2. Terorganisir atau teratur Suatu perasaan atau pendorong tidak bias dianggap terisolisasi dari
perangsang lain. Rangsangan-rangsangan dikelompokkan kedalam suatu pola atau informasi yang membentuk keseluruhan. Jadi ketika seseorang
memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha untuk mengatur. 3. Stimulus
Stimulus adalah apa yang dirasakan dan arti yang terdapat di dalamnya adalah fungsi dari perangsang atau pendorong itu sendiri.
4. Subyektif Persepsi merupakan fungsi faktor pribadi hal-hal yang berasal dari sifat
penikmat atau perasa, kebutuhan, nilai-nilai, motif, pengalaman, masa lalu, pola pikir dan kepribadian seseorang dalam individu memainkan
suatu peran dalam persepsi.
2.1.1.4 Hal – Hal yang Mempengaruhi Persepsi
Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas disekelilingnya, berikut ini beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial
yang menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial :
1. Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola – pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas sosial yang telah dipelajari sebelumnya. Persepsi manusia
terhadap sekelilingnya. Seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka
terhadap hal – hal itu berdasarkan pengalaman pembelajaran masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa. Ketiadaan
pengalaman dahulu dalam menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang
terbiasa merespon atau mempersepsi perbedaan yang sama dalam suatu objek lain. Manusia cenderung memperlakukan objek tersebut seperti
sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.
2. Persepsi bersifat selektif
Jika setiap saat seseorang disebut dengan jutaan ransangan indrawi dan diharuskan menafsirkan ransangan tersebut semuanya, pastilah orang
tersebut tidak mampu melakukannya, sebab adanya keterbatasan kemampuan indrawi setiap orang dalam menangkap rangangan
disekitarnya. Faktor utama yang mempengaruhi selektifitas adalah atensi, dimana atensi ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
A. Faktor Internal sepertu : a.
Faktor biologis antara lain rasa lapar dan haus. b.
Faktor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tampak. c.
Faktor sosial, seperti gander, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman
masa lalu, dan kebiasaan.
d. Faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi,
dan harapan. B. Faktor eksternal adalah atribut – atribut objek yang dipersepsikan
seperti gerakan, kontras, kebaruan, dan perulangan. 3.
Persepsi bersifat dugaan Langkah ini dianggap perlu karena seseorang tidak mungkin memperoleh
rincian yang jelas melalui indera kelimanya. Proses ini memungkinkan seseorang menafsirkan sesuatu objek dengan makna yang lebih lengkap
dari sudut pandang manapun. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh meelalui alat-alat indera yang dimiliki manusia,
menyebabkan terjadinya ruang kosong, sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat dugaan agar dapat menyediakan informasi yang
lengkap bagi ruang kosong tersebut. 4.
Persepsi bersifat evaluative Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang perlu
melakukan interprestasi berdasarkan masa lalu dan kepentingannya ketika melakukan persepsi. Sebelum melakukan interprestasi pesan, seseorang
harus melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengalaman terdahulu untuk mencocokkan apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi
bersifat pribadi dan subjektif.
5. Persepsi bersifat konseptual
Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu
pengaruh paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu objek, seseorang biasanya meletakkannya dalam suatu konteks tertentu dengan prinsip –
prinsip : a.
Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan.
b. Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suatu rangsangan
atau kejadian berdasarkan latar belakangnya. Mulyana,2001 : 175-194
2.1.1.5 Faktor – Faktor yang Berperan dalam Persepsi