membeli, tapi ya
nggak papalah namanya juga dia belum dapat barang yang benar-benar diinginkannya “.
Universitas Sumatera Utara
Sistem yang sering digunakan oleh orang Cina adalah perdagagan yang berorientasi pada para pelanggannya. Orang Cina percaya bahwa pedagang harus
menciptakan hubungan yanga akrab dan bersahabat dengan anggota masyarakat. Hubungan itu penting untuk memajukan perdagangan. Hal ini sangat terlihat dalam
diri para pedagang di pasar tradisional ramai yag selalu terlihat bersahabat dan akrab dengan para pembelinya, sehingga dengan menciptakan hubungan yang akrab dan
bersahabat para pembeli akan semakin ramai berdatangan. Pedagang Cina memiliki hubungan dagang yang cukup kuat sesama mereka.
Mereka yang berada dalam jaringan dan kelompok itu akan saling membantu dan mendukung. Keadaan ini selain dapat menguatkan ikatan kerja sama mereka , juga
dapat menghalangi masuknya pedagang baru dalam bidang perdagangan. Ikatan yang kuat ini memungkinkan mereka memonopoli setiap aspek perdagangan yang
berkaitan dengan bidang ritel. Pedagang di pasar tradisional ramai umumnya selalu saling membantu
diantara mereka, hal ini terlihat dari apabila ada pembeli yang menginginkan suatu barang tertentu namun apabila barang tersebut habis, maka pedagang tersebut
berusaha mencarinya di toko lain tempat sesama pedagang sehingga pembeli tidak perlu merasa akan kehabisan barang yang diinginkannya. Seperti kutipan wawancara
dengan salah satu informan berikut ini : “…..Saya punya toko langganan tetap di pasar ramai, biasanya saya selalu
menanyakan pakaian-pakaian yang sedang trend saat ini. Tapai apabila pakaian yanag saya cari sudaha habis atau belum masuk biasanya pedagang
berusaha mencarainya di toko lain ”.
Universitas Sumatera Utara
Harus diakui bahwa keberadaan etnis Cina di Indonesia telah menempatkan mereka pada posisi yang sangat diperhitungkan. Meskipun mereka merupakan
golongan minoritas, namun kemampuan ekonomi yang tinggi telah menunjukan bahwa mereka memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula. Prilaku
ekonomi etnis cina di Indonesia dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang situasi dan kondisi politik, hankam dan sosial masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh
Robinson 1991:125, bahwa persepsi individu ataupun sekelompok orang merupakan suatu proses dimana individu atau suatu kelompok mengorganisir dan
menerjemahkan kesan sensorik mereka untuk memberikan tanda bagi lingkungan mereka.
Kecenderungan dan keterlibatan orang Cina dalam bidang perdagangan sulit ditandingi oleh bangsa-bangsa lain. Mereka memiliki keistimewaan dan keterampilan
sendiri sehingga menjadikan mereka golongan pedagang yang andal serta disegani oleh kawan dan lawan. Sekilas terlihat bahwa orang Cina seperti dilahirkan untuk
berdagang mulai dari tahapan perundingan sampai proses penjualan dan menguras keuangan. Adapun ciri-ciri penting pedagang Cina yaitu :
1. Sabar
2. Tidak mudah putus asa
3. Pandai merebut peluang
4. Memiliki hehumasan yang baik-berpandangan jauh
5. Berpegang pada janji
6. Berusaha meyakinkan pelanggan selama menjalankan urusan dagang.
7. Memiliki daya tahan dan semangat juang yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
8. Tidak pernah menunggu karena peluang tidak pernah menunggu mereka.
Perasaan tidak aman dan terancam memberikan motivasi bagi orang Cina agar melibatkan diri dalam perdagangan. Falsafah dan pemikiran konfusianisme dijadikan
dasar untuk mengubah kehidupam mereka dan keluarganya. Orang Cina percaya bahwa hanya dengan bekerja keras dan berani membuka peluang, mereka akan
berhasil. Keberhasilan dan kegagalan bergantung pada sikap, usaha dan keyakinan. Bentuk konkret prilaku etnis Cina bergerak di bidang perdagangan retail dan
keuangan, usaha-usaha yang sifatnya bukan usaha besar. Prilaku ekonomi yang cenderung proaktif, berbentuk usaha atau perusahaan keluarga sudah menjadi ciri
etnis Cina di Indonesia. Etnis Cina yang kondisi status ekonominya berada dibawah cenderung berprilaku ekonomi dinamis dan berorientasi dagang. Prilaku tersebut
termotivasi oleh harapan untuk hidup aman, makmur dan loyal terhadap adat maupun kepatuhan terhadapa keluarga, termasuk kerja sama etnisitas sesama etnis Cina. Etnis
Cina mengandalkan integritas suatu hubungan antara etnis Cina di bidang ekonomi dan kekeluargaan.
Jaringan kerja melalui modus operandi ke dalam atau sesama etnis, dari dulu hingga sekarang masih menjadi kecenderungan bahkan kebiasaan yang telah
mentradisi di kalangan etnis Cina. Tendensi ini pada dasarnya dilatari oleh ikatan sosio-kultural yang masih kental, ikatan etnisitas yang masih kokoh dan ikatan
emosional yang masih mengakar. Dapat diketahui bahwa faktor penyebabnya adalah ajaran kong hu chu yang masih dianut secara hirarkis dan dipraktikkan secara turun
temurun di kalangan etnis Cina hingga sekarang.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini terbukti dari banyaknya usaha keluarga yang terdapat di pasar tradisional ramai, umumnya setiap keluarga saling membantu dalam memperlancar
perdagangan mereka. Dalam praktik dagang orang cina, keluarga memainkan peranan penting dan menjadi salah satu faktor keberhasilan orang Cina dala kegiatan
perdagagan. Orang Cina merasa bangga jika mempunyai keluarga atau saudara kandung yang terlibat dan bekerja keras untuk memajukan perdagannya. Ciri yang
konon terbentuk oleh kebiasaan berabad-abad itu yang terlihat pada perusahaan mereka yang lazimnya adalah perusahaan keluarga. Kekayaan yang mereka himpun
sebagian besar hanya berdar di antara anak dan keturunan mereka sendiri. Ini menyebabkan orang luar sulit untuk masuk memanfatkan kekayaan mereka. Itulah
cara keluarga Cina melindungi dan menyelamatkan diri dari serangan orang luar. Membikin benteng keluarga dan menjauhi ketenaran.
Bisnis keluarga sangatlah otokratis dimana sosok ayah biasanya bertindak sebagai pemimpin. Pertengkaran bisa saja pecah di ruang rapat keluarga, tetapi orang
Cina akan selalu muncul dengan suara tunggal ketika menghadapi pihak luar. Keuntungan yang hendak dibidik haruslah ditujukan untuk menambah kemakmuran
perusahaankeluarga. Fanatisme kental terhadap ajarannya yang menyangkut pentingnya rasa belas
kasihan dan tolong menolong sesama juga dalam hubungan dagang, oleh orang-orang Cina ditafsirkan sebagai anjuran untuk kerja sama dalam berbagai hal termasuk dalam
pengembangan usaha. Karena mereka berada dalam konteks dan konsep yang sama yakni doktrin kong hu chu, maka dalam tataran implementasi atau penjabaran ajaran
tersebut dijadikan sebagai landasan filosof dan dasar prilaku di bidang ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan membaca peluang bisnis dalam usaha secara fundamental telah menjadi ciri dan karakteristik etnis Cina. semangat atau spirit telah menyebkan
seseorang atau kelompok orang yang aktif dalam hal pengembangan usaha mampu membaca peluang yang ada. Peluang tersebut umpamanya menjadikan bantuan
keluarga sebagai modal, bantuan famili sesama suku, modal dasar atau warisan. Konsekuensi logis yang ditimbulkan oleh landasan filosofis tersebut, yakni lahirnya
kecenderungan mengutamkan keluarga, suku untuk jabatan publik, menentukan mitra dagang.
4.3.4. Sikap In Group Pada Etnis Cina di Pasar Tradisional Ramai