Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
22
3. Perencanaan Tindakan a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
Alternatif tindakan perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesis dalam arti mengidentifikasikan dugaan mengenai perubahan dalam arti
perbaikan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Misalnya, jika kebiasaan membaca ditingkatkan melalui penugasan mencari kata
atu istilah serapan, perbendaharan kata akan meningkat rata-rata 10 setiap bulannya. Dari conoh lain, hipotesis tindakan merupakan
tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK.
Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, anda dapat melakukan kegiatan berikut ini:
1 pengkajian teoritik di bidang pembelajaran pendidikan 2 pengkajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
permasalahan 3 diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti lain, dan
sebagainya 4 pengkajian pendapat dan saran pakar pendidikan khususnya yang
dituangkan dalam bentuk program 5 perefleksian pengalaman anda sebagai guru.
b. Analisis kelaikan hipotesis tindakan
Setelah diperoleh gambaran awal mengenai sejumlah hipotesis tindakan selanjutnya anda perlu melakukan pengkajian terhadap
kelaikan dari masing-masing hipotesis tindakanitu dari segi jarak yang terdapat antara situasi nyata dengan situasi ideal yang dijadikan
rujukan. Jika terdapat jarak yang terlalu jauh di antara keduanya sehingga dalam praktik akan sulit untuk mengupayakan
perwujudannya, tindakan yang dilakukan tidak akan membuahkan hasil yang optimal Imam dkk, 2004.
Berdasarkan pada kondisi dan situasi yang dipersyaratkan perwujudannya tindakan yang dilakukan dalam rangka PTK harus
diterapkan sedemikian rupa sehingga masih ada dalam batas-batas
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
23 kemampuan guru serta dukungan fasilitas yang tersedia di sekolah
maupun kemampuan rat-rata siswa untuk mencernakannya . Dengan kata lain, sebagai aktor PTK, guru hendaknya cukup realistis dalam
menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah tempat ia berada dan melaksanakan tugasnya.
Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik. Itu berarti bahwa baik proses implementasi tindakan yang dilakukakn maupun
dampak yang diakibatkannya dapat diamati oleh guru yang merupakan aktor dalam PTK maupun mitra kerjanya. Sebagain dari gejala-gejala
yang dapat diamati itu dapat dinyatakan dengan angka-angka namun sebagian lagi hanya dapat diberikan secar kualitatif. Namun, yang
paling penting gejala-gejala tersebut harus dapat diverifikasi oleh pengamat lain, apabila diperlukan Imam dkk, 2004.
c. Perisiapan tindakan
Sebelum PTK dilaksanakan, tim PTK perlu melakukan berbagai persiapan sehingga semua komponen yang direncanakan dapat dikelola
dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh itu sebagai berikut:
1 membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah
yang dilakukan guru di samping bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan
yang telah direncanakan.
2 mempersiapkan fasiltas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga.
3 mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam bentuk
pelatihan-pelatihan.
4 melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan sehingga dapat menumbuhkan serta
mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya. Sebagai aktor PTK, guru harus terbebas dari rasa takut
gagal dan takut berbuat kesalahan.
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
24
4. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi