Perusahaan Daerah Kinerja Perusahaan

18 d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan punishment e. Memotivasi pegawai f. Menciptakan akuntabilitas publik Sesuai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 bahwa penilaian kinerja untuk mengetahui keberhasilan Direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah Air Minum. PDAM dikelola oleh direksi yang profesional dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara kwantitas dan kualitas SK. Mendagri, 1999: 1. 4. Manfaat Penilaian Kerja Penilaian kinerja dalam suatu perusahaan pada akhirnya tidak terlepas dari keterkaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan yang utama yaitu untuk meningkatkan nilai yang dimiliki perusahaan. Dengan melakukan penilaian kinerja akan dapat memperoleh beberapa manfaat Mulyadi, 1997:420, diantaranya: a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu mengambil keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti transfer, promosi, dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 19 d. Untuk menyediakan umpan balik dari karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Menurut Mardiasmo 2005: 122 manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen. b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja. d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman reward punishment secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan system pengukuran kinerja yang telah disepakati. e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi. f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif. 20

E. Penilaian Kinerja PDAM 1. Konsep Perusahaan Daerah Air Minum PDAM

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 Pedoman Penilaian Kinerja PDAM yang dimaksud dengan Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah perusahaan milik Daerah Propinsi atau Daerah Kabupaten atau Kota. Perusahaan Daerah Air Minum PDAM merupakan salah satu BUMD bergerak dibidang penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat. Meskipun tetap dituntut untuk mendapatkan laba yang kemudian masuk kedalam APBD, namun PDAM tetap memiliki fungsi sosial. Hal ini dapat dilihat dari penentuan harga jual air per meter kubik yang ditentukan oleh pemerintah daerah atas persetujuan DPRD. Hal ini dilandasi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1998. Kepmendagri Nomor 690 Tahun 1992 tentang Pola Petunjuk Teknis ditegaskan bahwa PDAM mempunyai fungsi pokok pelayanan umum kepada masyarakat, sehingga dalam menjalankan fungsinya tersebut, maka PDAM harus mampu membiayai dirinya sendiri dan harus berusaha mengembangkan tingkat pelayanan umum dan diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada Pemerintah Daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah PAD. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan PDAM yang didasarkan pada asas ekonomi yang sangat sehat Evaluasi PDAM didasarkan pada keputusan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang pedoman penilaian 21 kinerja Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara kuantitas dan kualitas PDAM harus dikelola oleh direksi yang profesional. Dan untuk keberhasilan direksi dalam mengelola PDAM dilakukan penilaian terhadap kinerja pada setiap akhir tahun buku. Penilaian keadaan tingkat keberhasilan PDAM digolongkan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, sebagai berikut: a. Baik sekali, bila memperoleh nilai kinerja di atas 75 b. Baik, bila memperoleh nilai kinerja di atas 60 sampai dengan 75 c. Cukup, bila memperoleh nilai kinerja di atas 45 sampai dengan 60 d. Kurang, bila memperoleh nilai kinerja di atas 30 sampai dengan 45 e. Tidak baik, bila memperoleh nilai kinerja kurang dari atau sama dengan 30 Menurut Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, Badan Pengawas pada setiap akhir tahun buku melakukan penilaian kinerja PDAM meliputi aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Dimana penilaian atas bobot dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut: a. Aspek Keuangan 45 b. Aspek Operasional 40 c. Aspek Administrasi 15 22 Dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, dijelaskan indikator-indikator dari aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Indikator adalah tolak ukur tingkat keberhasilan dari suatu aspek. Indikator dari setiap aspek tersebut adalah:

a. Aspek Keuangan

1 Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari jumlah aktiva produktif yang dikelola. 2 Rasio Laba terhadap Penjualan Rasio ini digunakan untuk mengukur laba yang dapat diperoleh dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan. 3 Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Likuiditas Rasio ini untuk menilai ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga yang jatuh tempo jika ada. 4 Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Debt to Equity Ratio Rasio ini digunakan untuk menilai keseimbangan antara dua sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan, yaitu modal dan hutang.