b. Stimulasi Terhadap Alat Indera diatur
Pada tahap kedua,rangsangan terhadap alat indera diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas
proximity atau kemiripan, sedangkan prinsip lain adalah kelengkapan closure atau kita mempersepsikan gambar atau pesan yang dalam kenyataan
tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap. Apa yang kita persepsikan, juga kita tata kedalam suatu pola yang bermakna bagi kita, pola
ini belum tentu benar atau salah dari segi obyektif tertentu. c.
Stimulasi Alat Indera Ditafsirkan – Dievaluasi Langkah ketiga adalah penafsiran dan evaluasi yang tidak semata – mata
didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan , keinginan, system nilai, keyakinan,
keadaan fisik, dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada diri kita. Karena walaupun kita semua sama – sama menerima sebuah pesan, cara
masing-masing orang menafsirkan dan mengevaluasinya adalah tidak sama.
2.1.1.7 Proses Persepsi
Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen yaitu: a.
Seleksi Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
b. Interpretasi
Yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipenngaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman
masa lalu, motivasi, dan lain-lain. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang
diterimanya. c.
Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi
Tahap terakhir dari konsep perceptual ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah dipersepsi. Lingkaran persepsi belum sempurna sebelum
menimbulkan suatu tindakan. Tindakan itu bisa tersembunyi dan bisa pula terbuka. Tindakan tersembunyi bisa berupa pembentukan pendapat atau sikap,
sedangkan tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata sehubungan dengan persepsi itu. Sobur, 2003:464
Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Sobur, 2003:447
2.1.1.8 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Jalaluddin
Rakhmat, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya persepsi diantaranya adalah :
a. Faktor Perhatian attention ”Adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah”, demikian definisi dari Kenneth E. Andersen,1972 : 46 dalam bukunya yang
ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi. Perhatian terjadi apabila kita mengonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita dan
mengesampingkan masukan – masukan melalui alat indera yang lain. Alex Sobur mengatakan bahwa meskipun banyak stimulus berbeda - beda yang
sampai pada seseorang tentang suatu masalah yang sama, apa yang bisa seseorang hayati tidak terbatas pada saat – saat tertentu. Apa yang dihayati
seseorang tidak hanya tergantung pada stimulus tetapi juga pada proses kognitif yang merefleksikan minat, tujuan dan harapan seseorang pada saat
itu. Pemusatan persepsi tersebut yang disebut oleh Sobur sebagai perhatian. Perhatian dapat berfungsi memiliki dan menggerakkan rangsangan –
rangsangan yang sampai pada kita, sehingga kita terima secara kacau. Sobur, 2003 : 449
Perhatian individu ditentukan oleh beberapa faktor : 1 Faktor Situasional
Faktor situasional terkadang sering disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat external atau penarik perhatian. Stimuli
diperhatikan karena memiliki sifat – sifat yang menonjol antara lain :
a Gerakan
Seperti organisme lain, manusia secara visual tertarik pada objek – objek yang bergerak, misalnya kita senang melihat huruf –
huruf dalam display yang bergerak menampilkan nama barang yang diiklankan.
b Kebaruan Novelty Hal – hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda akan
menarik perhatian. Misalnya pemasang iklan sering memanipulasikan unsur kebaharuan ini dengan menonjolkan yang
luar biasa dari barang atau jasa yang ditawarkannya. Hal ini dilakukan karena tanpa hal – hal baru, stimuli akan menjadi
monoton, membosankan dan lepas dari perhatian. c Intensitas Stimuli
Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain, misalnya warna merah pada latar belakang putih,
tubuh jangkung ditengah – tengah orang pendek dan lain – lain. d
Perulangan Hal – hal yang disajikan berkali – kali, bila disertai dengan
sedikit variasi akan menarik perhatian. Di sini, unsur ”familiarity” yang sudah kita kenal berpadu dengan unsur ”novelty” yang
baru kita kenal. Rakhmat, 2005 : 52
2 Faktor Personal Faktor Personal lebih ditekankan pada perhatian yang bersifat internal
atau datangnya perhatian berasal dari dalam individu. Pada faktor personal juga disebutkan mengenai perhatian yang selektif, bahwa apa yang
menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Hal tersebut disebabkan adanya kecenderungan kita melihat apa yang ingin
kita lihat, kita dengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari faktor – faktor internal dalam diri kita.
3 Faktor Biologis Manusia adalah makluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan, ia
akan lapar jika tidak makan dalam waktu 20 jam. Begitu pula dengan kucing, ia memerlukan lawan jenis untuk melakukan reproduksi, begitu
juga dengan kerbau. Sehingga dalam keadaan tertentu makluk manusia akan bereaksi sesuai dengan keadannya tersebut.
4 Faktor Sosiopsikologis Bisa diperoleh dari proses sosial kita dan dapat mengklasifikasikannya
kedalam 3 komponen yitu komponen afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor
sosiopsikologis. Komponen afektif terdiri dari : a Motif Sosiogenesis
Motif sosiogenesis sering disebut motif sekunder sebagai lawan dari motif primer motif biologis. Berperan dalam
membentuk perilaku sosial bahkan sangat menentukan. Secara singkat motif sosiogenesis dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Motif ingin tahu Mengerti, menata dan menduga predictibility. Setiap orang
akan berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Karena kecenderungan untuk memberi arti pada apa yang dialami,
bila informasi yang diperoleh terbatas orang akan mencari jawaban sendiri tanpa menunggu informasi lengkap lebih dulu.
2 Motif kompetensi Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi
persoalan kehidupan apapun. Akan tetapi perasaan amat tergantung pada perkembangan intlektual, sosial dan emosional.
3 Motif cinta Sanggup mencintai dn dicintai adalah hal esensial bagi
pertumbuhan kepribadian. Karena kasih sayang, ketulusan kasih sayang, penerimaan orang lain yang hangat amat dibutuhkan
manusia. 4 Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas
Merupakan kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi di dunia. Kita ingin kehadiran kita bukan saja dianggap bilangan, tetapi juga
diperhiungkan, karena itu bersamaan dengan kebutuhan harga diri orang akan mencari identitasnya.
5 Kebutuhsn akan nilai, kedambaan dan kehidupan Dalam menghadapi gejolak keidupan, manusia membutuhkan
nilai-nilai untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya.
6 Kebutuhan akan pemenuhan diri Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, tetapi juga
ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita dan memenuhi potensi – potensi kita. Dengan ucapan Maslow sendiri ”What a man can
be, he must be”. Rakhmat, 2005 : 38 b Sikap
Sikap adalah konsep paling penting didalam psikologi social dan yang paling banyak didefinisikan. Dari beberapa definisi dapat
disimpulkan. Pertama sikap adalah kecenderungan bertindak, mempersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide,
situasi atau nilai. Jadi pada kenyataannya tidak ada sikap yang
berdiri sendiri, tetapi harus diikuti kata ”terhadap” atau ”pada” objek sikap. Kedua sikap mempunyai daya dorong atau motivasi. Ketiga,
sikap relatif lebih mantap. Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak
menyenangkan. Kelima sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil dari belajar. Rakhmat, 2005 : 39
c Emosi
Emosi menunjukkan
keguncangan organisme yang disertai oleh gejala – gejala kesadaran, keperilakuan dan proses fisiologis.
Ada empat fungsi emosi Colleman dan Hammen, 1974 : 462. Pertama emosi adalah pembangkit energi energizer. Tanpa emosi
kita tidak sadar atau mati. Kedua emosi adalah pembawa informasi messenger. Bagaimana keadaan diri kita
dapat kita ketahui dari emosi. Ketiga emosi bukan saja pembawa informasi dalam
komunikasi intrapersonal, tetapi juga membawa pesan dalam komunikasi intrapersonal. Keempat emosi juga merupakan sumber
informasi tentang keberhasilan kita. Kita mendambakan
kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa sehat walafiat. Emosi berbeda dalam hal internsitas dan lamanya. Ada emosi
ringan, berat dan disintegratif. Emosi ringan meningkatkan perhatian kita pada situasi yang dihadapi, disertai dengan perasaan tegang
sedikit, di sini masih mampu kita kendalikan dan hindari jika kita mau. Emosi yang kuat disertai rangsangan fisiologis yang kuat.
Detak jantung, tekanan darah, pernapasan, produksi adrenalin semuanya meningkat. Gejala ini lazim disebut GAS General
Adaptation Syndrome . Sedangkan emosi disintegratif tentu saja
terjadi dalam intensitas emosi yang memuncak. Rakhmat, 2005 : 40
d Kepercayaan
Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan papa yang diketahui manusia. Kepercayaan adalah
komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis. Kepercayaan disini tidak berhubungan dengan hal – hal gaib tetapi merupakan
keyakinan bahwa sesuatu itu ”benar” atau ”salah” atas dasr bukti, sugesti otoritas, pengalaman atau intuisi Hohler, et al, 1978 : 48.
Jadi kepercayaan bisa bersifat rasional atau irrasional. Kepercayaan memberikan perspektif pada manusia dalam mempersepsi suatu
kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap objek sikap. Menurut Solomon E.
Asch1959 : 565 – 567, kepercayaan dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan. Rakhmat, 2005 : 42
e Kebiasaan Sedangkan komponen konatif adalah aspek volisional yang
berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap berlangsung secara
otomatis dan tidak direncanakan. Setiap orang mempunyai kebiasaan yang berlainan dalam menanggapi stimulus tertentu. Kebiasaan
inilah yang memberikan pola perilaku yang dapat diramalkan.
f Kemauan
Sedangkan kemauan erat kaitannya dengan tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan kemauan sebagai tindakan yang merupakan
usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Menurut Richard Dewey dan W.J. Humber, kemauan merupakan :
1 Hasil keinginan untuk mencapai tujuan tertentu yang begitu kuat sehingga mendorong orang untuk mengorbankan nilai yang lain yang
tidak sesuai dengan pencapaian tujuan. 2 Berdasarkan pengetahuan tentang, cara – cara yang diperlukan
untuk mencapai tujuan; 3 Dipengaruhi kecerdasan dan energi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan;
4 Pengeluaran energi yang sebenarnya dengan satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan. Rakhmat, 2005 : 43
b. Faktor Fungsional Faktor fungsional menekankan pada faktor yang personal yang
mendorong seseorang untuk menentukan persepsinya. Faktor funsional yang memperngaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan frame of
reference , beberapa hal yang termasuk sebagai kerangka rujukan adalah:
1 Kondisi
Bilogis Kondisi seseorang pada saat mempersepsi akan mempengaruhi hasil
persepsinya. Misalnya pada kondisi seseorang yang sedang lapar diberikan
stimuli gambar yang tidak terlalu jelas, maka ketika ditanya gambar apa yang dilihatnya maka orang tersebut akan sering menanggapi sebagai
gambar makanan. Namun hasilnya akan berbeda apabila orang yang ditanya dalam keadaan perut kenyang.
2 Nilai Sosial Nilai sosial suatu obyek bergantung pada kelompok sosial orang yang
menilai. 3
Suasana Mental
Suasana mental juga sering berarti suasana atau keadaan emosional seseorang setelah mendapat stimulirangsangan. Misalnya saja sekelompok
anak disuruh menceritakan gambar seorang laki – laki sebelum dan sesudah bermain perang – perangan. Sesudah perang – perangan, anak – anak
cenderung banyak melihat kekejaman wajah orang dalam gambar itu. 4 Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan dapat diperoleh melalui proses bertahap. Biasanya bertambah usia seseorang, maka bertambah pula pengetahuan
yang didapatkan. Tingkat pengetahuan seseorang juga bisa bertahan sehubungan dengan semakin banyaknya informasi yang diperoleh.
5 Pengalaman Masa Lalu Kerangka rujukan yang didasarkan pada pengalaman atau kejadian –
kejadian yang sebelumnya pernah terjadi pada diri seseorang, kemudian
pengalaman tersebut akan melekat dalam ingatan individu dan dijadikannya dalam bentuk persepsi. Rahmat, 2005 : 56
2.1.2 Informasi Dan Pesan Dalam Konteks Komunikasi