Seni dan Sastra Dampak Budaya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara

66 Islam penting pertama yang berkunjung ke Pulau Jawa. Sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho di Jawa sudah ada muslim Cina di Pulau Jawa, misalnya dalam catatan Ma Huan 124 bahwa di kalangan Cina di Pulau Jawa terdapat banyak orang yang memeluk Agama Islam. Penyebaran Agama Islam di tempat-tempat yang menjadi kunjungan dalam ekspedisi Laksamana Cheng Ho dan para pengikutnya mengambil keputusan untuk menyebarkan Agama Islam di Asia- Afrika dan Nusantara. Selama tujuh kali melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan pada tahun 1405-1433 M, Laksamana Cheng Ho selalu singgah di kepulauan Nusantara. Selama kunjungannya secara aktif menyebarkan Agama Islam di Nusantara dan ditempat lain yang di kunjunginya. Kunjungan Laksamana Cheng Ho yang memberi pengaruh terhadap persebaran Agama Islam di Nusantara, sehingga munculnya komunitas-komunitas Agama Islam Cina di Nusantara, dengan adanya bangunan masjid seperti di Cirebon, Tuban, Palembang, Gersik, dan tempat lainnya. Tempat-tempat ini juga merupakan daerah pesisir yang banyak disinggahi oleh para pedagang dari berbagai mancanegara. Komunitas Islam yang dibentuk oleh Laksamana Cheng Ho tersebut yang selanjutnya menyebarkan Agama Islam kepada penduduk-penduduk yang ada di Nusantara. 125

3. Pemujaan Terhadap Laksamana Cheng Ho

Pemujaan Laksamana Cheng Ho yang terjadi di Jawa dan juga tempat- tempat lainnya di Asia Tenggara yang menjadi tempat persinggahan Laksamana 124 Ma Huan merupakan seorang Cina muslim yang menulis kronik perjalanan ekspedisi Cheng Ho pada abad ke-15. 125 Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok-Indonesia, Jakarta, Buana Ilmu Populer, 1999, hlm. 26 67 Cheng Ho. Persinggungan agama setelah era Laksamana Cheng Ho singgah di Nusantara, menunjukan adanya hubungan konflik yang terjadi antara Cina muslim dengan Cina perantauan. Konflik yang terjadi antara Cina muslim dan Cina perantauan didasari oleh Laksamana Cheng Ho yang merupakan seorang tokoh yang dipuja oleh orang-orang Cina muslim maupun Cina imigran. Bagi kelompok Cina muslim Laksamana Cheng Ho merupakan tokoh penggerak dalam pertumbuhan pesat Islam di kalangan orang Cina di Kepulauan Melayu. Sehingga sepeninggal Laksamana Cheng Ho, komunitas muslin yang ada di Semarang menyelenggaran Shalat Ghib. Hal ini dikarenakan Islam melarang pemasangan dan pemujaan patung dan Laksamana Cheng Ho diabadikan melalui legenda- legenda oleh komunitas Cina Muslim. Pemujaan bagi Cina perantauan atau bagi Cina non muslim, Laksamana Cheng Ho merupan tokoh yang heroik sebagai pelindung dan penjaga orang Cina perantauan, hal ini di sebabkan adanya gelombanga pasang yang di alami oleh kelompok Cina perantauan, kemudian redanya gelombang pasang setelah kemataian Laksamana Cheng Ho. Sehingga kelompok Cina perantauan mulai mendewakan dan mengubah masjid yang pernah dibangun oleh Laksamana Cheng Ho menjadi klenteng. Seperti yang terjadi di Semarang Masjid yang bergaya arsitektur Cina peninggalan Laksamana Cheng Ho diubah menjadi klenteng Sam Po Kong yang dipersembahkan untuk Laksamana Cheng Ho, sehingga mulai berkembang pemujaan terhadap Laksamana Cheng Ho. Dalam ritual pemujaan rakyat Cina, para pahlawan dalam sejarah Cina dengan biografi-biografi yang terkumpul didewakan karen perilaku dari tokoh semasa hidup patut diteladani.