Tabel 5 Korelasi Antara Variabel Bebas Dengan Residual
Variabel Korelasi Sig
Syarat PDRB X
1
Pajak DaerahX
2
0,126 -0,018
0,320 0,474
0,05 0,05
Sumber : Lampiran 3 Pengambilan keputusan :
Probabilitas 0,05, maka terjadi Heteroskedastisitas.
Probabilitas 0,05, maka terjadi Non Heteroskedastisitas.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh tingkat signifikasi koefisien korelasi rank spearman untuk variabel bebas X
1
sebesar 0,320; X
2
sebesar 0,474 terhadap residual lebih besar dari 0,05 tingkat signifikan sehingga tidak mempunyai korelasi yang berarti antara nilai residual
dengan variabel yang menjelaskan. Jadi dapat disimpulkan semua variabel penelitian tidak terjadi heterokedastisitas.
4.3.2 Analisis Regresi Dalam analisis ini menggunakan model Analisis Regresi Linier
Berganda yang berguna untuk mengetahui terdapat atau tidaknya
pengaruh diantara variabel bebas dan variabel terikat, hasil tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 6 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda dengan menggunakan
Program SPSS
Variabel Bebas Koefisien
Regeresi Std.Error
t
hitung
r
parsial
Sig PDRB X
1
57,594 18,177 3,16
0,660 0,007 Pajak Daerah
X
2
80,153 28,501 2,81 0,615 0,015
Variabel Terikat Y : Belanja Daerah Konstanta : -76226679,601
Koefisien Korelasi R : 0,981 Koefisien Determinasi R
2
: 0,962 t
tabel
: 2,160
Sumber: Lampiran 2 dan Lampiran 3 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, diperoleh
persamaan Regresi Linier Berganda sebagai berikut : Y =
+
1
1
+
2
2 +
Y =-76226679,601 + 57,594 X
1
+ 80,153X
2
Berdasarkan persamaan tesebut diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
β
= Konstanta = -76226679,601 Nilai konstanta sebesar -76226679,601 menunjukan bahwa
apabila tidak terdapat faktor Produk Domestik Regional Bruto X
1
, dan Pajak Daerah X
2
, maka Belanja Daerah di Kabupaten Sumenep turun sebesar 76226679,601 Juta Rupiah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1
= Koefisien regresi untuk X
1
= 57,594 Ini menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto X
1
berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah, artinya apabila Produk Domestik Regional Bruto mengalami kenaikan, maka Belanja Daerah di
Kabupaten Sumenep akan mengalami kenaikan atau dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan 1 juta rupiah pada Produk Domestik Regional
Bruto maka Belanja Daerah di Kabupaten Sumenep akan naik sebesar 57,594 juta rupiah atau sama dengan Rp. 57.594.000, dengan asumsi
variabel bebas lainya adalah konstan. Hal ini disebabkan jika PDRB meningkat maka pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yang dimiliki oleh berbagai golongan dalam masyarakat meningkat, sehingga dari pendapatan tersebut masyarakat akan membeli barang dan
jasa baik untuk keperluan konsumsi maupun investasi. Semakin tinggi PDRB suatu daerah berarti pertumbuhan ekonomi semakin meningkat
yang mengakibatkan pengalokasian anggaran Belanja Daerah semakin meningkat dan dinamis untuk pelayanan publik. Sehingga hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Situngkir 2009 yang menyatakan PDRB berpengaruh positif dan nyata terhadap Belanja Daerah.
Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran Belanja Daerah dalam APBD untuk menambah aset tetap. Anggaran Belanja
Daerah ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk
fasilitas publik. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pemerintah daerah seharusnya mengubah komposisi belanjanya. Selama ini belanja daerah lebih banyak digunakan untuk belanja rutin yang
relatif kurang produktif. Dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal, menunjukkan bahwa potensi fiskal pemerintah daerah antara satu dengan
daerah yang lain bisa jadi sangat beragam. Perbedaan ini pada gilirannnya dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang beragam
pula. Pemberian otonomi yang lebih besar akan memberikan dampak yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi, hal inilah yang mendorong
daerah untuk mengalokasikan secara lebih efisien berbagai potensi lokal untuk kepentingan pelayanan publik.
2
= Koefisien regresi untuk X
2
= 80,153 Ini menunjukkan bahwa Pajak Daerah X
2
berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah, artinya apabila Pajak Daerah X
2
mengalami kenaikan maka PAD juga mengalami kenaikan dan Belanja Daerah akan
mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa Pendapatan Daerah terutama pajak akan mempengaruhi
anggaran belanja pemerintah daerah dikenal dengan nama tax spend hypothesis
Aziz et al, 2000; Doi, 1998; Von Furstenberg et al 1986. Dalam hal ini pengeluaran pemerintah daerah akan disesuaikan dengan
perubahan dalam penerimaan pemerintah daerah atau perubahan pendapatan terjadi sebelum perubahan pengeluaran Prakosa, 2004 :
105-106. Jadi di dalam Pajak Daerah mengalami kenaikan maka
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Belanja Daerah untuk daerah tersebut semakin besar atau dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan Rp 1 pada Pajak Daerah maka
Belanja Daerah di Kabupaten Sumenep naik sebesar 80,153 juta rupiah atau sama dengan 80.153.000 juta rupiah
Besarnya R
2
koefisien determinasi = 0,962 dan Adjusted R
2
= 0,957. nilai ini menunjukkan kemampuan variabel terikat dalam
mempengaruhi variabel bebas adalah sebesar 0,957 artinya bahwa Belanja Daerah Y mampu dijelaskan oleh variasi variabel PDRB,
Pajak Daerah hingga sebesar 95,7. Sedangkan sisanya sebesar 4,3 dijelaskan oleh variabel lain selain X
1
dan X
2
. Sedangkan besarnya koefisien korelasi berganda R = 0,981 ini
berarti menunjukkan bahwa hubungan keeratan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah sangat kuat.
4.3.3 Uji F Uji Kecocokan Model