Berakhirnya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho

59 ada di Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari Islam, juga mengirimkan utusanya pada kekaisaran Cina seperti Kerajaan Malaka, Kerajaan Samudera Pasai, dan kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Jawa. Ekspedisi pelayaran Dinasti Ming oleh Laksamana Cheng Ho di Nusantara juga memperkuat hubungan diplomatik dan perdagangan antara kekaisaran Cina dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Misi ekspedisi sebelum Laksamana Cheng Ho hanya dilakukan secara satu arah, dimana negeri-negeri lain yang datang ke Cina. Pada masa Laksamana Cheng Ho terjadinya pertukaran kunjungan baik dari kekaisaran Dinasti Ming dengan negeri-negeri yang di kunjungi oleh Laksamana Cheng Ho, sehingga dapat terjadinya pertukaran budaya di Nusantara maupun juga yang di Cina. 119 Budaya Cina telah menambah keanekaragaman budaya yang ada di Nusantara, baik dalam bahasa, keseniaan, makanan, arsitektur dan lain-lain. Olah karena itu seluruh budaya Cina dapat diterima oleh masyarakat di Nusantara juga dapat menerima orang-orang Cina yang ada di Nusantara. Hal ini juga dialami oleh etnis Cina yang ada di Nusantara yang mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari Nusantara. Interaksi budaya antara Cina dengan Nusantara sudah terjalin lama dan dilakukan oleh para pedagang-pedagang yang berasal dari Cina yang menyinggahi Nusantara. Pada tahun 1405 pada masa kekuasaan Dinasti Ming di Cina mengutus Laksamana Cheng Ho sebagai duta Kaisar Cina untuk berlayar ke Semudera Selatan. Dalam pelayaran Laksamana Cheng Ho yang dilakukan sebanyak tujuh kali, beliau juga selalu mengunjungi Nusantara sebagai 119 Tan Ta Sen, Cheng Ho Penyebar Islam Dari China ke Nusantara, Jakarta, Buku kompas, 2010, hlm. 242 60 tepat persinggahannya dalam perjalanan dari Asia menuju Afrika. Dalam setiap persinggahan Laksamana Cheng Ho di Nusantara membuat terjadinya interaksi budaya antara budaya Cina dengan budaya yang ada di Nusantara diantaranya.

1. Peringatan Pelayaran Cheng Ho Sam Po Tay Jien

Pengaruh budaya yang ditinggalkan oleh Laksamana Cheng Ho di Nusantara dalam ekpedisi pelayarannya ke Samudera Selatan dapat dibuktikan dengan adanya peringatan pelayaran Laksamana Cheng Ho. Ritual utama dalam pelayaran Laksamana Cheng Ho adalah arak-arakan patung Laksamana Cheng ho yang diberangkatkan dari Kelenteng Tay Kak Sie menuju Kelenteng Sam Po Kong, yang dulunya dikenal sebagai Kelenteng Gedong Batu di Simongan. Peringatan pelayaran Laksamana Cheng Ho tersebut, menggambarkan bentuk penghormatan atas segala jasa Laksamana Cheng Ho dalam memberikan kesejahteraan dan keselamatan dagi masyarakat Nusantara. Bagi penganut kepercayaan Budha, Taoisme dan Konfusianisme yang ada di Nusantara, Laksamana Cheng Ho dianggap sebagai Dewa Pelindung Kongco. Hal ini disebabkan jasa yang dilakukan Laksamana Cheng Ho, dalam menumpas para peropak bajak laut Chen Chuyi yang selalu mengganggu perdagangan dan pelayaran umat Budha yang akan beribadah ke India. Penumpasan para perompak bajak laut yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407 terjadi dalam suatu peperangan besar di Selat Malaka, dalam suatu perjalan pulang dari Afrika menuju Cina Laksamana Cheng Ho yang singgah di Palembang. 120 120 https:templesymbolchineseculture.files.wordpress.com semarang-sejarah-umum-sam-poo-tay- djien. 61 Mendaratannya armada Laksamana Cheng Ho di Simongan, Semarang disebabkan karena salah satu juru mudi utama armada Laksamana Cheng Ho yang bernama Wang Jihong mendadak mengalami sakit keras. Setelah berlabuh armada Laksamana Cheng Ho menemukan gua batu Gedong Batu yang kemudian dijadikan tempat peristirahatan, yang saat ini gua batu tersebut disebut dengan Klenteng Gedong Batu Cheng Ho. Kelenteng Gedong Batu Cheng Ho yang dibuat oleh Wang Jihong yang merupakan juru mudi armada Laksamana Cheng Ho dan memutuskan untuk tinggal di Semarang bersama dengan anak buah kapal lainnya, untuk menghormati Laksamana Cheng Ho, Wang Jihong mendirikan patung Cheng Ho dan diletakkan di dalam gua batu Gedong Batu Cheng Ho yang digunakan untuk beribadah dan menghormati jasa Laksamana Chang Ho. 121

2. Seni dan Sastra

Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara memberikan pengaruh yang besar terhadap kebudayaan yang ada di Nusantara, sehingga terjadinya perpaduan kebudayaan Nusantara dengan Cina. Dalam bidang seni dan sastra yang ada di Nusantara mendapat pengaruh Cina setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Bahkan, pengaruh kedatangan Laksamana Cheng Ho dalam bidang seni dan sastra tidak hanya dirasakan oleh Nusantara saja melainkan juga seluruh Asia Tenggara dan daerah lainnya yang menjadi daerah-daerah persinggahan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho. Pengaruh dalam bidang seni dan sastra dengan adanya kedatangan Laksamana Cheng Ho ke 121 Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionhoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 239 62 Nusantara terutama terlihat pada cerita-cerita rakyat yang berkambang di Nusantara, dalam hal ini para pengikut Laksamana Cheng Ho yang berasal dari Cina menceritakan cerita-cerita rakyat Cina kepada anak-anak di kerajaan yang dikunjungi di Nusantara, hal ini adanya perpaduan antara cerita Nusantara dengan cerita dari Cina, timbal balik pengaruh dalam bidang seni dan sastra juga dialami oleh masyarakat Cina dengan adanya kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Pada cerita-cerita rakyat yang ada di Nusantara di ceritakan kembali di Cina, setelah singgahnya armada Laksamana Cheng Ho di Nusantara, seperti cerita tentang Joko Tarub yang ada di Nusantara setelah di bawa ke Cina dan di ceritakan kembali di Cina menjadi cerita Peacock Maiden Dara Merak yang terkenal di Yunnan. 122

B. Dampak Dalam Bidang Agama Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara

1. Masuknya Islam di Cina

Masuknya Islam di Cina terjadi pada abad ke 7 M, pada masa kalifah ke tiga yaitu Uthaman’b Affan pada tahun 577-656 M, mengirimkan utusannya ke Cina untuk memperkenalkan keadaan Negeri Timur Tengah dan Agama Islam. Pada masa pemerintahan Dinasti Tang yang dipimpin oleh Kaisar Yong Hui, sehingga mulai tersebarnya Agama Islam di Cina. Masuknya Agama Islam ke Cina melalui darat dan laut. Pada persebaran Agama Islam yang melalui darat di awali dari Arab sampai kebagian barat Laut Cina dengan melewati Persia dan Afganistan. Jalan ini sering dikenal sebagai jalur sutra. Sedangkan perjalanan laut 122 Ibid., hlm. 226