Klasifikasi ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA

a. Gejala ISPA Ringan Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: • Batuk • Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara misal pada waktu berbicara atau menangis. • Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung. • Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 C atau jika dahi anak diraba. b. Gejala ISPA Sedang Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: • Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit. • Suhu lebih dari 39 C diukur dengan termometer. • Tenggorokan berwarna merah. • Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak. • Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga. • Pernafasan berbunyi seperti mengorok mendengkur. • Pernafasan berbunyi menciut-ciut. c. Gejala ISPA Berat Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: • Bibir atau kulit membiru. • Lubang hidung kembang kempis dengan cukup lebar pada waktu bernafas. • Anak tidak sadar atau kesadaran menurun. • Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah. • Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas. • Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba. • Tenggorokan berwarna merah.

5. Penatalaksanaan ISPA

Penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan akut meliputi langkah-langkah pencegahan dan pengobatan. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan guna menurunkan angka kejadian ISPA antara lain: a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik sehingga tubuh memiliki daya tahan yang optimal untuk melawan segala macam agen infeksi yang dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit. b. Imunisasi dan vaksinasi juga dapat dilakukan dalam upaya pencegahan infeksi beberapa jenis virus seperti influenza dan pneumonia. Namun, saat ini masih kontroversial mengenai efektivitas pemberian vaksinasi pada usia lanjut yang berhubungan dengan penurunan fungsi limfosit B pada kelompok geriatri. c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan akan mengurangi risiko terjadinya penyebaran agen infeksi dari luar. d. Menghindari berhubungan dengan penderita ISPA untuk mencegah penularan infeksi dari invidu satu ke individu lainnya Anonim, 2009a. Jika datang pasien dengan gejala ISPA seperti demam, nyeri badan, batuk, nyeri tenggorokan dan pilek maka perlu dipertimbangkan penyebab infeksinya. Apakah infeksi tersebut disebabkan oleh virus atau bakteri. Perlu ditanyakan bagaimana riwayat penyakitnya meliputi onset, penggunaan obat yang telah dilakukan sendiri oleh pasien, faktor risiko dan faktor komorbidnya. Dan jika terdapat indikasi ISPA maka perlu dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi tanda klinis yang relevan Anonim, 2009a. Pasien dengan infeksi virus maka tidak perlu pemberian antibiotik. Terapi yang digunakan pada pasien adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan membantu pasien mengurangi gejala yang muncul sementara tubuh berusaha untuk mengeliminasi virus Anonim, 2009a. Berikut ini adalah beberapa contoh gejala, tindakan dan obat yang dapat digunakan untuk meringankan gejala yang muncul pada pasien dengan infeksi virus: a. Demam dan nyeri Kompres dingin, tirah baring, kompres hangat pada bagian tubuh yang nyeripegal. Medikamentosa: analgesik asetamenofen, ibuprofen. b. Batuk dan sakit tenggorokan Perbanyak minum air, menjaga kelembaban ruangan, kumur dengan air garam hangat.

Dokumen yang terkait

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya

0 38 8

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI PUSKESMAS I GATAK TAHUN 2009.

0 3 32

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI Evaluasi Dosis Penggunaan Obat pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen Tahun 2008-2009.

0 0 14

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK KOTRIMOKSAZOL PADA PASIEN ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS KUIN RAYA BANJARMASIN

0 0 8

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Medan Tahun 2002-2012

0 0 14

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2009 Kartika Vidya Utami

0 0 8

GAMBARAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (PNEUMONIA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012

0 0 13

PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT DIABETES MELLITUS PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Stu

0 0 127

PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu

0 2 151

KAJIAN POLA PERESEPAN OBAT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK TEGALREJO, YOGYAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmas

0 0 81