Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

33 2 Menghitung Rasio Laba terhadap Penjualan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.3 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Menghitung bonus peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Penjualan Nilai Bonus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini – Rasio Laba terhadap aktiva Produktif tahun lalu Tabel 3.4 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Rasio Nilai 20 5 14 - 20 4 6 - 14 3 0 - 6 2 1 Rasio Nilai 12 5 9 - 12 4 6 - 9 3 3 - 6 2 0 - 3 1 34 3 Menghitung Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.5 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Lancar Terhadap Utang Lancar Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 4 Menghitung Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.6 Petunjuk Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Utang Lancar Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 5 Menghitung Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Rasio Nilai 1,75 – 2,00 5 1,50 – 1,75 atau 2,00 – 2,30 4 1,25 – 1,50 atau 2,30 – 2,70 3 1,00 – 1,25 atau 2,70 – 3,00 2 1,00 atau 3,00 1 Rasio Nilai 0,5 5 0,5 – 0,7 4 0,7 – 0,8 3 0,8 – 1,00 2 1,0 1 35 Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.7 Petunjuk Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 6 Menghitung Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.8 Petunjuk Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 7 Menghitung Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo Rasio Nilai 2,0 5 1,7 – 2,0 4 1,3 – 1,7 3 1,0 – 1,3 2 1,0 1 Rasio Nilai 0,50 5 0,50 – 0,65 4 0,65 – 0,85 3 0,85 – 1,00 2 1,0 1 36 Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.9 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 8 Menghitung Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.10 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif Terhadap Penjualan Air Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Rasio Nilai 2,0 5 1,7 – 2,0 4 1,3 – 1,7 3 1,0 – 1,3 2 1,0 1 Rasio Nilai 2,0 5 2,0 – 4,0 4 4,0 – 6,0 3 6,0 – 8,0 2 8,0 1 37 9 Menghitung Jangka Waktu Penagihan Piutang Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.11 Petunjuk Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 10 Menghitung Efektivitas Penagihan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.12 Petunjuk Perhitungan Rasio Efektivitas Penagihan Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Rasio Nilai 60 5 60 – 90 4 90 – 150 3 150 – 180 2 180 1 Rasio Nilai 90 5 85 – 90 4 80 – 85 3 75 – 80 2 75 1 38 2. Aspek Operasional a. Menghitung dan memberikan nilai 10 indikator aspek operasional 1 Menghitung Cakupan Pelayanan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai Tabel 3.13 Petunjuk Perhitungan Cakupan Pelayanan Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai 80 5 60 5 60 – 80 4 45 – 60 4 40 – 60 3 30 – 45 3 20 – 40 2 15 – 30 2  20 1  15 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Menghitung bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan Nilai Bonus : Peningkatan cakupan pelayanan tahun ini dibandingkan cakupan pelayanan tahun lalu Rumus = Cakupan pelayanan tahun ini – cakupan pelayanan tahun lalu Tabel 3.14 Petunjuk Perhitungan Bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai 12 5 8 5 9 – 12 4 6 – 8 4 6 – 9 3 4 – 6 3 3 – 6 2 2 – 4 2 0 - 3 1  0 - 2 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 39 2 Memberikan penilaian Kualitas Air Distribusi Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.15 Petunjuk Penilaian Kualitas Air Distribusi Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 3 Memberikan Penilaian Kontinuitas Air Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.16 Petunjuk Penilaian Kontinuitas Air Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 4 Menghitung Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.17 Petunjuk Perhitungan Rasio Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Kualitas Air Nilai - Memenuhi syarat air minum 3 - Memenuhi syarat air bersih 2 - Tidak memenuhi syarat 1 Kontinuitas Air Nilai - Semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 2 - Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1 Rasio Nilai 90 4 80 – 90 3 70 – 80 2 70 1 40 5 Menghitung Tingkat Kehilangan Air Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.18 Petunjuk Perhitungan Tingkat Kehilangan Air Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Nilai Bonus : Penurunan tingkat kehilangan air dihitung dengan cara membandingkan penurunan kehilangan air tahun ini dengan tahun lalu. Rumus = Rasio tingkat kehilangan air tahun ini - Rasio tingkat kehilangan air tahun lalu Tabel 3.19 Petunjuk Perhitungan Bonus Tingkat Kehilangan Air Tahun Lalu Tahun Ini Nilai 60 =20 10 60 50 20 - 21 ; atau 20 9 60 50 - 60 40 - 50 21 - 22 ; atau 20 - 21 ; atau 20 8 60 50 - 60 40 - 50 30 - 40 22 - 23 ; atau 21 - 22 ; atau 20 - 21 ; atau 20 7 Rasio Nilai 20 4 20 – 30 3 30 – 40 2 40 1 41 60 50 - 60 40 - 50 30 - 40 27 - 30 23 - 24 ; atau 22 - 23 ; atau 21 - 22 ; atau 20 - 21 ; atau 20 6 60 50 - 60 40 - 50 30 - 40 27 - 30 24 - 27 24 - 25 ; atau 23 - 24 ; atau 22 - 23 ; atau 21 - 22 ; atau 20 - 21 ; atau 20 5 60 50 - 60 40 - 50 30 - 40 27 - 30 24 - 27 23 - 24 25 - 27 ; atau 24 - 25 ; atau 23 - 24 ; atau 22 - 23 ; atau 21 - 22 ; atau 20 - 21 ; atau 20 4 60 50 - 60 40 - 50 30 - 40 27 - 30 24 - 27 23 - 24 22 - 23 27 - 30 ; atau 25 - 27 ; atau 24 - 25 ; atau 23 - 24 ; atau 22 - 23 ; atau 21 - 22 ; atau 20 - 21 ; atau 20 3 60 50 - 60 40 - 50 30 - 40 27 - 30 24 - 27 23 - 24 22 - 23 21 - 22 30 - 40 ; atau 27 - 30 ; atau 25 - 27 ; atau 24 - 25 ; atau 23 - 24 ; atau 22 - 23 ; atau 21 - 22 ; atau 20 - 21 ; atau 20 2 60 50 - 60 40 - 50 30 - 40 27 - 30 40 - 50 ; atau 30 - 40 ; atau 27 - 30 ; atau 25 - 27 ; atau 24 - 25 ; atau 1 42 24 - 27 23 - 24 22 - 23 21 - 22 21 23 - 24 ; atau 22 - 23 ; atau 21 - 22 ; atau 20 - 21 ; atau 20 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 6 Menghitung Peneraan meter air Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.20 Petunjuk Perhitungan Peneraan Meter Air Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 7 Penilaian Kecepatan penyambungan baru Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.21 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Rasio Nilai 20 - 25 3 10 – 20 2 – 10 atau 25 1 Waktu Nilai - 6 hari kerja 2 - 6 hari kerja 1 43 8 Menghitung Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata perbulan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.22 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 9 Memberikan Penilaian Kemudahan Pelayanan Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.23 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 10 Menghitung Rasio Karyawan per 1000 pelanggan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai Rasio Nilai 80 2 80 1 Ketersediaan Nilai - Tersedia 2 - Tidak tersedia 1 44 Tabel 3.24 Petunjuk Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai 6 5 6 5 6 - 7 4 8 – 11 4 7 - 9 3 11- 15 3 9 - 10 2 15 – 18 2 10 1 18 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 3. Aspek Administrasi a. Memberikan penilaian 10 indikator aspek administrasi Tabel 3.25 Petunjuk Penilaian Aspek Administrasi No Keterangan Pelaksanaan Nilai 1 Rencana jangka panjang Corporate Plan - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki 4 3 2 1 2 Rencana organisasi dan uraian tugas - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki 4 3 2 1 3 Prosedur operasi standar - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki 4 3 2 1 4 Gambar nyata laksana As Built Drawing - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki 4 3 2 1 5 Pedoman penilaian kerja karyawan - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani 4 3 2 45 - Tidak memiliki 1 6 Rencana kerja dan anggaran perusahaan RKAP - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki 4 3 2 1 7 Tertib laporan internal - Dibuat tepat waktu - Tidak tepat waktu 2 1 8 Tertib laporan eksternal - Dibuat tepat waktu - Tidak tepat waktu 2 1 9 Opini auditor independen - Wajar tanpa pengecualian - Wajar dengan pengecualian - Tidak memberikan pendapat - Pendapat tidak wajar 4 3 2 1 10 Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir - Tidak ada temuan - Ditindaklanjuti, seluruhnya selesai - Ditindaklanjuti, sebagian selesai - Tidak ditindaklanjuti 4 3 2 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 4. Menjumlahkan nilai-nilai seluruh indikator dari masing-masing aspek penilaian kinerja. 5. Penentuan bobot dan nilai maksimal pada tiap aspek. Langkahnya sebagai berikut : a. Menghitung nilai kinerja masing-masing aspek sesuai dengan rumus menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999 Tabel 3.26 Penentuan bobot dan nilai maksimum Aspek Bobot Indikator Nilai Maksimum Keuangan 45 10 60 Operasional 40 10 47 Administrasi 15 10 36 Total 100 30 143 Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun 1999 46 Tabel 3.27 Perhitungan Nilai Kinerja Aspek Perhitungan Nilai Kinerja Keuangan Operasional Administrasi Total nilai kinerja Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun 1999 b. Mengklasifikasikan kinerja sesuai dengan total nilai kinerja Tabel 3.28 Penggolongan Tingkat Kinerja PDAM Nilai Kinerja Kinerja 75 Baik sekali 60 – 75 Baik 45 – 60 Cukup 30 – 45 Kurang = 30 Tidak baik Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun 1999 47

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Kondisi Umum Daerah Studi

1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Gunungkidul Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu di antara lima kabupatenkota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di sebelah timur. Kabupaten Gunungkidul berbatasan dengan wilayah administrasi kabupaten dan provinsi lainnya, yaitu :  Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, Jawa Tengah  Sebelah Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah  Sebelah Selatan : Samudera Hindia  Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman Secara umum Kabupaten Gunungkidul beriklim tropis dengan curah hujan yang relatif rendah, dengan jumlah hari hujan tercatat 122 kali dan curah hujan rata-rata per tahun 3.240 mm. Suhu udara rata-rata 29 o C suhu udara maksimum 32 C dan suhu udara minimum 26 o C. Bentuk topografi pada umumnya berbukit-bukit, di sebelah utara dengan ketinggian ± 600 m, tengah dan barat dengan ketinggian ± 200 m kea rah selatan dengan ketinggian ± 400 m di atas permukaan laut dengan kondisi tanah berupa perbukitan kapur. Kondisi tanah jenis batuan tidak dapat menyimpan air, sehingga air hujan banyak yang lolos melalui celah-celah batu kapur. 48 2. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 sebanyak 686.433 jiwa dengan jumlah rumah tangga 185.629. Jumlah penduduk perempuan Kabupaten Gunungkidul lebih banyak dibanding penduduk laki-laki yaitu sebesar 51,03 dan 48,97 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk 500 jiwakm2. Secara proporsional jumlah penduduk mengalami penurunan, disebabkan keberhasilan Keluarga Berencana KB serta tingginya angka migrasi penduduk keluar wilayah.

B. Sejarah Berdirinya PDAM

Untuk mengatasi kekurangan air di Kabupaten Gunungkidul, Pemerintah Daerah telah melakukan berbagai upaya yang dilaksanakan melalui Satuan Koordinasi Pelaksanaan Air Bersih Satkorlak PAB yang kegiatannya antara lain melakukan pembagian air minum kepada masyarakat. Kegiatan ini tidak dapat dilakukan untuk jangka waktu lama karena memerlukan biaya operasi yang tinggi. Oleh sebab itu pada tahun 1982, Departemen Pekerjaan Umum bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul membentuk Badan Pengelolaan Air Minum BPAM dengan memanfaatkan air sungai bawah tanah. Hal ini dapat mengatasi atau mengurangi kekurangan air bersih bagi masyarakat, khususnya pada kawasan air di daerah selatan Kabupaten Gunungkidul. Pada tahun 1989, BPAM berubah statusnya menjadi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM, yaitu dengan diterbitkannya Peraturan Daerah 49 Nomor 5 Tahun 1987, terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Sistem pengambilan sumber air baku yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Gunungkidul berasal dari sumber mata air, sungai, dan air tanah. Sistem pengambilan air minum terus dilakukan penyempurnaan, penambahan kapasitas produksi maupun pengembangan jumlah sambungan rumahnya, disamping itu juga dilakukan unit-unit produksi baru.

C. Lokasi Perusahaan

Lokasi PDAM berada di jalan Ki Ageng Giring nomor 12 Wonosari, Gunungkidul 55813 dengan nomor telepon 0274 391185 nomor fax 0274 392605.

D. Visi, Misi dan Tujuan PDAM

1. Visi PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul sebagai Badan Usaha Milik Daerah berusaha meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat sehingga menjadi perusahaan yang akan mencapai penerapan pelayanan prima, sehat, dan terpercaya.