Nilai Tambah Bruto, Cara Penyajian, dan Angka Indeks

3. Deflasi Cara ini diperoleh dengan mendeflate nilai tambah atas dasar harga yang berlaku dengan indeks harga dari barang-barang yang bersangkutan. Indeks harga disini dapat dipakai indeks harga perdagangan besar, harga produsen maupun harga eceran tergantung mana yang lebih cocok. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut: Anonim, 2009 : 30 IHi0 NP ݆݅ ஺஽ு௄ = NP ݆݅ ஺஽ு஻   IHij Keterangan : NP ݆݅ ஺஽ு௄ = Nilai produksi komoditas ke-i pada tahun ke-j ADHK NP ݆݅ ஺஽ு஻ = Nilai produksi komoditas ke-i pada tahun ke-j ADHB IHij = Indeks harga komoditas ke-i pada tahun ke-j

2.2.1.6. Nilai Tambah Bruto, Cara Penyajian, dan Angka Indeks

Nilai tambah bruto NTB adalah nilai yang didapatkan dari pengurangan nilai output dengan biaya antaranya yang dirumuskan. Anonim , 2009:33 NTB = O – BA Dimana, NTB = Nilai tambah dari suatu produksi barang atau jasa O = Nilai output suatu barang atau jasa BA = Nilai biaya antara yang digunakan dalam proses produksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pengertian NTB ini sangat penting karena PDRB itu tidak lain adalah penjumlahan dari seluruh NTB dari seluruh unit produksi yang berada pada suatu daerah tertentu dalam kurun waktu tetentu Anonim, 2009 : 34. Sementara, agregat-agregat pendapatan regional juga disajikan dalam bentuk angka-angka persentase dan angka-angka indeks yang diterangkan sebagai berikut Anonim, 2006 : 34. 1. Peranan Sektoral adalah suatu angka yang disajikan dalam bentuk persentase dengan cara membagi nilai masing-masing sektor dengan nilai seluruh PDRB dikalikan 100 pada tahun yang bersangkutan. Penghitungan peranan sektoral ini dapat diperoleh dari rumus : PDRBi Pi =   100 9  PDRBi i=1 Dimana; Pi = Peranan sektor i PDRBi = PDRB sektor i 2. Indeks perkembangan adalah angka indeks yang diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar yang dikalikan 100. Angka indeks ini diperoleh dari rumus: PDRBit IPit =   100 PDRBi0 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dimana ; IPit = Indeks perkembangan sektor i tahun t PDRBit = PDRB sektor i pada tahun t PDRBi0 = PDRB sektor i pada tahun dasar 3. Indeks berantai adalah angka indeks yang diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya yang dikalikan 100. Rumus : PDRBit IBit =   100 PDRBi t - 1 Dimana ; IBit = Indeks perkembangan sektor i tahun t PDRBit = PDRB sektor i pada tahun t PDRB i t - 1 = PDRB sektor i pada tahun t - 1 4. Angka laju pertumbuhan adalah angka berbentuk persentase yang diperoleh dengan mengurangkan indeks berantai ADHK dengan 100 yang dirumuskan sebagai berikut : GROWTH it = IB ݅ݐ ஺஽ு௄ – 100 Dimana ; GROWTH it = Pertumbuhan sektor i tahun t IB ݅ݐ ஺஽ு௄ = Indeks berantai ADHK sektor i tahun t Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Indeks Harga Implisit adalah angka indeks yang dipeoleh dengan membagi nilai atas dasar harga yang berlaku dengan nilai atas dasar harga konstan untuk masing-masing tahunnya dikalikan 100. PDRB ݅ݐ ஺஽ு஻ IHI it =   100 PDRBi ݅ݐ ஺஽ு௄ Dimana ; IHI it = Indeks harga implisit sektor i tahun t PDRB it ADHB = Indeks berantai ADHB sektor i tahun t PDRB it ADHK = Indeks berantai ADHK sektor i tahun t 6. Inflasi adalah angka yang diperoleh dari persentase perubahan indeks harga implisit atau secara matematis bisa ditulis : IHI it - IHI i t – 1 INFLATION it =   100 IHI i t – 1 Dimana ; INFLATION it = Inflasi sektor i tahun t IHI it = Indeks harga implisit i pada tahun t IHI i t – 1 = Indeks harga implisit sektor i pada tahun t –1 2.2.1.7.Teori Keynesian Harrod-Domar Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonomi sesudah Keynes, yaitu Evsey Domar Massachusetts Institute of Technology dan Sir Roy F.Harrad Oxford University. Teori ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap Steady growth Arsyad, 1999 : 64. Teori Harrod-Domar ini mempunyai asumsi yaitu: 1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh full employment dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh. 2. Perekonomian terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada. 3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan di mulai dari titik nol. 4. Kecenderungan untuk menabung marginal propensif to save = MPS besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output capital output ratio = COR dan rasio pertambahan modal-output incremental capital-output ratio = ICOR . COR dan ICOR yang tetap ini bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Dalam teori Harrod-Domar ini, fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu modal dan tenaga kerja tidak substitutif. Untuk menghasilkan output sebesar Q 1 , diperlukan modal K 1 , dan tenaga kerja L 1 , dan apabila Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kombinasi itu berubah maka tingkat output berubah. Untuk output sebsar Q 2 , misalnya hanya dapat diciptakan jika stok modal sebesar K 2 Gambar 1 : Fungsi Produksi Harrod-Domar Modal K 2 Q 2 K 1 Q 1 Tenaga kerja Sumber : Arsyad , 1999, EkonomiPembangunan, Edisi Keempat, STIE YKPN, Yogyakarta, hal.66 Jika kita menetapkan COR = k , rasio kecenderungan menabung MPS = s yang merupakan proporsi tetap dari output total, dan investasi ditentukan oleh tingkat tabungan, maka kita bisa menyusun model pertumbuhan ekonomi yang sederhana seperti berikut : 1. Tabungan S merupakan suatu proporsi s dari output total Y, oleh karenanya kita mempunyai persamaan yang sederhana. S = s . Y Q L1 L 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Investasi I didefinisikan sebagai perubahan stok modal dan dilambangkan dengan K, maka : I = K Tetapi karena stok modal K mempunyai hubungan langsung dengan output total Y, seperti ditunjukan oleh COR atau k, maka: K K  = atau =  = atau K = k . Y Y Y Akhirnya, karena tabungan total S harus sama dengan investsi total I maka: S = I Tetapi dari persamaan I di atas kita tahu bahwa S = s . Y dan dari persamaan II dan IIa kita tahu bahwa I = K = k . Y. Oleh karena itu kita bisa menuliskan identitas dari tabungan yang sama dengan investasi pada persamaan IIa itu sebagai: S = s . Y = k . Y = K = I atau s. Y = k . Y Dan pada akhirnya kita mendapatkan : Y Y pada persamaan IV menunjukan tingkat pertumbuhan output persentase perubahan output. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.2 Pendapatan Asli Daerah 2.2.2.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah