Tata Cara Pengumpulan Data

dari setiap kelompok umur dengan cara jumlah masing-masing kelompok umur dibagi dengan jumlah total kasus pasien ISPA lalu dikalikan 100. 3. Persentase jenis penyakit Jenis penyakit pada semester I dan semester II dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : ISPA dengan penyakit penyerta dan ISPA tanpa penyakit penyerta. Setelah itu dihitung dengan cara jumlah kasus pada masing- masing golongan jenis penyakit dibagi dengan jumlah total kasus pasien ISPA lalu dikalikan 100. 4. Persentase penggolongan obat Penggolongan obat pada semester I dan semester II dari total obat yang sudah diresepkan, dihitung dengan cara, jumlah obat yang diresepkan pada tiap golongan dibagi dengan total obat ISPA yang diresepkan lalu dikalikan 100. 5. Persentase jumlah obat target ISPA Obat target, obat non target, dan obat total yang diberikan pada pasien di semester I dan semester II dihitung dengan cara, jumlah total obat target dibagi dengan jumlah total pasien. Jumlah total obat non target dibagi dengan jumlah total pasien yang mendapat resep obat non target. Kemudian jumlah total obat secara keseluruhan dibagi dengan jumlah total pasien. 6. Persentase jumlah jenis obat ISPA Jumlah obat ISPA pada tiap jenis obat dibagi dengan total jenis obat ISPA yang ada dikalikan 100. Diperlukan Uji statistik untuk mengetahui apakah jumlah jenis obat target ISPA pada semester I dan semester II berbeda. 7. Jumlah unit pemakaian obat ISPA Jumlah unit pemakaian obat ISPA diperoleh dengan membagi masing- masing jenis obat target ISPA pada semester I dan semester II dengan jumlah pasien yang menggunakan masing-masing jenis obat ISPA tersebut pada tiap semesternya. Diperlukan Uji statistik untuk mengetahui apakah jumlah unit pemakaian obat target ISPA pada semester I dan semester II berbeda. 8. Perbandingan kekuatan obat, dosis lazim dan dosis maksimum Mengkaji penggunaan dosis per hari pada pasien ISPA apakah sudah sesuai dengan dosis lazim dan dosis maksimumnya. 9. Variasi frekuensi pemberian obat Mengkaji banyaknya vasiasi frekuensi pemberian obat target ISPA pada semester I dan semester II.

I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian

Penelitian ini bersifat retrospektif sehingga ada faktor yang tidak bisa dikendalikan dan dikontrol secara langsung oleh peneliti, seperti: o Adanya ketidaksesuaian antara resep obat yang diberikan dengan catatan data rekam medik, setelah dicross check. o Sulit menemukan catatan status pasien karena dalam buku catatan rekam medik, nomer induk beberapa orang dalam satu keluarga dijadikan satu dengan anggota keluarga yang lain dan tidak ada pembeda nomer induk, sehingga peneliti agak kesulitan dalam membedakan pasien. o Waktu pengambilan data yang sangat terbatas, karena peneliti hanya diijinkan mengambil data pada waktu kegiatan pemeriksaan di Puskesmas telah selesai sampai Puskesmas tutup ± 4 jam. o Resep obat yang disimpan sebagai arsip tidak lengkap karena banyak resep yang hilang. o Persepsi dokter satu dengan dokter yang lain tentang ISPA berbeda. Ada yang mengartikan ISPA sebagai Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan ada yang mengartikan Infeksi Saluran Pernafasan Atas. o Seharusnya jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah semua pasien ISPA yang berkunjung ke Puskesmas Induk Tegalrejo tahun 2009. Namun karena banyaknya pasien ISPA yang berkunjung ke Puskesmas Induk Tegalrejo pada tahun 2009, sehingga peneliti hanya mengambil subjek uji secara sampling. Maka data kedua semester tidak dapat membandingkan pola peresepan obat secara rinci.

Dokumen yang terkait

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya

0 38 8

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI PUSKESMAS I GATAK TAHUN 2009.

0 3 32

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI Evaluasi Dosis Penggunaan Obat pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen Tahun 2008-2009.

0 0 14

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK KOTRIMOKSAZOL PADA PASIEN ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS KUIN RAYA BANJARMASIN

0 0 8

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Medan Tahun 2002-2012

0 0 14

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2009 Kartika Vidya Utami

0 0 8

GAMBARAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (PNEUMONIA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012

0 0 13

PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT DIABETES MELLITUS PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Stu

0 0 127

PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu

0 2 151

KAJIAN POLA PERESEPAN OBAT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK TEGALREJO, YOGYAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmas

0 0 81