Pengungkapan Laporan Keuangan Tinjauan Teoritis 1. Signalling Theory

Menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” IAI, 2002:4, tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban stewardship. Dalam Belkaoui 2006: 212 juga dijelaskan tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 yaitu menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan. Menurut Hertanti 2005 terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu: a.Dapat dipahami Kualitas informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Informasi keuangan yang dapat dipahami adalah informasi yang disajikan dalam bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat pengertian pengguna. b.Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Relevensi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. c.Andal Informasi memiliki kualitas andal reliable adalah jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur faithful representation. d.Dapat dibandingkan Informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, atau dengan perusahaan sejenis lainnya pada periode waktu yang sama.

4. Pengungkapan Laporan Keuangan

Universitas Sumatera Utara Kata pengungakapan disclosure atau pengungkapan memiliki makna tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Jika dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memaparkan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai keadaan keuangan dan hasil aktifitas suatu unit usaha. Hendriksen 2002:429 mengatakan secara sederhana, pengungkapan dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi the release of information. Para akuntan cenderung menggunakan istilah ini dalam batasan yang lebih sempit, yaitu pengeluaran informasi tentang perusahaan dalam laporan keuangan, umumnya laporan tahunan. Pengungkapan laporan keuangan tahunan menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor sekarang dan yang potensial serta pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan keputusan serupa secara rasional. Pengungkapan laporan keuangan tahunan tidak hanya ditujukan bagi pemegang saham, tetapi juga ditujukan kepada kepentingan pemegang andil stakeholders. Laporan keuangan tahunan ditujukan untuk memberikan informasi umum kepada semua pemakai selain pemegang saham yang mengemban tanggung jawab pengendalian dan manajemen organisasi. Seperti dinyatakan Belkaoui 2006:230 tujuan pengungkapan antara lain: a. untuk menjelaskan item-item yang diakui dan item-item yang belum diakui serta menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, b. untuk menyediakan informasi dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui bagi investor dan kreditor dalam menentukan risiko, dan returnnya, c. untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang, Universitas Sumatera Utara Dalam teori keagenan Hendriksen, 2000: 221 dinyatakan bahwa “para pengambil keputusan akan membuat keputusan terbaik demi kepentingan para pengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia bagi mereka”. Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga dapat menghasilkan keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharapkan dapat lebih transparan mengungkapkan informasi perusahaan sehingga dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditor dan para pemakai informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 menyatakan bahwa : Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh PSAK Ikatan Akuntan Indonesia, 2007: 1.2. Tingkatan pengungkapan dapat dikelompokkan atas tiga bagian yaitu memadai adequate, wajar fair dan lengkap full. Menurut Hendriksen 2002:432 ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu : a.Pengungkapan memadai Adequate disclosure Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup, yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor. b.Pengungkapan wajar Fair disclosure Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung menyiratkan suatu etika, yaitu memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan keuangan. Universitas Sumatera Utara c.Pengungkapan penuh Full disclosure Pengungkapan penuh menyangkut penyajian informasi yang relevan. Bagi sebagian orang pengungkapan penuh berarti penyajian informasi secara berlimpah sehingga tidak tepat. Namun, terlalu banyak informasi akan membahayakan. Karena penyajian rinci dan yang tidak penting justru akan mengaburkan informasi yang signifikan membuat laporan keuangan sulit ditafsir.

5. Rasio Likuiditas