Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
29 komponen-komponen proposal. Proposal penelitian tindakan kelas pada
umumnya terdiri atas komponen-komponen berikut:
Judul Pengesahan jika perlu
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori
B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan
III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data E. Validitas Data
F. Teknik Analisa Data G. Indikator Kinerja Keberhasilan
H. Prosedur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan sistematika di atas, berikut ini anda dapat mengikuti uraian
singkat tiap-tiap komponen tersebut.
1. Judul Penelitian
Judul proposal memuat pernyataan yang jelas tentang permasalahan yang diteliti misal: peningkatan kemampuan menulis
siswa dan bentuk tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
30 permasalahan tersebut misal: penerapan strategi komposisi terkendali dan
terarah. Meminjam istilah dalam penelitian kuantitatif, permasalahan yang diteliti Y dan bentuk tindakan untuk mengatasi permasalahan X.
Judul hendaknya dikemukakan secara singkat, spesifik, jelas, dan menyugesti ketertarikan pembaca mengorak pesona. Penjudulan yang
baik akan menarik pembaca untuk membaca lebih jauh isi proposal penelitian tersebut.
Contoh judul PTK:
PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISI TERKENDALI DAN TERARAH UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA Atau
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISI
TERKENDALI DAN TERARAH
PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN SEBAGAI UPAYA MENGATASIKEJENUHAN SISWA
DALAM BELAJARMATEMATIKA Atau
PENGATASAN KEJENUHAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BERMAIN PERAN Penyusunan proposal penelitian sering pula menambahkan anak
judul untuk memberi informasi tentang subjek dan latar setting penelitian, seperti di mana penelitian itu dilakukan, di kelas berapa, dan
kapan PTK itu dilakukan.
Contoh judul PTK:
PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISI TERKENDALIDAN TERARAH
UNTUK MENINGKATKANKEMAMPUAN MENULIS SISWA
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
31 Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Surakarta
2. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah
Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pembelajarn di kelas. Kemukakan hal-hal yang mendorong atau
argumentasi pentingnya dilakuka penelitian. Mengapa sesuatu itu dipermasalahkan dan akan diteliti. Uraikan proses yang terjadi-yang
dilakuakan guru atau antara guru dan guru atau anatara guru dan dosen-dalam mengidentifikasi permasalahan penelitian. Dalam bagian
ini perlu dikemukakan kondisi nyata baik siswa maupun guru, masalah nyata adanya kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan
kondisi yang seharusnya atau diharapkan. Kemukakan data-data atau fakta-fakta yang ditemukan di lapangan di kelas atau sekolah, baik
dari refleksi guru itu sendiri, pengamatan terhadap kegiatan KBM, wawancara dengan siswa atau guru, analisis berbagai dokumen yang
relevan, dan sebagainya. Sejalan dengan masalah yang telah anda kemukakan, pilihlah tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk lebih meyakinkan bahwa pilihan tindakan yang anda ajukan memiliki pijakan ilmiah sedapat mungkin cerahi dengan kerangka
teoritik dari studi pustaka.
b. Perumusan Masalah
Permaslahan merupakan bagian terpenting dalamm sebuah proposal penelitian. Permasalahan adalah pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya ingin dikaji melalui penelitian. Permasalahn hendaknya dirumuskan secara jelas dan rinci dan sebaiknya dalam bentuk
pertanyaan. Hendaknya diingat bahwa permasalahan yang akan dikaji merupakan permasalahan nyata yang terdapat di kelas atau di sekolah.
Oleh karena itu, variabel yang akan dikaji harus diungkapkan secara jelas dan demikian pula hubungan antar variabel yang dikaji. Dengan
perkataan lain, dalam perumusan masalah, hendaknya tergambar permasalahan dan tindakan yang bakal dilakukan.
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
32
Contoh: 1 bagaimanakah penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah
untuk meningkatkan kemampuan menulis? 2 Apakah penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis? 3 Apakah penerapanstrategi komposisi terkendali dan terarah dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa? Penentuan permasalahan penelitian memerlukan kehati-hatian dan
kecermatan. Harus disadari oleh peneliti bahwa tidak semua masalah keilmuan yang dihadapi dan telah diidentifikasi akan dijamin sebagai
masalah yang layak dan sesuai untuk diteliti. Peneliti perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.
1
kemanfaatan hasil penelitian, yaitu seberapa jauh penelitian terhadap suatu masalah tersebut akan memberikan sumbangan
teori ilmu pengetahuan atau pada pemecahan masalah-masalah praktis
2 kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu a
mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan b memiliki kemungkinan
mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
3 Persyaratan dari segi peneliti, yaitu seberapa jauh kemampuan
si peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini setidak-tidaknya menyangkut 5 faktor: biaya, waktu, alat adan bahan, bekal
kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakannya.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menyatakan target tertentu yang akan diperoleh dari kegiatan penelitian yang direncanakan. Tujuan penelitian harus
dinyatakan secara spesifik dalam pernyataan yang jelas. Kemukakan secara singkat tujuan penelitian sesuai dengan permsalaham penelitian
yang telah diidentifikasi dan dirumuskan. Tujuan umum dan khusus
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
33 dikemukaka secara jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian
keberhasilannya.
Contoh: Penelitian ini bertujuan untuk:
1 mendiskripsikan dan menjelaskan penerapan strategi komposisi
terkendali dan terarah untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa
2 meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis melalui penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah
3 meningkatkan kemapuan menulis siswa melalui penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah.
d. Kontribusi Penelitian
Kontribusi atau kegunaan penelitian menyatakan manfaat yang dapat dipetik dari permasalahn yang didapat dari hasil penelitian.
Utarakan kontribusi atau kegunaan penelitian pada proses belajar mengajar dan inovasi yang akan dihasilkan dalam penelitian ini dalam
memecahkan masalah. Kemukakan manfaat teoritis kepentingan ilmiah dan manfaat praktis kepentingan terapan. Berkenaan dengan
manfaat praktis, kemukakan misalnya untuk siswa, guru dan sekolah.
3. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan buku atau jurnal-jurnal ilmiah, yang
dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Kemukakan kajian teori yang relevan dengan variabel masalah maupun
variabel tindakan. Berdasarkan urutan, kemukakan terlebih dahulu kajian teori yang sesuai dengan variabel masalah dan baru kemudian kajian teori
yang sesuai dengan variabel tindakan. Sejalan dengan contoh judul yang telah dikemukakan, penelitian menguraikan kajian teori tentang
kemampuan menulis terkendali dan terarah. Uraian dalam tinjauan pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
34 dalam penelitian. Dalam hubungan ini hendaknya diusahan pustaka yang
relevan terbaru. Dengan demikian, dalam kegiatan ini hendaknya dikemukakan hipotesis tindakan.
Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori dan kerangka berpikir sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis.
a. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku
dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan atau
dideskripsikan akan bergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis bergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Oleh karena itu,
makin banyak variabel yang diteliti, maka akan makin banyak yang perlu dikemukakan.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai refernsi sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antarvariabel yang akan
diteliti menjadi lebih baik jelas dan terarah.
Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti
menguasai teori dan konteks yang diteliti atai tidak. Varaibel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi
pengertian maupun kedudukan dan hubungan antarvariabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan
konteks penelitian.
Untuk menguasai teori maupun generalisasi-generalisai dari hasil penelitian, peneliti harus rajin membaca. Orang harus rajin membaca
dan menelaah yang dibaca itu setuntas-tuntasnya agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-langkah berikutnya.
Untuk dapat membaca dengan baik, peneliti harus mengetahui sumber- sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan dapat berupa bukubuku teks,
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
35 kamus khususnya kamus ilmiah, ensiklopedia, jurnal ilmiah, internet,
dan hasil-hasil penelitian.
Sumber acuan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: relevansi, kelengkapan, dan kemutakhiran kecuali penelitian sejarah,
penelitian ini justru menggunakan sumber lama. Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang
dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru
sumber yang digunakan, makin mutakhir teori tersebut.
Terdapat sejumlah prinsip dalam memilih sumber pustaka. Prinsip- prinsip itu dikemukakan berikut ini:
1 Relevansi
Telaah pustaka sering disebut landasan teoritis. Oleh karena itu, sumber pustaka yang digunakan harus benar-benar relevan, berisi
pernyataan-pernyataan yang dapat digunakan sebagai acuan dan kerangka pemikiran dalam memecahkan masalah penelitian.
Relevansi tersebut juga dapat ditinjau dari kesesuaian antara sumber pustaka itu dengan disiplin ilmu yang dibahas.
2 Kemutakhiran Prinsip ini sangat penting dengan pertimbangan bahwa ilmu dan
teknologi telah makin berkembang dengan pesat dan kemajuan zaman menghendaki peneliti memilih teori mutakhir.
3 Akurasi dan kualitas Jika sejumlah data dikemukakan oleh seorang penulis dan data
tersebut akan kita gunakan untuk menyususn sebuah rancangan penelitian, maka kita perlu mempertanyakan apakah data tersebut
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya. Sementara itu, sumber data yang berkualitas adalah sumber data yang memuat
uraian tentang suatu teori atau konsep yang diteliti berdasarkan pemikiran yang akurat, luas, mendala, dan disajikan secara
sistematis. Di samping itu, perlu juga dipertimbangkan kewenangan atau otoritas penulisnya.
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
36
b. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran yang baik, akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.
Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan
paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir.
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang
membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan
Suriasumantri, 1986. Kriteria pertama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis
dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antarvariabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan itu selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga
menghasilkan sintesis tentang hubungan antar variabel tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Kerangka berpikir yang baik antara lain memuat 1 variabel- variabel yang akan diteliti harus dijelaskan dan 2 diskusi dalam
kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan hubungan yang diteliti dan ada teori yang mendasari. Dalam
PTK, berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan, penyusun proposal harus mampu menjelaskna bahwa bentuk tindakan yang akan
dilakukan dapat mengatasi permasalahan.
c. Perumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka
berpikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua penilitian harus
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
37 merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan sering
juga dalan penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan,. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Hipotesis merupakan kesimpulan kerangka berpikir. Dalam penelitian kuantitatif, hipotesis inilah yang akan diuji melalui
penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak harus ada. Hipotesis pengarah dapat dirumuskan sebagai arahan yang bersifat
tentatif. Sementara itu, dalam penelitian tindakan kelas hipotesis yang dirumuskan atau diajukan oleh peneliti adalah hipotesis tindakan.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan peneletian lain yang diperoleh
dari acuan buku atau jurnal-jurnal ilmiah, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Uraian dalam tinjauan
pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Berdasarkan teori dan kerangka berpikir
itulah selanjutnya dikemukakan hipotesis tindakan atau hipotesis kerja.
Contoh: Penerapan strategi kombinasi terkendali dan terarah dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis. Penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa.
4. Metode Penelitian
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
38 Untuk mencapai tujuan penelitian dan memperoleh manfaat
penelitian sebagimana yang telah dirumuskan perlu dipilih metode penelitian yang tepat. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa komponen-
komponen yang tercakup dalam metode penelitian meliputi setting penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan
data, teknik pemeriksaan validitas data, teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur penelitian. Uraian berikut ini akan menjelaskan
komponen-komponen tersebut secara singkat. a Setting Penelitian
Setting penelitian mengacu pada waktu dan tempat penelitian dilakukan.
Contoh: Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10
Surakarta. Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan 1 ..... 2 ...... 3 ...... .
Penelitian berlangsung selama tiga bula, yaitu September sampai dengan November 2003. rincian kegiatan penelitian tersebut adalah
sebagai berikut: persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan oerencanaan tindakan, monitoring dan evaluasi, dan
refleksi, penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar, serta
penggandaan dan pengiriman laporan penelitian.
b Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sangat bergantung pada setting
penelitian dan peneliti. Jika peneliti melakukan penelitian PTK di kelas yang diampunya, maka subjek penelitian adalah siswa di kelas itu.
Naumn jika seorang peneliti melakukan PTK di kelas yang dia ampu dan peneliti tersebut melibatkan guru kelas sebagai kolaborator, maka
subjek penelitiannya meliputi siswa dan guru guru kelas atau guru mata pelajaran.
Contoh:
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
39 Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII F SMP N 10
surakarta. Siswa kelas VII F berjumlah 35 orang, yang terdiri 20 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.
Contoh lain: Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan guru Bahasa Idonesia
SMP N 10 Surakarta. Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas II F. Dengan perkataan lain, kelas III F ditetapkan sebagai
setting kelas. Sementara itu, guru Bahasa Indonesia yang dijadikan subjek penelitian ini adalah X.
c Data Dan Sumber Data
Pada bagian ini hendaknya dikemukakan jenis data apa yang dibutuhkan serta sumber data tersebut. Jenis data yang dijelaskan
disesuaikan dengan fokus penelitian. Contoh:
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses pembelajaran menulis, kemampuan siswa dalam menulis, motivasi
siswa dalam menulis, serta kamampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajarantermasuk penggunaan
strategi pembelajaran di kelas. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1 informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru 2 tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran
mengarang dan aktivitas lain yang bertalian 3 dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, rencana
pelaksanaan pembelajaran, hasil karangan siswa, dan buku penilaian.
d Teknik Pengumpulan Data
Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta nara sumber data yang ada selanjutnya dikemukakan teknik pengumpulan data.
Contoh:
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
40 Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, angket, dan tes yang masing-masing secara singkat diuraikas sebagai berikut:
1 Pengamatan
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan
dilakukan oleh peneliti dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa
melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar-mengajar siswa dan guru di kelas.
Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis dengan menggunakan strategi
komposisi terkendali dan terarah. Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkna pada kegiatan guru dalam menjelaskan
pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan
dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa dalam mengikuti
pelajaran, seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi stimuli baik yang datang dari guru atau teman lainnya. Keaktifan
siswa dalam mengerjakan tugas, dan sebagainya.
2 Wawancara atau diskusi Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil
pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dilakukan antara peneliti dan guru. Wawancara atau diskusi
dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiayan belajar mengajar KBM dimaksudkan untuk
memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya pembelajaran menulis. Wawancara dengan guru dilakukan pada
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
41 tanggal 4 Agustus 2003. dari wawancara itu kegiatan pengamatan
dan kajian dokumen yang telah dilakukan identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan
pembelajaran menulis serta faktor-faktor penyebabnya. Selain untuk mengidentifikasi permasalahan, wawancara diskusi
dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Diskusi antar
anggota tim peneliti dapat dilakukan di sekolah. Kegiatan diskusi itu dipimpin oleh peneliti. Dalam kegiatan diskusi itu, pemimpin
diskusi melakukan hal-hal berikut: 1 meminta pendapat guru tentang penampilannya dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas, yang antara lain adalah mengungkapkan kelebihan dan kekurangan serta perasaan-perasaan yang bersangkut-paut dengan
kegiatan itu, 2 mengemukakan catatan tentang hasil pengamatannya terhadap KBM yang dilakukan guru sesuai fokus
penelitian, mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangan, 3 mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik oleh guru
maupun peneliti untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran menulis.
Dengan perkataan lain, pada akhir setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya
untuk meningkatkan keefektifan penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah untuk meningkatkan kemahiran menulis
siswa.
3 Kajian Dokumen Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang
ada, seperti kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat gutu, buku atau materi pelajaran, hasil tulisan atau karangan
siswa, dan nilai yang diberikan guru.
4 Angket Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai hal
yang berkaitan dengan aktivitas menulis atau mengarang dan
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
42 aktivitas membaca. Angket ini diberikan dua kali, yaitu sebelum
kegiatan penelitian tindakan dan pada akhir penelitian tindakan. Dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui angket
tersebut dapat diketahui peningkatan kualitas proses atas kegiatan menulis siswa serta dapat diketahui ada tidaknya peningkatan
motivasi siswa dalam menulis.
5 Tes Pemberian tes dimaksudkan mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes mengarang diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk
mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam mengarang dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan
mutu hasil karangan siswa. Dengan perkataan lain, tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan menulis iswa
sesuai dengan siklus yang ada.
e Teknik Pemeriksaan Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan
dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain
adalah trianggulasi data review informan kunci.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
perbandingan alat itu Lexy J. Moleong, 1995: 178. Teknik trianggulasi yang digunakan antara lain berupa trianggulasi sumber
data dan trianggulasi metode pengumpulan data. Misalnya untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadap siswa dalam kegiatan
mengarang dan faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal berikut: 1 memberikan tes mengarang dan selanjutnya menganalisis
hasil karangan itu untuk mengidentifikasi kesalahan yang masih mereka buat, dan 2 melakukan wawancara dengan guru untuk
mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang dialami
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
43 siswa dalam mengarang, fasilitas pembelajaran yang dimiliki atau
tidak dimiliki sekolah, kegiatan pembelajaran mengarang di kelas, penilaian yang dilakukan guru, dan sebagainya.
Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh
kesepakatan antara peneliti dengan dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Hal ini dilakukan melalui kegiatan diskusi
antar tim peneliti setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen.
f Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif
komparatif statistik deskripstif komparartif dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif,
yakni dengan membandingkan antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus. Misal:
membandingkan rerata nilai kemampuan menulis siswa pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II, dan seterusnya.
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan
kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar bedasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari
ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan
siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan atau setelah pengumpulan data.
g Indikator Kerja
Pada bagian ini perlu dikemukakan atau dirumuskan indikator sebagai pokok tolok ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan.
Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta
44 Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan
acuan dalam menetukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Contoh:
Peningkatan kemampuan menulis siswa. Misalnya:
Anak yang memeperoleh nilah 7,5 lebih dari 80 Nilai rata-rata menulis siswa meningkat dari 65 menjadi 70
h Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas pada umumnya dilakukan dalam beberapa siklus, misalnya 3 siklus. Oleh karena iyu, perlu digambarkan
rancangan tindakan pada masing-masing siklus.
D. Penyusunan Laporan Penelitian 1. Tujuan Penulisan Laporan Penelitian
Penulisan laporan penelitian pada hakikatnya dimaksudkan untuk mengomunikasikan kegiatan dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
seorang peneliti. Bentuk paling umum yang digunakan untuk mengomunikasikan hasil-hasil penelitian adalah bentuk laporan penelitian
tertulis. Penulisan laporan sebagai bagian dari keseluruhan rangkaian kegiatan penelitian merupakan tahap yang penting. Arti penting dan nilai
sebuah penelitian pada umumnya ditentukan oleh kualitas serta kegunaan lapiran tersebut.
Banyak hal yang dipersyaratkan untuk dimiliki seorang peneliti agar ia mampu menyusun laporan penelitian dengan baik. Hal-hal tersebut
antara lain, adalah pengetahuan yang memadai mengenai bagian-bagian laporan, ketrampilan-ketrampilan pengorganisasian dan kemampuan
menulis sudah tentu termasuk kemampuan berbahasa karena bahasa digunakan sebagai mediumnya, ketersediaan waktu, kecermatan,
ketelitian, dan barangkali juga kesabaran.