3.6.3 Full Structural Equation Model
Setelah model dianalisa melalui confirmatary factor analysis dan dilihat bahwa masing-masing variable dapat digunakan untuk
mendefinisikan sebuah konstruk laten, maka langkah berikutnya adalah menggunakan analisa full model SEM dengan aplikasi
AMOS 16. Estimasi parameter dalam Strctural Equation Modeling
SEM umumnya berdasarkan pada metode maximum likelihood
ML. Metode ML menghendaki adanya asumsi yang harus dipenuhi yaitu:
a. Distribusi Normal Multivariat
Analisis SEM juga menghendaki distribusi variabel harus multinormal sebagai konsekuensi dari asumsi sampel besar
asymptotic dan penggunaan metode estimasi Maximum
like-lihood ML.
Kemultinormalan data dapat diuji dengan meng-hitung nilai jarak kuadrat pada setiap pengamatan,
Johnson,1992 yaitu :
n j
x x
S x
x d
j j
j
,..., 2
, 1
,
1 2
2.6 dimana x
j
= pengamatan ke-j S
-1
= invers matriks varian kovarians Hipotesis yang digunakan sebagai berikut.
H : data mengikuti distribusi multinormal.
H
1
: data tidak mengikuti distribusi multinormal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Data mengikuti distribusi multinormal jika gagal tolak H ,
artinya daerah dibawah kurva
0.05, p.
multivariat lebih dari 50.
b. Multikolineritas atau Singularity
Untuk melihat apakah data dari suatu penelitian terdapat multikolinearitas multicollinearity atau singularity dalam
kombinasi-kombinasi variabel, maka yang perlu diamati adalah determinan dari matriks kovarians sampelnya.
Nilai deter-minan yang kecil atau mendekati 0 akan mengindikasikan ada-nya multikolinearitas atau singularitas,
sehingga data itu tidak dapat digunakan untuk penelitian.
c. Tidak ada Outlier
Outlier merupakan observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariate maupun multivariate dan
terlihat sangat jauh berbeda dengan observasi-observasi lainnya. Dalam analisis multivariat, outliers dapat diuji
dengan membandingkan nilai mahalanobis distance
squared d
2
dengan nilai
2
dengan derajat bebas sebesar variabel yang digunakan dan tingkat p 0,001.
Sedangkan untuk Univariate akan dikategorikan sebagai outliers
dengan cara mengkonversi nilai data ke dalam Z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi satu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Gambar 3.1. Pengembangan Model
Empati Perubahan
Pandanga
n
Perubahan Perilaku
Peningkatan Pengetahua
n
n
Kecepatan Pelayanan
Kompetensi
Responsif Layanan Inti
Teknologi yg digunakan
Hasil Aktual
Reputasi Perusahaa
n
Risiko yang dirasakan
Kehendak melanjutkanhub
Keefektifan Komunika
si
Kualitas Fungsional
Kualitas Teknis
Komitmen Relasional
Harapan mempertahankanhub
Kemauan berinvestasi
Kepercayaa
n
Empati Perubahan
Pandanga
n
Perubahan Perilaku
Peningkatan Pengetahua
n
n
Kecepatan Pelayanan
Kompetensi
Responsif Layanan Inti
Teknologi yg digunakan
Hasil Aktual
Reputasi Perusahaa
n
Risiko yang dirasakan
Kehendak melanjutkanhub
Keefektifan Komunika
si
Kualitas Fungsional
Kualitas Teknis
Komitmen Relasional
Harapan mempertahankanhub
Kemauan berinvestasi
Kepercayaa
n
Empati Perubahan
Pandanga
n
Perubahan Perilaku
Peningkatan Pengetahua
n
n
Kecepatan Pelayanan
Kompetensi
Responsif Layanan Inti
Teknologi yg digunakan
Hasil Aktual
Reputasi Perusahaa
n
Risiko yang dirasakan
Kehendak melanjutkanhub
Keefektifan Komunika
si
Kualitas Fungsional
Kualitas Teknis
Komitmen Relasional
Harapan mempertahankanhub
Kemauan berinvestasi
Kepercayaa
n
Empati Perubahan
Pandanga
n
Perubahan Perilaku
Peningkatan Pengetahua
n
n
Kecepatan Pelayanan
Kompetensi
Responsif Layanan Inti
Teknologi yg digunakan
Hasil Aktual
Reputasi Perusahaa
n
Risiko yang dirasakan
Kehendak melanjutkanhub
Keefektifan Komunika
si
Kualitas Fungsional
Kualitas Teknis
Komitmen Relasional
Harapan mempertahankanhub
Kemauan berinvestasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara XI Persero atau PTPN XI adalah badan usaha milik negara BUMN agribisnis perkebunan dengan core business
gula. Perusahaan ini bahkan satu-satunya BUMN yang mengusahakan komoditas tunggal, yakni gula, dengan kontribusi sekitar16-18 terhadap
produksi nasional. Sebagian besar bahan baku berasal dari tebu rakyat yang diusahakan para petani sekitar melalui kemitraan dengan pabrik gula PG.
Kegiatan utama usaha dari PT. Perkebunan Nusantara XI Persero adalah produksi gula. Bidang usaha yang lain meliputi produksi pembuatan
alkohol serta spiritus dari tetes tebu dan produksi karung goni dari serat kenaff dan karung plastik. Perusahaan juga menyediakan jasa pelayanan
medis dari Rumah Sakit Umum yang dimilikinya
PT. Perkebunan Nusantara Persero yang berkantor di jalan merak No.1, Surabaya, mengoperasikan 16 pabrik gula, 4 rumah sakit, 1 pabrik goni
karung plastik dan 1 pabrik penyulingan Alkohol Spiritus
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber