12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fakta sejarah menyatakan bahwa bangsa kita berswasembada pada tahun 1984, saat itu kita sebagai negara utama pengimpor beras di Asia. Keberhasilan
tersebut, adanya Bimbingan masal Bimas merupakan yang menangani secara langsung masalah peningkatan produksi pangan dan ini sebagai fakta bahwa
keseriusan dalam upaya pencapaian ketahanan pangan saat itu sangat dibutuhkan.
Namun hal tersebut tidak bertahan lama, hal ini disebabkan karena tidak adanya konsistensi pemerintah dalam upaya mendukung sektor pertanian menjadi
leading sector dalam pembangunan bangsa, dan kini bangsa kita menjadi pengimpor beras kembali. Dalam hal ini Pemerintah telah berupaya memplanning
dan bereksperimen kembali dalam menata kelembagaan pangan agar kita bisa
mengurangi ketergantungan pangan dari negara lain.
Banyak gagasan yang mengarah pada proses pembanguana masyarakat tani karena kelembagaan tanilah yang merupakan pelaku utama dalam mencapai
ketahanan pangan. Masyarakat tani sebagai subjek dalam rangka ketahanan pangan dianggap punya potensi dan mandiri sehingga perlu dibina dan
diberdayakan agar tujuan penguatan ketahanan pangan dapat tercapai.
Tanggung jawab akan meningkatnya produksi sehingga kita mampu mencapai ketahanan pangan sebenarnya bukan hanya tanggung jawab masyarakat
tani namun pemerintah dan instansi teknis harus ikut berupaya dan bertanggung
13 jawab agar proses pencapaian ketahanan pangan dapat tercapai. Proses pembinaan
harus terus dilakukan oleh lembaga teknis agar eksistensi masyarakat tani dapat
terlihat.
Dalam era otonomi daerah ini, peran pemerintah daerahlah yang sangat besar dalam upaya pembangunan masyarakat tani. Proses pembangunan terhadap
masyarakat tani tersebut harus dikategorikan berdasarkan potensi wilayah dan lokalita komoditas unggulan daerah agar setiap daerahkawasan mampu tumbuh
dan berkembang dengan komoditas unggulan sendiri-sendiri, sehingga dalam
pembangunan diperlukan strategi yang berbeda pula.
Sektor pertanian sebagai unsur penggerak dinamika pembangunan, selain dituntut untuk bisa mewujudkan ketahanan pangan, juga dituntut untuk bisa
meningkatkan kontribusinya bagi perekonomian Indonesia sebagai lumbung padi nasional, sejalan dengan visi pembangunan pertanian nasional yaitu pembangunan
pertanian modern, tangguh, dan efisien. http:www.dispertanak.pandeglang.go.idartikel_03.htm.
Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pemerintah dalam pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama kepada
peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi dan komoditi perdagangan tradisional. Upaya pemenuhan pangan melalui swasembada pangan padi telah
menyita perhatian dan dana yang cukup besar. Kondisi tersebut menyebabkan pembangunan pertanian belum optimal sesuai dengan potensinya.
Kelemahan yang terjadi selama ini menyebabkan berkembangnya citra yang kurang menguntungkan dalam pembangunan pertanian, antara lain:
14 a. Secara sadar ataupun tidak sadar, pembangunan pertanian diidentikan dengan
kegiatan peningkatan produksi proses budidaya atau agronomi semata, b. Dengan pandangan tersebut, pembangunan pertanian juga seakan terlepas
dengan pembangunan sektor-sektor lainnya dan terlepas sebagai bagian dari pembangunan wilayah,
c. Perhatian yang besar hanya kepada komoditi tertentu menyebabkan banyak bidang usaha pertanian lain kurang tergarap.
Liberalisasi perdagangan menyebabkan pasar domestik terintegrasi kuat dengan pasar regionalinternasional dan memaksa setiap negara termasuk
Indonesia membuka segala rintangan dan menghapus segala bentuk proteksi. Ini berarti bahwa usaha dan produk pertanian domestik dipaksa untuk
berhadapanbersaing dengan usaha dan produk global. Kondisi ini merupakan tantangan sekaligus peluang dalam pembangunan sektor pertanian ke depan.
Implikasi dan liberalisasi perdagangan ini mengharuskan Indonesia untuk mampu mempercepat peningkatan daya saing produknya agar dapat merebut pasar.
Bertitik tolak dari kondisi tersebut, antisipasi yang dapat dilakukan dalam peningkatan merebut peluang pasar dapat dilakukan melalui dua pendekatan
secara simultan, yaitu: a. Upaya meningkatkan pasar dengan konsepuniversal.
b. Pengembangan pasar berdasarkan konsepuniqueness. Pada konsep universal dapat ditempuh melalui diversifikasi dan
peningkatan kualitas sesuai dengan persyaratan yang diminta konsumen dan pasar global. Sedangkan pada konsep uniqueness, konsumen ditawarkan kepada produk
15 spesifik lokalita yang bersifat unik. Salah satu bidang usaha dalam penciptaan
pasar yang didasarkan kepada konsep uniqueness adalah usaha wisata agro. Sesuai dengan potensinya bidang usaha ini belum tergarap secara baik dan dinilai
prospektif sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru sektor pertanian. Berbagai upaya dan usaha telah diluncurkan oleh pemerintah untuk
membantu meringankan dan meningkatkan kesejahteraan petani.Namun, hasilnya hingga kini masih belum dirasakan. Tak terhitung berapa banyak program yang
sudah digulirkan. Mulai dari mulai dari pengadan pupuk bersubsidi, benih gratis, peralatan pertanian, dan terakhir program skim pelayanan pembiayaan pertanian
SP-3. Namun, program yang memasuki umur dua tahun ini ternyata belum
menyentuh petani kecil. Padahal, tujuannya memberikan solusi kepada petani untuk mendapatkan perlakuan yang sama dengan pelaku usaha kecil dalam hal
pinjaman kepada pihak perbankan. SP-3 merupakan salah satu program pembiayaan kredit pertanian dengan bantuan jaminan kredit dari pemerintah.
Sasarannya semua bidang pertanian mulai dari hulu, kegiatan budi daya on farm dan pengolahan hasil off farm. Tahun lalu atau tepatnya sejak digulirkan pada
Oktober 2006, pemerintah memberikan dana jaminan kredit SP-3 sebesar Rp255 miliar.Dan dana jaminan bergulir itu terus ditingkatkan pada tahun ini hingga
mencapai Rp635 miliar. Kelebihan program SP-3 adalah pemberian jaminan kredit sebagai agunan oleh pemerintah sebesar 90 untuk usaha mikro I UM-I,
untuk usaha mikro II UM-II sebesar 40,sebesar 30 untuk usaha kecil I UK- I dan sebesar 10 untuk usaha kecil II UK-II.
16 Misalnya di Sumut, kredit pertanian yang disalurkan oleh empat bank
yakni Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin dan Bank Sumut dalam tahap persiapan ternyata tidak berjalan mulus. Masih banyak petani belum
mengetahui. Menurut salah seorang petani asal Desa Sidodadi bernama Ramunia di Kabupaten Deli Serdang, mengaku, hingga sekarang program SP-3 belum ada
yang menyentuh petani. http:www.seputar-indonesia.comedisicetaksumatera- utaraprogram-sp-3-penyaluran-kredit-minim-karena-kurang-sosial.html.
Sementara Pemkab Batu Bara memberikan bantuan bibit gratis kepada petani sebagai contoh salah satu desa, Desa Aras, Kec. Air putih, Batu bara yang
tanaman padi mereka gagal panen pada Musim Tanam MT 2008 ini. Demikian Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan
Batubara H Guntur Sinaga, SP. “Bantuan bibit itu akan diberikan ketika akan menghadapi MT berikutnya, atau setelah MT 2008 ini berakhir. Untuk saat ini
tanaman padi yang puso itu dibiarkan begitu saja,” ujar Guntur.Dikatakan, tanaman padi petani Aras yang punah digasak hama seluas 32 hektare.
Menurutnya, penyebab musnahnya tanaman padi itu adalah serangan hama tikus. Selain itu struktur tanah areal sawah itu sudah tidak mendukung untuk tanaman
padi akibat kekurangan salah satu jenis pupuk. Sehingga menyebabkan tanaman padinya memerah gosong lalu mati.
Gejala ini memang terlihat seperti serangan hama wereng. Padahal bukan, hanya serangan hama tikus, ujar Guntur. Upaya yang akan dilakukan untuk mencegah
serangan ini, tambah Guntur, akan dilakukan gopriyokan tikus.
17 Namun tidak bisa dilakukan sekarang. Jika dilakukan sekarang,
dikhawatirkan hama tikus akan melantak lahan lain yang belum terserang. Sehingga lahan yang sudah terserang itu sampai saat ini dibiarkan begitu saja,
agar hama tikusnya tidak menghantam tanaman pade areal lain, papar Guntur. Menyinggung kelangkaan pupuk di Batubara Guntur menegaskan sudah mulai
dapat teratasi. Para distributor pupuk sudah berjanji akhir April ini permasaalahan kelangkaan pupuk di Batubara akan dapat dituntaskan, ucapnya.
http:www.waspada.co.idBeritaSumutPemkab-Batubara-Bantu-Bibit-Pada- Petani-Gagal-Panen.html target=_blankWaspada Online
Sektor Pertanian tahun 2003, menurut data Badan Pusat Statistik BPS
ternyata tumbuh sangat menggembirakan. Walupun ada dampak kekeringan yang melanda sebagian wilayah Indonesia pada pertengahan tahun 2003, ternyata PDB
Sektor pertanian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan secara kumulatif sampai kwartal III–2003 masih mengalami pertumbuhan sebesar 2, 54 dibandingkan
dengan periode yang sama pada tahun 2002.Pertumbuhan PDB tersebut disumbang oleh sub–sektor Pertanian Tanaman Bahan Makanan yang tumbuh
sebesar 2,73 , sub sektor perkebunan 1,85 dan sub-sektor peternakan 1,40 per tahun.
Hal yang juga sangat menggembirakan adalah sepanjang tahun 2003 tidak terjadi gejolak pangan yang berarti. Kondisi pertumbuhan pertanian yang cukup
baik dan stabilnya pangan nasional tersebut tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah bersama–sama dengan masyarkat dan dunia usaha.
18 Kinerja sektor pertanian yang kita capai ini juga tidak terlepas dari
dinamika perubahan yang sedang berlangsung baik internasional maupun domestik. Pada lingkungan internasional, pertumbuhan perekonomian dunia yang
masih rendah berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian kita. Disampin itu adnya praktek-praktek perdagangan internasional yang tidak fair seperti
subsidi pertanian yang besar oleh negara–negara maju akan mempengaruhi daya saing sektor pertanian di negara–negara berkembang termasuk Indonesia.
Sementara itu, di dalam negeri kita juga mengalami masa transisi dari sistem yang sentralistis ke otonomi daerah yang tentunya memerlukan waktu bagi
pemerintah derah dalam melaksanakannya. Disamping itu perekonomian nasional sedang mengalami pemulihan sehingga APBN yang tersedia belum sepenuhnya
dapat dijadikan stimulus untuk mendorong petumbuhan sektoral termasuk sektor pertanian. Apabila lingkungan yang mempengaruhi sektor pertanian tersebut lebih
kondusif lagi, maka kinerja sektor pertanian akan jauh lebih baik lagi. http:www.deptan.go.idpengumumanberitakonferensi_pers_03.htm.
Sehubungan dengan hal di atas, pembangunan sektor pertania di daerah khusunya pertanian di Kabupaten Batu Bara yang sebagian besar masyarakatnya
bekerja dan mata pencaharian sebagai petani upaya yang dilakukan saat ini terkesan sangat tidak diperhatikan dan tidak jarang petani merasa kesulitan,
sebagai contoh kecil harga pupuk bersubsidi mahal, obat-obatan mahal, dan lain sebagainya sehingga petani tidak dapat menjangkau. Di samping itu upaya
pemerintah daerah dalam hal ini Kab.Batu Bara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya khususnya sektor pertanian tidak di perhatikan
19 dengan baik padahal, pembangunan pertanian sangat diperlukan guna untuk
mensejahterakan masyarakatnya. Semenjak Kab.Batu Bara belum di mekarkan dengan kabupaten induk
yaitu kab.Asahan upaya pemerintah daerah setempat cukup membantu seperti yang kita lihat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat petani di Desa Tanah
Tinggi mulai dari program bantuan bibit padi gratis, diberikan penyuluhan pertanian lapangan, pembanguana irigasi seperti waduk, pembuatan saluran air,
serta pembuatan balai pertemuan antar petani dan masih banyak lagi bantuan yang diberikan saat itu.
Hal ini menandakan bahwa pemerintah daerah setempat sudah mulai mengerti kesulitan petani dengan memberikan berbagai kemudahan dari
bantuanprogram yang diberikan dengan upaya pemerintah ini berarti masyarakatnnya akan sejahtera kehidupannya sebagai petani. Tetapi yang
sekarang kita lihat setelah Kab.Batu Bara terbentuk lepas dari Kabupaten induk Asahan terlihat bantuan yang diberikan pemerintah daerah setempat masih tetap
dipertahankan dan dijalankan walau perhatiannya kurang, terdapat beberapa programbantuan sebagai upaya pemerintah dalam mensejahterakan
masyarakatnya melalui pembangunan sektor pertanian masih berjalan seperti pemberian bibit padi gratis, perbaiakan irigasi sawah, memberikan penyuluh
pertanian, membuat perkumpulan petani pemakai air, membuat kelompok tani dan lain-lain sebagainya masih berjalan dengan baik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka melalui penelitian ini penulis tertarik ingin mencoba mengetahui bagaimana ”Respon Masyarakat Petani
20 Terhadap Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Melalui
Pembangunan Sektor Pertanian Di Desa Tanah Tinggi Kec. Air Putih Kab. Batu Bara”.
1.2 Perumusan Masalah