33 yang enak rasanya yang sudah dikemas dalam botol minuman ini sudah menjadi
semacam trade mark Kota Medan. Sedangkan hasil buah-buahan lain belum dikelola secara modern seperti di Thailand, Filipina, Taiwan, dan negara-negara
lainnya, padahal potensi hasil pertanian pangan di Sumut cukup menjanjikan dan tidak kalah dibandingkan dengan negara-negara itu. Jika potensi yang sangat baik
itu dapat dikelola lebih profesional sudah pasti ia akan dapat meningkatkan pendapatan daerah, dan jika dieskpor ke negara lain akan mendatangkan devisa
negara. http:www.indonesia.go.ididindex.php?option=com_contenttask=vie
wid=3491Itemid=1545.
2.2.2 Gambaran Sektor Pertanian di Kabupaten AsahanBatu Bara
Teramati secara jelas, pelaksanaan Otonomi Daerah yang semula ditujukan untuk membangun Kabupaten-kabupatenKota dengan mengoptimasikan sumber-
sumber daya kewilayahan, ternyata ada yang terjebak melebarkan kegiatan pungutan-pungutan yang berasal dari rakyat. Berbagai macam retribusi yang
dilaksanakan di daerah-daerah menyebabkan biaya ekonomi tinggi yang justru tidak memperlihatkan bahwa pungutan-pungutan tersebut mempunyai arti yang
signifikan untuk menyejahterakan rakyat.
Pembangunan daerah berbasis Otonomi Daerah, memberikan makna bahwa KabupatenKota diharapkan mampu membiayai dirinya sendiri dengan
mengelola sumber-sumber daya kewilayahan yang dimilikinya. Hal ini mempunyai pengertian bahwa KabupatenKota diharapkan mampu mengelola
34 sumber-sumber daya kewilayahan, seperti sumber daya tanah, sumber daya ruang,
yang ditujukan untuk mentransformasikan Ekonomi Kabupaten Berbasis Pertanian menjadi Ekonomi Kabupaten Berbasis Industri.
Potensi Ekonomi Kabupaten Asahan dalam perspektif Ekonomi Kewilayahan, yaitu kemampuan wilayah memberikan nilai ekonomik bagi
peningkatan kualitas hidup rakyat, Kabupaten Asahan harus ditempatkan dalam dua dimensi, yaitu: Kabupaten Asahan sebagai Kabupaten Agraris dan
Kabupaten Maritim.
Kondisi geografik Kab. Asahan merupakan Kabupaten yang mempunyai wilayah darat, pesisir, dan laut. Pada wilayah darat inilah terdapat sumber daya
tanah yang mampu memberikan produktivitas pertanian dalam arti yang luas. Berkaitan dengan hal tersebut, melalui pemetaan wilayah dengan penginderaan
jauh, diperoleh informasi tentang kemampuan Kabupaten Asahan sebagai Kabupaten Agraris yang mempunyai potensi ekonomik, yaitu tambak,
perkebunan, kebun campur, hutan, rawa mangrove, mangrove. Potensi ekonomik tutupan lahan tersebut merupakan bukti bahwa secara kewilayahan, Kabupaten
Asahan merupakan Kabupaten Agraris. Sebagai konsekuensi dari hal ini, Kabupaten Asahan hingga sekarang ini masih bertumpu pada Ekonomi Berbasis
Pertanian. Sifat Ekonomi Berbasis Pertanian dicirikan oleh kemampuan ekonomi yang masih bersifat umum. Sifat umum dicirikan lagi oleh fakta, yaitu pertanian
yang ada di Kabupaten Asahan merupakan warisan yang bersifat turun-temurun.
35 Kabupaten lainnya, atau lebih spesifik Kabupaten yang menjadi tetangga
Kabupaten Asahan, juga mempunyai jenis tutupan lahan yang sama. Persoalannya sekarang ialah bagaimana caranya membangun Keunggulan Kompetitif atau Daya
Saing di Kabupaten Asahan menggunakan titik tolak bahwa Ekonomi Kabupaten Asahan merupakan Ekonomi Berbasis Pertanian.
Cara yang digunakan untuk mendapatkan keunggulan, yaitu dengan cara melakukan transformasi dari Ekonomi Berbasis Pertanian Umum menjadi
Ekonomi Berbasis Pertanian dengan Spesialisasi.
Untuk membangun Ekonomi Berbasis Pertanian dengan Spesialisasi memerlukan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Pertanian yang Berkelanjutan.
Berkenaan dengan hal tersebut diperlukan Kebijakan Pembangunan Pertanian yang kuat untuk menetapkan Keunggulan Kompetitif Pertanian yang dibentuk dari
desa-desa yang digunakan untuk membentuk Keunggulan Kompetitif Pertanian Kecamatan.
Untuk merealisasikan hal tersebut diperlukan kajian tentang Kesesuaian Lahan Kabupaten Asahan, yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk
membuat Kebijakan Pembangunan yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan Pembangunan Berbasis Keunggulan Kompetitif atau Berdaya
Saing, yang tahap pertama bertumpu pada pemanfaatan Sumber Daya Kewilayahan yang optimal.
36 Kabupaten Asahan merupakan Kabupaten yang mempunyai wilayah
pesisir dan laut. Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten Asahan harus dapat dijadikan sebagai fokus pembangunan. Pada wilayah pesisir dan laut terdapat
sumber-sumber daya ekonomik, baik yang bersifat Sumber Daya Hayati, Sumber Daya Non-Hayati, dan Sumber Daya Ruang.
Strategi yang harus ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Asahan dalam menciptakan Keunggulan Kompetitif terutama yang berkaitan dengan pengelolaan
Potensi Sumber-sumber Daya Pesisir adalah dengan mengidentifikasikan seluruh potensi sumber daya pesisir. Kemudian ditetapkan potensi yang mana yang
mempunyai nilai prospektif dan ekonomik yang terbaik. Disamping itu, Kabupaten Asahan harus mampu membangun Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Pesisir, yang mengacu kepada tiga komponen, yaitu pendapatan, tabungan, dan investasi yang diberlakukan untuk Kabupaten Asahan. Atau dengan kata lain,
Kabupaten Asahan membuat Model Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pesisir yang diberlakukan di lingkungan Kabupaten Asahan. Unsur-unsur yang dimasukkan ke
dalam tiga komponen dibuat sendiri dengan mengacu kepada kondisi riil Kabupaten Asahan.
Ekonomi Kabupaten Berbasis Pertanian merupakan tata perekonomian yang bersifat warisan. Dari tahun ke tahun, di suatu kawasan, dan juga terdapat di
beberapa KabupatenKota hanya ditanami komoditas yang tidak pernah berubah. Luas tanah pertanian yang tidak berubah tidak mungkin digunakan sebagai basis
untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanpa harus dilakukan tindakan
37 kerekayasaan. Tindakan tersebut antara lain dilakukan upaya meningkatkan
tingkat kesuburan tanah menggunakan berbagai macam pupuk.
Upaya meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara intensifikasi tetap berada dalam domain tidak ditujukan untuk membangun Keunggulan
Kompetitif. Pembangunan dalam bidang pertanian di Kabupaten dalam perspektif Otonomi Daerah mestinya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan internal
kebutuhan Kabupaten itu sendiri dan kebutuhan eksternal, yang diarahkan untuk membangun keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif digunakan sebagai
dasar oleh Kabupaten masuk ke dalam pasar dunia. Atau dengan kata lain, Kabupaten mampu melakukan ekspor komoditas ke luar negeri.
Kabupaten Asahan merupakan Kabupaten Agraris yang mempunyai potensi yang besar untuk membangun keunggulan kompetitif. Demikian juga
Kabupaten Asahan sebagai Kabupaten Maritim. Terdapat hal yang sangat penting bila Kabupaten Asahan mampu masuk pasar dunia, yaitu akan mudah mencari
investor yang dilibatkan secara aktif untuk membangun ekonomi Kabupaten Berbasis Industri.
Hakekat industri adalah perusahaan untuk membuat atau menghasilkan atau memproduksi barang-barang. Dalam lingkup Ekonomi Kabupaten Berbasis
Industri, produksi barang-barang dihasilkan menggunakan mesin. Membangun suatu industri diperlukan komponen-komponen, yaitu: Meta masyarakat, Meso
Publik dan Swasta, Mikro Swasta, dan Makro Kebijakan Publik.
38 Strategi Pembangunan Kabupaten Asahan mestinya diarahkan kepada Pola
Pembangunan yang jelas. Artinya program-program pembangunan yang seperti apa yang harus dibuat tahapan-tahapannya sehingga mampu mewujudkan
Kabupaten Asahan menjadi Kabupaten Asahan Berbasis Agraris yang mampu mewujudkan Keunggulan Kompetitif dalam bidang pertanian secara nyata dalam
perspektif perdagangan dunia.
Pertumbuhan ekonomi para petani yang melibatkan komponen-komponen pendapatan, tabungan, dan investasi harus terukur secara jelas. Dalam lingkup
Pembangunan Kabupaten Asahan Berbasis Agraris harus mampu memperlihatkan bahwa potensi sumber daya tanah Kabupaten Asahan memang digunakan sebesar-
besarnya untuk peningkatan kualitas hidup rakyat http:www.pemkab- asahan.go.idsekapur.htm.
Sedangkan, Pertanian di Kabupaten Batu bara menurut kepala dinas pertanian Drs Idris dalam laporannya kepada anggota Dewan Perwakilan Daerah
DPD RI Drs Yopie S Batubara, Lundu Panjaitan dan Parlindungan Purba saat berkunjung ke Batubara.
Idris mengatakan, pertanian yang utama di Batubara adalah tanaman pangan padi sawah. Luas areal persawahan disini mencapai 21 ribu hektare lebih.
Sebagian besar di antaranya merupakan lahan irigasi teknis. Jumlah produksi padinya mencapai 125 ribu ton per tahun. Sedangkan kebutuhan pangan di sini
sekira 95 ribu ton per tahunnya. Sehingga Batu bara termasuk daerah surplus pangan.
39 Hal yang harus diwaspadai Pemkab Batu bara, yaitu tentang penyaluran
pupuk dan pestisida, tenaga kerja, Sebagai kabupaten lumbung padi, penyaluran pupuk menjadi isu yang sangat sensitif itu harus menjadi perhatian.
http:www.kaskus.usshowthread.php?t=471158page=234.
2.3 Pembangunan Pertanian