Tempat dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Varia Usaha Beton yang berlokasi di Jalan Ledjend S. Parman 38 Waru – Sidoarjo. Untuk waktu Penelitiannya berlangsung mulai bulan Juni 2010 sampai data tercukupi.

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai variasi nilai yang terukur. Identifikasi variabel dari suatu penelitian diperlukan agar mendapatkan ketepatan penelitian, memperkecil kesalahan yang mungkin dapat terjadi dan untuk melakukan penelitian agar lebih terarah dan sistematis. Langkah ini merupakan bagian dari identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan produk Beton Pave Segi Empat Abu-abu T6 dan Genteng Beton Elabama. Kecacatan yang nyata dan sering terjadi pada proses produksi Beton Pave Segi Empat Abu-abu T6 dan Genteng Beton Elabama ada empat macam kecacatan.

3.2.1 Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel didapat dengan melakukan identifikasi proses produksi dengan menggunakan sampling kerja dengan menggunakan variabel bebas dan variabel terikat :

1. Variabel bebas

Yaitu peristiwa puncak top event dalam bentuk probabilitas kecacatan produk. Adapun kecacatan yang nyata pada proses produksi Beton Pave Segi Empat Abu-abu T6 dan Genteng Beton Elabama ada empat macam kecacatan yaitu sebagai berikut: 1. Retak rambut 2. Gumpil 3. Pecah 4. Berat Produk Tidak Sesuai Standart.

2. Variabel terikat

Yaitu akar-akar penyebab kecacatan yang meliputi : a. Bahan baku b. Manusia Tenaga Kerja c. Mesin atau peralatan d. Lingkungan e. Sistem metode

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data selama penelitian, data yang dikumpulkan terbagi menjadi 2 dua, yaitu: 1. Data Primer Yaitu data yang di dapat dari penelitian langsung dengan cara mengambil langsung dari sumber yang memberikan informasi, antara lain: jumlah kejadian kecacatan proses produksi, dan lain-lain. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Interview Dengan cara melakukan interview kepada sumber secara langsung, sehingga di dapatkan informasi yang valid. b. Observasi Pengamatan secara langsung ke obyek yang diteliti sehingga dapat diketahui jalannya proses dengan jelas. 2. Data Sekunder Adalah hasil dokumentasi dengan cara mengutip dari catatan-catatan perusahaan, antara lain data jumlah produk, Jumlah kecacatan produk, Jenis kecacatan produk.

3.4 Metode Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah Metode Fault Tree Analysis FTA, yang menganalisa elemen-elemen penyebab kegagalan suatu sistem dengan menggunakan berbagai perangkat pembentuk meliputi simbol logika. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data pada studi kasus di PT. Varia Usaha Beton dengan menggunakan metode FTA adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa kejadian yang tidak diinginkan sampai pada akar-akar penyebabnya yang meliputi penyebab primer yang mengakibatkan terjadinya top event kejadian utama dan penyebab sekunder yang mengakibatkan terjadinya penyebab primer. 2. Menggambarkan akar-akar penyebab tersebut kedalam Fault Tree Diagram pohon kesalahan yang berisi simbol-simbol logika gerbang kejadian sehingga membentuk suatu keterkaitan satu sama lain. 3. Fault Tree Diagram, akan membentuk kombinasi pohon kesalahan, sehingga diperlukan cut set yang digunakan untuk mengevaluasi diagram tersebut. Hal ini diperoleh dengan menggambarkan garis melalui blok dalam sistem untuk menunjukkan jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan seluruh sistem gagal. Gambar 3.1 Fault Tree Diagram Keterangan : A : Proses penataan kurang optimal Ao : Lingkungan kurang memadai A 1 : Operator terburu-buru 1 : Bising Ramai 2 : Suhu udara panas 3 : Operator berpengalaman Genteng Gumpil A A 1 Ao 1 2 3 4. Untuk mengetahui kombinasi peristiwa terkecil diperlukan minimal cut set. Minimal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang paling kecil yang membawah pada peristiwa yang paling tidak diinginkan atau akar penyebab yang paling terkecil yang berpotensial menyebabkan kecacatan peristiwa puncak atau top event. 5. Untuk menghitung probabilitas hanya diperlukan jumlah seluruh proses yang sukses dan kegagalan proses, hal ini ditunjukkan dalam rumus berikut ini: F S F P F + = Keterangan S = Sukses ProdukProses F = Kegagalan Failure PF = probabilitas kegagalan Untuk selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing-masing gerbang, yaitu: untuk gerbang OR, probabilitas masing-masing peristiwa atau masukannya mengalami penjumlahan dan pengurangan. a. Untuk 2 masukan B A B A F B A F P P P P P P P P − + = − − − = ] 1 1 [ 1 b. Untuk lebih dari 2 masukan C B A F P P P P + + = Untuk gerbang AND probabilitas masing-masing masukannya dikalikan. 6. Setelah semua diketahui maka akan didapatkan probabilitas peristiwa puncak dan untuk langkah selanjutnya masing-masing probabilitas dievaluasi melalui matrik dalam minimal cut set. Matrik cut set tersebut selanjutnya akan Mulai dihitung probabilitasnya dengan menggunakan rumus berikut: ∑ + + + + + = ≈ . 6 5 4 3 4 1 3 1 2 1 xP xP xP P P P P P xP P P P K T T P merupakan probabilitas top event dan K P merupakan probabilitas cut set.

3.5 Langkah-Langkah Penelitian dan Pemecahan Masalah