Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
24
4. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, sangatlah beralasan untuk beranggapan bahwa PTK dilakukan oleh seorang guru atas
prakarsanya sendiri, meskipun memang terbuka peluang bagi pelasana PTK secara kolaboratif itu berarti bahwa observasi yang dilakukan oleh
guru sebagai aktor PTK tidak dapat digantikan oleh pengamat luar atau oleh sarana perekam, betapapun canggihnya.
Dengan kata lain, penyaturagaan implemenasi tindakan dan observasi-interpretasi proses dan hasil implementasi tindakan tersebut
terjadi karena keduanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tindakan alamiah pembelajaran.
a. Pelaksanaan tindakan
Jika semua tindakan perbaikan telah seleasi, skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan itu dapat anda laksanakan dalam
situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, dan sebagaimana telah
diisyaratkan di atas, pada sat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti
dengan kegiatan refleksi.
Observasi dan interpretasi memang lazim dalam konteks supervisi pengajaran, tetapi sebagaiman diisyaratkan pada bagian terdahulu dan
kembali ditekankan di atas bahwa PTK bukan supervisi pengajaran, meskipun memang mungkin saja dalam PTK juga tergelar dimensi
supervisi pengajaran. Dalam konteks PTK, supervisi pengajaran yang berpeluang terjadi adalah supervisi kesejawatan peer supervision.
Dengan kata lain, berbeda dengan konteks supervisi pada umum, tata hubungan bersifat subordinatif, sebaliknya dalam konteks PTK
terdapat keterlibatan dua pihak yang setara sehingga mekanisme yang tergelar lebih menyerupai interaksi kesejawatan peer to peer.
b. Observasi dan interpretasi
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
25 Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan tanpa alat bantu. Yang penting dicatat pada kesempatan ini
adalah kadar interpretasi yang terlibat dalan rekaman hasil observasi. Sesuai dengan hakikat data yang dikehendaki observasi harus
dilakukan secara bersamaan dengan interpretasi. Sebagai contoh, interpretasi itu perlu dilakukan pada saat yang bersamaan dengan
pelaksanaan observasi seperti lazim diperlukan dalam mengamati dan atau tindakan profesional anda dalam interaksi pembelajaran.
Observasi semacam ini dinamakan observasi yang berinferensi tinggi high inference observation yang merupakan pendekatan interpretatif
dalam observasi yang digunakan dalam rangka penerapan alat penilai kemampuan guru APKG sebagai piranti penyusunan pengumpulan
data mengenai kinerja calon guru dalam pelaksanaan PPL.
c. Diskusikan balikan