Pola Komunikasi Authoritative Demokratis

Pola asuh otoriter muncul karena orangtua tidak siap menerima sikap kritis anak remajanya. Orangtua tipe otoriter beranggapan bahwa sikap kritis anak remaja merupakan bentuk perlawanan atau pembangkangan yang harus ditumpas. Prinsip dasarnya, orangtua merupakan pemegang monopoli kebenaran, tidak boleh disalahkan, dan tidak boleh dikalahkan.

C. Pola Komunikasi Authoritative Demokratis

Kedudukan antara orangtua dan anak sejajar. Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan anak tetap dibawah pengawasan dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Orangtua dan anak tidak dapat berbuat semena – mena, anak diberikan kepercayaan dan dilatih untuk mempertanggungjawabkan segala tindakannya. Akibat positifnya adalah anak akan menjadi individu yang mempercayai orang lain, bertanggung jawab terhadap tindakannnya, tidak munafik, jujur. Namun dampak negatifnya adalah anak cenderung merongrong atas nama orangtua, kalau segala sesuatu harus dipertimbangkan antar orangtua dan anak. Berikut ini penyataan responden atau informan dalam pola komunikasi orangtua terhadap anak remaja tentang internet sehat secara demokratis : INFORMAN 5 Wawancara dengan Ibu Kusuma Astuti “ Kita sering komunikasi baik lewat telepon ataupun mereka stay dirumah jadi kita tanya – jawab gitu, ya mbak. Jadi di telepon kita tanya, umpamanya dia belum pulang sekolah kita tanya “ kok belum pulang sekolahnya? Mau kemana? ”, dia jawab “ mau ke internet bunda, dekat sekolah ”, Bu Joko “ya sudah silahkan, nanti pulang jam berapa?”, Pras “ kira – kira setengah jam bunda ”. Kalo dirumah sih karena kita ngenetnya bareng jadi kita tahu anak – anak yang dilog itu yang mana, jadi tidak sampai hal – hal negatif yang mereka ambil ”. Kroscek kepada Budiyo Dwi P. “ Kadang juga berinternet bareng ketika di rumah jadi bisa saling komunikasi jangan lihat – lihat hal – hal negatif ”. Interview : Jum’t, 25 maret 2011 Dari pengamatan yang peneliti lakukan, keluarga ini menanamkan sikap terbuka pada anak remajanya. Selalu memberikan kesempatan kepada anak remajanya dalam mengemukakan pendapatnya serta memberikan kebebasan mendapatkan informasi sebanyak – banyaknya dari berbagai jenis media khususnya internet, selain itu juga kebebasan dalam memilih jenis informasi di internet dan peranan orangtua disini memberikan informasi secara terbuka terhadap anak remajanya. Dengan harapan supaya mereka tidak mencari informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat. Orangtua bekerjasama mengasuh anak – anaknya khususnya dalam berinternet, mereka memberikan penjelasan tentang informasi yang diterima anak lalu mendiskusikannya bersama. Adanya keterbukaan antara orangtua dan anak yang membentuk sikap saling terbuka dan anak merasa dihargai. Peneliti mengamati pada keluarga ini selalu ada komunikasi adanya saling mengerti keinginan antara orangtua dan anaknya. Seperti pendiskusian informasi yang didapat oleh anaknya pada media internet. Sehingga antara keduanya tidak ada yang merasa tertekan dan dirugikan karena segala sesuatunya dibicarkan bersama. Dan orangtuan memberikan kebebasan terhadap anak remajanya tetapi tetap memberikan pengawasan penuh. Salah satunya dengan oarng tua memberikan pengarahan, penjelasan mengenai cara berinternet sehat sehingga terbentuk komunikasi yang efektif orangtua dan anak. Disini anak dengan mudah menanyakan bila ada sesuatu yang mereka kurang mengerti dan orangtuapun memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya).

0 0 95

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEMAIN GAME ONLINE DotA DI SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Pemain Game Online DotA di Surabaya ).

0 1 122

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DAN ANAK REMAJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG HARMONIS (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dan Anak Remaja dalam Menciptakan Hubungan yang Harmonis di Surabaya).

4 9 112

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 1 99

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya ).

0 1 76

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya).

13 35 84

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (STUDY DESKRIPTIF KUALITATIF POLA KOMUNIKASI ORANG TUA YANG BERPROFESI SEBAGAI POLITISI DENGAN ANAK USIA REMAJA).

0 1 84

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya)

0 0 21

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya )

0 0 15

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya)

0 0 14