berbagai golongan dalam masyarakat. Sehingga dengan pendapatan ini masyarakat akan membeli barang dan jasa baik untuk keperluan konsumsi
maupun investasi. Jika pertumbuhan ekonomi suatu daerah meningkat maka akan mempengaruhi pengalokasian anggaran Belanja Daerah untuk
pembangunan pelayanan publik. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB di Kabupaten Sumenep selama tahun penelitian
1994 – 2009 mengalami peningkatan dari 815,260.05 pada tahun 1994 menjadi 10,371,484.15 pada tahun 2009. Perkembangan kenaikan tertinggi
pada tahun 1998 sebesar 82,71 dan perkembangan kenaikan terendah sebesar 0,03 pada tahun 2004.
Produk Domestik Regional Bruto PDRB Mengalami kenaikan dari tahun 1994 - 2009 karena adanya pemanfaatan sumber daya alam
yang sangat kaya di Kabupaten Sumenep yaitu dengan pemanfaatan hutan Mangrove dan terdapatnya sektor migas di kepulauan Kangean Kabupaten
Sumenep. Selain pemanfaatan hutan mangrove dan minyak bumi migas kenaikan Produk Domestik Regional Bruto PDRB tahun 2005 - 2009
dipengaruhi oleh potensi ekonomi di sektor pertanian dan perikanan laut di Kecamatan pesisir Kabupaten Sumenep.
4.2.2. Perkembangan Pajak Daerah
Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Sumenep dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2 Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Sumenep
Tahun 1994-2009
Tahun Pajak Daerah
000 Rp Perkembangan
1994 161.292
-
1995 219.907
36,34 1996
365.365 66,15
1997 510.824
39,81 1998
843.687 65,16
1999 785.792
-6,86 2000
872.599 11,05
2001 2.973.474
240,76 2002
1.395.000 -53,08
2003 3.151.507
125,91 2004
2.882.325 -8,54
2005 4.554.949
58,03 2006
4.354.243 -4,41
2007 5.138.478
18,01 2008
4.731.214 -7,93
2009 5.232.765
10,60 Sumber : Badan Pusat Statistik, Surabaya. 2010
Dengan otonomi daerah berarti telah memindahkan sebagian besar kewenangan yang tadinya berada di pemerintah pusat diserahkan kepada
daerah otonom dan dapat lebih cepat merespons tuntutan masyarakat daerah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Karena kewenangan
membuat kebijakan perda sepenuhnya seperti Pajak Daerah yang merupakan wewenang daerah otonom, maka dengan otonomi daerah
pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan akan dapat berjalan dengan lebih cepat dan lebih berkualitas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Sumenep dari tahun 1994– 2009 mengalami fluktuasi. Hal ini dapat di lihat pada tabel 2 yang
menjelaskan bahwa perkembangan tertinggi Pajak Daerah pada tahun 2001 sebesar 240,76 dan perkembangan yang terendah Pajak Daerah
pada tahun 2002 sebesar –53,08. Perkembangan tertinggi Pajak Daerah pada tahun 2001 sebesar Rp 2.973.474.000 dan perkembangan yang
terendah Pajak Daerah pada tahun 2002 sebesar Rp 1.395.000.000. hal ini disebabkan karena adanya perkembangan Penanaman Modal Asing
PMA. Daerah dalam peningkatan Pendapatan Asli daerah PAD artinya
pemerintah daerah harus mampu memberikan keseimbangan antara insentif kepada para investor dan pajak retribusi daerah yang bisa
diperoleh dari mereka. Sektor investasi yang tidak dapat diragukan lagi, ini memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap upaya pemerintah untuk
memperkuat capaian-capaian berbagai indikator ekonomi di suatu daerah, seperti penggangguran, pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah,
dan sebagainya. Perkembangan Pajak Daerah pada tahun 2008 - 2009 mengalami
peningkatan dari Rp. 4.731.214 menjadi Rp. 5.232.765 disebabkan karena adanya Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN, dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan pembangunan dan pelayanan publik, serta melatih kemandirian pemberdayaan bagi masyarakat untuk
mengembangkan dirinya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.3 Perkembangan Belanja Daerah