2.1.6 Model Conservartion Scout
Model Conservation Scout merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada lingkungan yang dapat digunakan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak. Selain itu model ini juga dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk memelihara lingkungan Widodo, 2014: 2. Beberapa jurnal yang
diterbitkan tentang Conservation Scout Suseno, 2016: 3 Ritmawati, 2014: 6, memaparkan bahwa model Conservation Scout merupakan model pembelajaran
inovatif berbasis lingkungan yang berupa konservasi sederhana mini konservasi. Model Conservation Scout memiliki empat metode yang dapat dikembangkan,
diantaranya: 1 area konservasi di dalam ruangan; 2 minitrip; 3 pojok konservasi atau kebun konservasi; serta 4 eksperimen dan kampanye. Metode-
metode di dalam Conservation Scout dapat digambarkan melalui skema berikut:
Gambar 2.1 Skema Model Conservation Scout
Metode pertama adalah area konservasi di dalam ruangan. Metode ini digunakan jika anak-anak tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk melakukan
Conservation Scout Area konservasi di dalam ruangan
Minitrip
Pojok konservasi atau kebun konservasi
Eksperimen sederhana dan kampanye
konservasi. Anak-anak dapat melakukan kegiatan untuk membuat akuarium dengan beragam hewan yang mereka rawat, maupun akurium dengan beragam tanaman
atau sering disebut dengan terrarium. Metode selanjutnya di dalam Conservation Scout adalah minitrip. Minitrip merupakan salah satu metode Conservation Scout
yang mengajak anak-anak untuk melakukan perjalanan sederhana ke beberapa tempat konservasi. Tempat-tempat konservasi tersebut dapat berupa kebun
binatang, tempat pusat studi lingkungan, dan lain sebagainya. Di dalam model Conservation Scout juga terdapat metode pojok konservasi
atau kebun konservasi. Pojok konservasi atau kebun konservasi merupakan salah satu metode dari model Conservation Scout yang memanfaatkan lahan yang ada
untuk dipergunakan oleh anak-anak sebagai tempat konservasi sederhana. Konservasi sederhana yang dapat dilakukan, misalnya konservasi tanaman obat,
menanam tumbuhan pangan dengan teknik vertikultur, dan konservasi tanaman lainnya yang sesuai dengan lahan serta kebutuhan anak-anak.
Metode terakhir di dalam Conservation Scout adalah eksperimen sederhana dan kampanye. Kegiatan di dalam metode ini adalah melakukan beragam
eksperimen sederhana, seperti uji amilum bahan pangan, eksperimen tentang sumber energi alternatif, dan kegiatan berkampanye mengenai lingkungan.
Kegiatan berkampanye dapat dilakukan dengan teknik peer tutoring. Teknik peer tutoring atau tutor sebaya merupakan teknik berkampanye yang dilakukan anak
kepada teman maupun orang di sekitarnya dengan mengkampanyekan pengalaman mereka Suseno, 2016:5-6 Ritmawati, 2014: 2. Teknik peer tutoring inilah yang
merupakan keunikan dari model Conservation Scout yang digunakan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian kali ini. Teknik peer tutoring menjadikan anak sebagai duta lingkungan dengan mengajak orang lain untuk menjaga lingkungannya. Melalui pengalaman
yang didapat dari kegiatan di dalam model Conservation Scout anak akan belajar untuk membagi pengalaman mereka melalui teknik peer tutoring.
Model Conservation Scout yang digunakan dalam penelitian kali ini, didasarkan pada pandangan beberapa ahli yang berkaitan dengan perkembangan
anak, ahli-ahli tersebut diantaranya:
a. Montessori