Tanda dan gejala ISPA
d. Menghindari berhubungan dengan penderita ISPA untuk mencegah penularan infeksi dari invidu satu ke individu lainnya Anonim, 2009a.
Jika datang pasien dengan gejala ISPA seperti demam, nyeri badan, batuk, nyeri tenggorokan dan pilek maka perlu dipertimbangkan penyebab infeksinya.
Apakah infeksi tersebut disebabkan oleh virus atau bakteri. Perlu ditanyakan bagaimana riwayat penyakitnya meliputi onset, penggunaan obat yang telah
dilakukan sendiri oleh pasien, faktor risiko dan faktor komorbidnya. Dan jika terdapat indikasi ISPA maka perlu dilakukan pemeriksaan fisik untuk
mengidentifikasi tanda klinis yang relevan Anonim, 2009a. Pasien dengan infeksi virus maka tidak perlu pemberian antibiotik. Terapi
yang digunakan pada pasien adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan membantu pasien mengurangi gejala yang muncul sementara tubuh berusaha
untuk mengeliminasi virus Anonim, 2009a. Berikut ini adalah beberapa contoh gejala, tindakan dan obat yang dapat
digunakan untuk meringankan gejala yang muncul pada pasien dengan infeksi virus:
a. Demam dan nyeri Kompres dingin, tirah baring, kompres hangat pada bagian tubuh yang
nyeripegal. Medikamentosa: analgesik asetamenofen, ibuprofen.
b. Batuk dan sakit tenggorokan Perbanyak minum air, menjaga kelembaban ruangan, kumur dengan air garam
hangat.
Medikamentosa: ekspektoran, antitusif, kombinasi keduanya. c. Pilek
Inhalasi uap hangat, spray pelega hidung, pelembab kulit untuk daerah kemerahan sekitar hidung.
Medikamentosa: dekongestan dan antihistamin Anonim, 2009a. Banyak pasien beranggapan semua penyakit infeksi perlu diberikan
antibiotik. Edukasi dan penyampaian informasi yang baik penting untuk menjelaskan kepada pasien bahwa tidak semua kasus infeksi memerlukan
antibiotik. Pasien perlu tahu akan bahaya resistensi antibiotik pada penggunaan yang tidak tepat. Pasien juga perlu diingatkan apabila sakitnya bertambah buruk
untuk segera datang ke unit kesehatan terdekat Anonim, 2009a. Berdasarkan Adult Clinical Practice Guidelines Summary dari CMA
Foundation, penatalaksanaan pada ISPA dapat dikelompokan menjadi: 1. Sinusitis Bronkhial Akut
• Dengan antibiotik
Pasien dewasa dengan gejala infeksi saluran pernapasan atas yang tidak membaik dalam 10 hari atau tidak memburuk dalam 5-7 hari. Antibiotik
diberikan selama 7 hingga 10 hari. Jika setelah pemberian selama 72 jam, reevaluasi pasien dan berikan antibiotik pilihan lain.
• Tanpa antibiotik
Hampir semua kasus sinusitis akut dapat sembuh tanpa pemberian antibiotik.
2. Faringitis
• Dengan antibiotik
Jika pada gejala klinis ditemukan demam, eritema dan eksudat tonsilofaringeal, petekie palatum
, nyeri tekan dan pembesaran pada nodus limfatikus servikal anterior
dan tanpa disertai batuk. Diagnosis dipastikan dengan kultur swab tenggorok atau deteksi antigen sebelum diberikan
antibiotik. •
Tanpa antibiotik Hampir seluruh kasus faringitis disebabkan oleh infeksi virus. Adanya
gejala seperti di atas tidak biasa ditemukan pada Strep grup A. dan antibiotik tidak diperlukan pada pasien dengan konjungtivitis, batuk, rinorea, diare dan
tanpa demam. 3. Batuk Tidak KhasBronkhitis Akut
• Dengan antibiotik
Antibiotik hanya diberikan pada pasien dengan eksaserbasi bakterial akut pada bronchitis kronis dan PPOK. Pada pasien dengan kondisi yang lebih
berat dapat dipertimbangkan pneumonia. Pemeriksaan sputum tidak banyak membantu untuk menentukan kebutuhan antibiotik.
• Tanpa antibiotik
90 kasus ini merupakan kasus nonbakterial. 4. Infeksi Saluran Pernapasan Atas Nonspesifik
• Tanpa antibiotik