Perhitungan dan Hasil Perhitungan Kinerja Aspek Keuangan PDAM

57 Tabel 5.3 Perhitungan dan Nilai Laba Terhadap Aktiva Produktif Tahun Laba Sebelum Pajak Rp 1 Aktiva Produktif Rp 2 Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif 3=1:2x100 3 Nilai 2010 2.930.018.359,71 21.210.823.901,18 -13,81 1 2011 229.559.753,93 20.191.179.386,11 1,37 2 2012 1.126.413.456,63 17.363.791.926,47 -6,49 1 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Tirta Handayani Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rumus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini – Rasio Laba terhadap aktiva Produktif tahun lalu Tabel 5.4 Perhitungan Nilai Bonus Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Tahun Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini 1 Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun lalu 2 Hasil Perhitungan 3=1-2 3 Nilai 2010 -13,81 -25,28 11,47 4 2011 1,37 -13,81 15,18 5 2012 -6,48 1,37 -7,85 1 Sumber: Tabel 5.3 2. Rasio laba terhadap penjualan Rasio laba terhadap penjualan digunakan untuk mengukur laba yang dapat diperoleh dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan. 58 a. Penjualan = Pendapatan Operasi b. Pendapatan Operasi = Pendapatan penjualan air + Pendapatan non air c. Pendapatan Penjualan air, terdiri dari : 1. Harga air 2. Jasa Administrasi 3. Sewa meter 4. Pendapatan penjualan air lainnya d. Pendapatan non air, terdiri dari : 5. Sewa instalasi 6. Sambungan baru 7. Denda administrasi Tabel 5.5 Perhitungan dan Nilai Laba terhadap Penjualan Tahun Laba Sebelum Pajak Rp 1 Penjualan Produk Rp 2 Rasio Laba terhadap Penjualan 3=1:2x100 3 Nilai 4 2010 2.930.018.359,71 18.863.030.176,04 -15,53 1 2011 229.559.753,93 23.658.753.460,08 0,97 2 2012 1.126.413.456,63 24.943.505.807.00 -4.51 1 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM 59 Nilai bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan Rumus = Rasio Laba terhadap Penjualan tahun ini – Rasio Laba terhadap Penjualan tahun lalu Tabel 5.6 Perhitungan Nilai Bonus Rasio Laba terhadap Penjualan Tahun Rasio Laba terhadap Penjualan tahun ini 1 Rasio Laba terhadap Penjualan tahun lalu 2 Hasil Perhitungan 3=1-2 3 Nilai 2010 -15,53 -30,60 15,07 5 2011 0,97 -15,53 16,5 5 2012 -4.51 0,97 -5,48 1 Sumber: Tabel 5.4 3. Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Likuiditas Rasio ini merupakan tolak ukur untuk menilai ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga yang jatuh tempo jika ada. a. Aktiva lancar adalah aktiva yang tingkat likuiditasnya paling lama satu tahun. Aktiva Lancar terdiri atas : 8. Kas dan Bank 9. Investasi jangka pendek 60 10. Piutang usaha 11. Piutang lainnya 12. Persediaan 13. Pembayaran dimuka 14. Aktiva lancar lainnya b. Utang lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Utang lancar terdiri atas : 15. Utang usaha 16. Utang lainnya 17. Biaya yang belum dibayar 18. Pendapatan diterima dimuka 19. Pinjaman jangka pendek Tabel 5.7 Perhitungan dan Nilai Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Tahun Aktiva Lancar Rp 1 Utang Lancar Rp 2 Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar 3=1:2 3 Nilai 2010 6.419.249.206,06 746.902.721,00 8,59 1 2011 8.456.983.769,39 780.648.568,00 10,83 1 2012 9.020.925.907,30 684.381.835,00 13,18 1 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM 61 4. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas Debt to Equity Ratio Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas digunakan untuk menilai keseimbangan antara dua sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan, yaitu modal dan hutang. a. Utang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang terdiri dari: 20. Pinjaman pemerintah pusat 21. Pinjaman luar negeri 22. Kredit bank jangka panjang b. Ekuitas = Modal dan cadangan, terdiri dari : 23. Penyertaan pemerintah yang belum ditetapkan statusnya 24. Kekayaan PEMDA yang dipisahkan 25. Penyertaan pemerintah pusat 26. Modal hibah 27. Selisih penilaian kembali aktiva tetap 28. Cadangan umum 29. Laba yang belum dibagikan 30. Laba rugi tahun berjalan 62 Tabel 5.8 Perhitugan dan Nilai Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Tahun Utang Jangka Panjang Rp 1 Ekuitas Rp 2 Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas 3=1:2 3 Nilai 2010 7.646.995.843,60 41.308.192.656,49 0,19 5 2011 780.648.568,00 46.738.964.445,02 0,02 5 2012 684.381.835,00 45.614.107.842,39 0,02 5 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM 5. Rasio total aktiva terhadap total utang Solvabilitas Rasio total aktiva terhadap total utang merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat kecukupan dari seluruh aktiva yang tersedia dibandingkan dengan seluruh hutang perusahaan yang sekaligus mencerminkan jumlah aktiva netto. a. Total Aktiva = Aktiva lancar +Investasi jangka panjang + aktiva tetap nilai buku + aktiva lain-lain b. Total utang = Utang lancar + Utang jangka panjang + Utang lain-lain Tabel 5.9 Perhitungan Total Aktiva Tahun Aktiva Lancar Rp 1 Investasi Jangka Panjang Rp 2 Aktiva Tetap nilai buku Rp 3 Aktiva Lain-lain Rp 4 Total Aktiva Rp 5=1+2+3+4 5 2010 6.419.249.206,06 - 14.791.574.695,12 27.744.364.601.91 48.955.188.503,09 2011 8.456.983.769,39 - 11.734.195.616,72 27.328.433.626,91 47.519.613.013,02 2012 9.020.925.907,30 - 8.342..866.019,17 28.934.697.750,92 46.298.489.677,39 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM 63 Tabel 5.10 Perhitungan Total Utang Tahun Utang Lancar Rp 1 Utang Jangka Panjang Rp 2 Utang Lain-lain Rp 3 Total Utang Rp 4=1+2+3 4 2010 746.902.721,00 - 6.900.093.122,60 7.646.995.843,60 2011 780.648.568,00 - - 780.648.568,00 2012 684.381.835,00 - - 684.381.835,00 Sumber :Data Laporan Keuangan PDAM Tabel 5.11 Perhitungan dan Nilai Total Aktiva terhadap Total Nilai Utang Tahun Total Aktiva Rp 1 Total Utang Rp 2 Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang 3=1:2 3 Nilai 4 2010 48.955.188.503,09 7.646.995.843,60 6,40 5 2011 47.519.613.013,02 780.648.568,00 60,87 5 2012 46.298.489.677,39 684.381.835,00 67,65 5 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM dan data sekunder yang telah diolah 6. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Operating Ratio Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menilai penghematan dalam penggunaan sumber dana dan daya untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. a. Biaya Operasi = Biaya Langsung + Biaya Administrasi dan Umum 1 Biaya langsung terdiri dari : - Biaya sumber air 64 - Biaya pengolahan air - Biaya transimisi dan distribusi 2 Biaya administrasi dan umum terdiri dari : - Biaya pegawai - Biaya kantor - Biaya hubungan langganan - Biaya penelitian dan pengembangan - Biaya keuangan - Biaya pemeliharaan - Biaya penyisihanpenghapusan piutang - Rupa-rupa biaya umum - Biaya penyusutan dan amortisasi instalasi non pabrik air b. Pendapatan Operasi = Pendapatan penjualan air + pendapatan non air 1 Pendapatan penjualan terdiri dari : - Harga air 31. Jasa administrasi 32. Sewa meter 33. Pendapatan penjualan air lainnya 2 Pendapatan non air terdiri dari : - Pendapatan sambungan baru - Pendapatan sewa instalasi - Pendapatan denda, dan lain-lain 65 Tabel 5.12 Perhitungan dan Nilai Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Tahun Biaya Operasi Rp 1 Pendapatan Rp 2 Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi 3=1:2 3 Nilai 2010 21.778.702.187,5 18.799.686.060,5 1,16 1 2011 23.402.957.492,4 23.522.678.817,5 0,99 2 2012 26.045.546.755,38 24.750.073.406 1,05 1 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM 7. Rasio laba sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok bunga Rasio ini digunakan untuk mengukur besar potensi dari laba yang dihasilkan untuk dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo. a. Laba Operasi sebelum penyusutan = pendapatan operasi – biaya operasi sebelum biaya penyusutan. b. Angsuran pokok adalah angsuran pokok utang jangka panjang yang jatuh tempo termasuk tunggakan. c. Bunga jatuh tempo adalah kewajiban pembayaran utang jangka panjang termasuk tunggakan. 66 Table 5.13 Perhitungan dan Nilai Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan Terhadap Angsuran Pokok dan bunga Jatuh tempo Tahun Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan Rp 1 Angsuran dan Bunga Pinjaman RP 2 Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo 3=1:2 3 Nilai 2010 2.979.016.127 - 1 2011 119.721.325,1 - 1 2012 1.295.473.349,38 - 1 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM 8. Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air digunakan untuk menunjukan berapa besar aktiva produktif yang digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air. Aktiva produktif = Aktiva lancar + investasi jangka panjang + aktiva tetap nilai buku, tidak termasuk aktiva tetap dalam penyelesaian. Tabel 5.14 Perhitungan dan nilai aktiva Produktif terhadap penjualan Air Tahun Aktiva Produktif Rp 1 Penjualan Air Rp 2 Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air 3=1:2 3 Nilai 2010 21.210.823.901,18 17.884.737.600,00 1,19 5 2011 20.191.179.386,11 21.501.882.150,00 0,94 5 2012 17.363.791.926,47 23.332.269.800,00 0,74 5 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM 67 Dari hasil perhitungan rasio Aktiva Produktif Penjualan Air dapat dilihat besar kemapuan dari Aktiva Produktif yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan setiap rupiah penjualan air. 9. Jangka Waktu Penagihan Piutang Jangka waktu penagihan piutang merupakan tolak ukur untuk menilai efektifitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang yaitu menilai waktu rata-rata piutang tertagih menjadi kas. Piutang usaha = Piutang air + Piutang non air + Piutang ragu – ragu – Penyisihan piutang usaha. Tabel 5.15 Perhitungan Penjualan per hari Tahun Pendapatan Operasi 1 Jumlah hari 1 tahun 2 Jumlah Penjualan per hari 3 = 1:3 3 2010 18.799.686.060,5 360 52.221.350,17 2011 23.522.678.817,5 360 65.340.774,49 2012 24.750.073.406 360 68.750.203,91 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM 68 Tabel 5.16 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan Tahun Piutang Usaha Rp 1 Jumlah Penjualan Perhari Rp 2 Rasio Jangka Waktu Penagihan 3=1:2 3 Nilai 2010 2.489.164.360,00 52.221.350,17 47,67 5 2011 2.929.753.885,00 65.340.774,49 44,83 5 2012 2.917.234.425,00 68.750.203,91 42,43 5 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Dari hasil perhitungan rasio Jangka Waktu Penagihan dapat dilihat jangka waktu perusahaan dalam mengubah piutang tertagih menjadi kas. 10. Efektifitas Penagihan Efektifitas penagihan merupakan tolak untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang yaitu menilai berapa persen piutang tertagih menjadi kas Rekening tertagih adalah jumlah penerimaan dari rekening penjualan air yang diterbitkan selama 1 satu tahun buku. Tabel 5.17 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan Tahun Rekening Tertagih Rp 1 Penjualan Air Rp 2 Rasio Efektivitas Penagihan 3=1:2x100 3 Nilai 2010 14.970.516.525,00 17.884.737.600,00 83.70 3 2011 18.155.842.685,00 21.501.882.150,00 84.43 3 2012 19.848.589.650,00 23.332.269.800,00 85,06 4 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM 69 Dari hasil perhitungan rasio Efektivitas Penagihan dapat dilihat besar prosentase perusahaan dalam mengubah piutang tertagih menjadi kas.

B. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Kinerja Aspek Operasional PDAM Tirta Handayani tahun 2010

– 2012 1. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan PDAM adalah perbandingan yang menunjukkan kemampuan PDAM untuk menjalankan fungsi pelayanan yaitu seberapa banyak penduduk yang dilayani oleh PDAM. a. Jumlah penduduk terlayani adalah jumlah orang yang sudah mendapat pelayanan air bersih di wilayah administratif PDAM. b. Jumlah Penduduk adalah jumlah penduduk dalam wilayah administrasi PDAM. Tabel 5.18 Perhitungan dan Nilai Cakupan Pelayanan Tahun Jumlah Penduduk terlayani Orang 1 Jumlah Penduduk Orang 2 Rasio Cakupan Pelayanan 3=1:2x100 3 Nilai 2010 405.450 603.594 67,17 5 2011 548.292 674.408 81,29 5 2012 589.367 681.789 86,04 5 Sumber: Data sekunder dari PDAM Tirta Handayani 70 Nilai Bonus Perhitungan Cakupan Pelayanan Rumus = cakupan pelayanan tahun ini – cakupan pelayanan tahun lalu Tabel 5.19 Perhitungan Nilai Bonus Cakupan Pelayanan Tahun Cakupan Pelayanan tahun ini 1 Cakupan Pelayanan tahun lalu 2 Hasil Perhitungan 3=1-2 3 Nilai 2010 67,17 67,00 0,17 1 2011 81,29 67,17 14,12 5 2012 86,04 81,29 4,75 3 Sumber: Data sekunder yang telah diolah 2. Kualitas Air Distribusi Kualitas air distribusi adalah pemenuhan syarat yang telah ditetapkan instansi berwenang mengenai kualitas air yang dikonsumsu masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Tabel 5.20 Nilai Kualitas Air Distribusi Tahun Kualitas Nilai 2010 Memenuhi syarat air bersih 2 2011 Memenuhi syarat air bersih 2 2012 Memenuhi syarat air bersih 2 Sumber: Data sekunder dari PDAM Tirta Handayani 3. Kontinuitas Air Distribusi Kontinuitas air adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah pelanggan mendapat aliran air secara penuh atau tidak yaitu selama 24 jam per hari 71 Tabel 5.21 Nilai Kontinuitas Air Distribusi Tahun Kontinuitas Nilai 2010 Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1 2011 Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1 2012 Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1 Sumber: Data sekunder dari PDAM Tirta Handayani 4. Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Perbandingan antara kapasitass produksi dengan kapasitas terpasang. Semakin tinggi prosentase menunjukkan produktivitas yang baik, namun sebaliknya semakin rendahkecil prosentase menunjukkan produktivitas yang rendahkurang baik. a. Instalasi Produksi adalah bangunan beserta peralatannya yang menjadi satu kesatuan untuk memproduksi air yang dapat berupa pengolahan air, sumur bor, unit pengambilan mata air serta pengolahannya. b. Kapasitas Produksi adalah kapasitas yang dioperasikandimanfaatkan dalam memproduksi air. c. Kapasitas terpasang adalah kapasitas yang sesuai dengan desain pompa terpasang